Analisis Nilai Dual HASIL DAN PEMBAHASAN

Dengan asumsi bahwa seluruh produksi mampu diserap pasar, dengan produktivitas setiap jenis bibit tetap serta harga jual dan total biaya per bibit tidak berubah maka keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan selama satu tahun adalah Rp 103.372.579,98. Sedangkan dalam kondisi aktual, perusahaan dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp 101.173.097,61. Tambahan keuntungan dalam satu tahun yang diterima perusahaan sebesar Rp 2.199.482,37. Model linear programming dan hasil input LINDO pada kondisi optimal dapat dilihat pada Lampiran 6.

6.4 Analisis Nilai Dual

Besarnya penggunaan input produksi dapat diketahui dari nilai slack atau surplus dan nilai shadow price-nya. Jika nilai slack atau surplus-nya sama dengan nol, maka sumberdaya tersebut habis terpakai atau langka. Sebaliknya, jika nilai slack atau surplus-nya tidak sama dengan nol berarti sumberdaya tersebut dalam jumlah berlebih. Angka nilai slack menunjukkan jumlah berlebih surplus. Nilai dual dari sumberdaya yang langka atau pembatas merupakan shadow price dari sumberdaya tersebut. Perubahan dari satu unit ketersediaan akan menyebabkan perubahan nilai fungsi tujuan sebesar nilai shadow price-nya. Nilai shadow price ini untuk mengetahui sumberdaya mana yang menjadi kendala utama dalam mencapai hasil yang optimal. Alokasi penggunaan input produksi, nilai slack dan nilai dual price dari setiap fungsi kendala dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Alokasi Sumberdaya Optimal PT. Inggu Laut Abadi Tahun 2007 Kendala Slack Or Surplus Dual Prices Lahan 1341.433350 0.000000 Media Tanam 8337.803711 0.000000 Pupuk Kimia 608.445129 0.000000 Pupuk Organik 402.443573 0.000000 Larutan HPT 38421.621094 0.000000 Sekam Bakar 0.000000 45353.292969 Tanaman induk bibit indukan krisan 0.000000 1302.525879 Tanaman induk bibit produksi krisan 27652.992188 0.000000 Tanaman induk bibit produksi anyelir 0.000000 1107.506958 Tenaga kerja 21566.542969 0.000000 Kendala Permintaan Bibit Indukan Krisan 2162.909180 0.000000 Kendala Permintaan Bibit Produksi Krisan 673147.125000 0.000000 Kendala Permintaan Bibit Produksi Anyelir 270.000000 0.000000 Indukan Botolan Krisan 14247.498047 0.000000 Indukan Botolan Anyelir 191.899994 0.000000 Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat kendala yang habis terpakai dan merupakan sumberdaya yang langka yaitu sekam bakar, tanaman induk bibit indukan krisan, dan tanaman induk bibit produksi anyelir. Masing-masing sumberdaya ini memiliki nilai surplusslack yang sama dengan nol. Dengan kata lain, jika terjadi perubahan sebesar satu-satuan unit dari sumberdaya tersebut maka akan menyebabkan perubahan nilai fungsi tujuan sebesar nilai shadow pricenya. Sekam bakar menjadi sumberdaya yang terbatas karena perusahaan memiliki sistem persediaan untuk sumberdaya ini hanya untuk kegiatan produksi pada saat tertentu, sehingga tidak memperkirakan kebutuhan sekam bakar untuk produksi berikutnya. Perusahaan melakukan sistem pembelian yang rutin setiap bulan dengan kuantitas yang sama sehingga perusahaan tidak dapat memperhitungkan kebutuhan untuk produksi selama satu tahun. Tanaman induk bibit indukan krisan serta tanaman induk bibit produksi anyelir menjadi sumberdaya yang terbatas karena pada solusi optimal bibit indukan krisan dan bibit produksi anyelir diproduksi sebanyak maksimum produksinya. Selain sumberdaya yang terbatas adapula sumberdaya yang berlebih salah satunya lahan. Lahan yang tersedia untuk kegiatan produksi pada PT. Inggu Laut Abadi yaitu 2569,3 m 2 yang dibagi menjadi delapan greenhouse dan satu laboratorium. Perusahaan baru memanfaatkan tujuh greenhouse untuk kegiatan produksinya. Greenhouse delapan yang belum dimanfaatkan dapat dialokasikan untuk memproduksi bibit produksi krisan karena permintaannya tinggi. Selain itu, untuk memanfaatkan lahan antar greenhouse, perusahaan menanam tanaman sela untuk mengisis kekosongan tersebut. Tanaman sela yang ditanam oleh perusahaan diantaranya Rosella, Taiwan Leaf serta tanaman cabe rawit. Saat ini perusahaan memanfaatkan greenhouse delapan bukan untuk kegiatan produksi. Perusahaan menggunakan lahan tersebut untuk menaanm tanaman hias jenis yang lain misalnya snap dragon, bunga anyelir serta taiwan leaf. Berbagai jenis tanaman hias tersebut ditanam untuk memenuhi kebutuhan permintaan tanaman hias dari PT. Inggu Laut Abadi cabang Malang, tetapi tidak dikomersilkan. Walaupun demikian, perusahaan dapat lebih memanfaatkan lahan tersebut untuk kegiatan produksi dengan mengalokasikan lahan tersebut untuk bibit produksi krisan dan dapat tetap menanam beberapa jenis tanaman hias sebagai tanaman sela.

6.5 Analisis Sensitivitas