Kendala Greenhouse Kendala Media Tanam Kultur Jaringan

kebutuhan input produksi yang digunakan per jenis bibit tanaman hias dikalikan dengan harga input produksi. Selisih antara penerimaan per jenis bibit tanaman hias dengan total biaya produksi per bibit merupakan keuntungan yang diterima perusahaan per jenis bibit tanaman hias. Keuntungan tersebut menjadi koefisien fungsi tujuan dalam merumuskan model program linier. Keuntungan per jenis bibit tanaman hias tersebut dapat dilihat pada Tabel 9 dan Lampiran 5. Tabel 9. Keuntungan Per Jenis Bibit Tanaman Hias Dalam Satuan Rupiah Jenis Produk Variabel Keputusan Keuntungan Rp Bibit indukan krisan X1 656.60 Bibit produksi krisan X2 75.74 Bibit produksi anyelir X3 441.10 Berdasarkan keuntungan yang telah diperoleh dapat dirumuskan model fungsi tujuan linear programming sebagai berikut: Maksimum Z 656.60 X1 + 75.74 X2 + 441.10 X3

6.2 Penetuan Fungsi Kendala

Kendala sumberdaya yang dihadapi perusahaan diantaranya kendala Greenhouse, kendala media tanam kultur jaringan, kendala pupuk kimia, kendala larutan pupuk organik, kendala larutan HPT, kendala sekam bakar, kendala tenaga kerja, kendala tanaman induk, kendala permintaan dan kendala indukan botolan.

6.2.1 Kendala Greenhouse

Kendala lahan ini berhubungan erat dengan produktifitas masing-masing bibit tanaman hias. Produktifitas ini dapat diketahui melalui populasi setiap jenis bibit tanaman hias dalam lahan seluas satu meter persegi. Populasi setiap jenis bibit tanaman hias ini berbeda-beda. Populasi untuk jenis bibit indukan krisan, dalam satu meter terdapat 102 bibit, sehingga koefisien kendala lahan untuk bibit jenis ini sebesar 0,0098. Populasi bibit produksi krisan lebih banyak jika dibandingkan dengan populasi indukan krisan, karena dalam satu meter lahan terdapat 972 bibit yang dapat dihasilkan. Oleh karena itu, besar koefisien untuk kendala lahan bibit produksi krisan sebesar 0,00103. Bibit produksi yang lain, yang dihasilkan oleh perusahaan adalah bibit produksi anyelir. Populasi bibit produksi anyelir 694 bibit per meter persegi lahan, sehingga besar koefisien untuk bibit produksi anyelir 0,00144. Berdasarkan informasi dan perhitungan perusahaan terhadap kebutuhan lahan, dengan ketersediaan lahan untuk kegiatan produksi seluas 2569.3 m 2 , maka dapat disusun model pertidaksamaan untuk kendala lahan dalam program linier sebagai berikut: 0,0098X1 + 0,00103X2 + 0,00144X3 ≤ 2569,3 m 2

6.2.2 Kendala Media Tanam Kultur Jaringan

Media tanam untuk kultur jaringan menggunakan media agar yang telah dicampur dengan bahan-bahan kimia. Komposisi bahan kimia tersebut telah dijelaskan pada Bab sebelumnya. Media tanam ini digunakan untuk menghasilkan bibit botolan yang masih berupa eksplan. Media tanam yang digunakan untuk kultur jaringan di PT. Inggu Laut Abadi adalah ½ MS Murashige dan Skoog dengan konsentrasi 0,5. Media tanam ini terdiri dari komponen makro dan komponen mikro dengan dosis setengah dari yang seharusnya. Dalam tiga liter media tanam yang dibuat, digunakan untuk 140 botol tanaman, dalam satu botol dapat dihasilkan sekitar 500 bibit untuk masing-masing jenis produk, sehingga kebutuhan untuk satu botol bibit tanaman sebesar 0,0000428 liter. Ketersediaan larutan media tanam dalam satu tahun yaitu sebesar 432 liter. Berdasarkan keadaan tersebut, maka fungsi kendala untuk program linier dapat dirumuskan sebagai berikut: 0,0000428X1 + 0,0000428X2 + 0,0000428X3 ≤ 432 liter

6.2.3 Kendala Pupuk Kimia