Analisis Primal Analisis Nilai Dual Analisis Sensitivitas

Pusat Statistik, Departemen Pertanian, Dinas Pertanian setempat, dan Direktorat Jendral Hortikultura.

4.3 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dijabarkan secara deskriptif, mengenai gambaran dan kondisi perusahaan. Data kuantitatif yang digunakan adalah rata-rata produksi tahunan bibit tanaman hias, penerimaan, biaya dan keuntungan di PT. Inggu Laut Abadi. Data kuantitatif berupa analisis penerimaan, biaya, dan keuntungan aktual perusahaan diolah dengan program Microsoft Excel dan kalkulator. Hasil pengolahan tersebut dijadikan sebagai dasar untuk membentuk fungsi tujuan dan kendala dalam upaya menghasilkan kombinasi produksi yang optimal di PT. Inggu Laut Abadi. Setelah didapatkan fungsi tujuan dan kendala, kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan program linier LINDO Linier Interactive and Discrete Optimizer. Dari hasil pengolahan dengan program linier juga akan diperoleh tingkat keuntungan maksimum yang dapat diperoleh PT. Inggu Laut Abadi dalam setahun, penggunaan sumberdaya, dan sensitivitas tingkat keuntungan dan ketersediaan sumberdaya dalam mengubah solusi optimal.

4.3.1 Analisis Primal

Analisis Primal berguna untuk menentukan tingkat kombinasi produk optimal yang akan memaksimumkan keuntungan. Berdasarkan hal tersebut maka akan diperoleh berapa jumlah setiap variabel keputusan Xn yang diproduksi yang dapat memaksimumkan keuntungan atau nilai tujuan Z dengan kendala sumberdaya yang dihadapi. Hasil analisis primal akan dibandingkan dengan tingkat kombinasi produk aktual perusahaan, sehingga dapat diketahui apakah perusahaan sudah melakukan kombinasi produksi pada tingkat yang optimal. Nasendi dan Anwar, 1985. Menurut Gass 1975, analisis primal yaitu jumlah setiap output yang harus diproduksi dengan tujuan untuk memaksimumkan nilai dari total produksi.

4.3.2 Analisis Nilai Dual

Analisis nilai dual dilakukan untuk mengetahui sumberdaya mana saja yang termasuk ke dalam sumberdaya yang langka dan sumberdaya yang berlebihan. Hal ini dilakukan dengan cara melihat slacksurplus dan nilai dualnya pada setiap jenis kendala. Nilai slacksurplus yang lebih besar dari nol dan nilai dual shadow price sama dengan nol maka sumberdaya tersebut termasuk ke dalam kategori sumberdaya berlebihan. Apabila sebaliknya, nilai slacksurplus sama dengan nol dan nilai dual lebih besar dari nol maka sumberdaya tersebut merupakan sumberdaya yang langka atau terbatas dan termasuk ke dalam jenis kendala yang membatasi nilai fungsi tujuan Z. Nilai dual juga menggambarkan harga tertinggi suatu sumberdaya yang bersedia dibeli oleh perusahaan, sehingga dengan nilai dual tersebut perusahaan akan bersedia untuk menambah ketersediaan sumberdaya yang langka jika nilai dualnya lebih besar daripada harga beli satu-satuan sumberdaya langkanya. Nasendi dan Anwar, 1985. Menurut Gass 1975, analisis nilai dual yaitu nilai unit yang harus ditentukan untuk setiap input dengan tujuan untuk meminimisasi nilai total input.

4.3.3 Analisis Sensitivitas

Taha 1996 menyatakan bahwa analisis sensitivitas dilakukan setelah solusi optimal tercapai untuk mengetahui sejauh mana perubahan pada tingkat keuntungan dan ketersediaan sumberdaya tidak akan mengubah solusi optimal. Pengaruh perubahan dapat dilihat dari selang kepekaan yang terdiri dari selang kepekaan minimum allowable decrease dan selang kepekaan maksimum allowable increase. Semakin sempit selang kepekaan tingkat keuntungan atau ketersediaan sumberdaya menunjukkan bahwa nilai tersebut paling peka dalam mengubah solusi optimal.

4.3.4 Analisis Post Optimal