larutan media tanam dalam satu tahun yaitu sebesar 432 liter. Berdasarkan keadaan tersebut, maka fungsi kendala untuk program linier dapat dirumuskan
sebagai berikut:
0,0000428X1 + 0,0000428X2 + 0,0000428X3 ≤ 432 liter
6.2.3 Kendala Pupuk Kimia
Pupuk kimia ini digunakan untuk penambahan hara dalam tanah agar tanaman tetap dapat memperoleh hara yang dibutuhkan. Pupuk kimia yang
digunakan di perusahaan ini yaitu pupuk NPK dengan harga Rp 3.800,00 per kilogram. Intensitas pemberian pupuk kimia ini dilakukan setiap dua minggu
sekali baik untuk produksi bibit krisan maupun produksi bibit anyelir. Jumlah pupuk NPK ini sebesar 25 kilogram untuk satu shift lahan setiap satu kali
pemupukan. Dalam satu shift lahan, terdapat 10.000 bibit krisan, sedangkan untuk bibit anyelir sebanyak 5.000 bibit.
Bibit indukan krisan menggunakan pupuk NPK sebesar 25 kg untuk 5.000 tanaman satu shift, sehingga untuk satu bibit indukan krisan membutuhkan
pupuk NPK sebesar 0,005kg. Pupuk NPK yang dibutuhkan untuk 10.000 bibit yaitu 25 kg, sehingga untuk satu bibit produksi krisan dibutuhkan NPK sebesar
0,0025 kg. Selain itu, bibit yang dipupuk dengan pupuk NPK yaitu bibit produksi anyelir. Untuk 5.000 bibit produksi anyelir dibutuhkan pupuk NPK sebesar 50 kg,
sehingga pupuk NPK yang dibutuhkan untuk satu bibit produksi anyelir yaitu 0.01 kg.
Ketersediaan pupuk kimia setiap bulan yaitu sebesar 200 kg, sehingga dalam satu tahun sebesar 2400 kg. Berdasarkan informasi tersebut, maka fungsi
kendala pupuk kimia dapat dirumuskan sebagai berikut:
0,005X1 + 0,0025X2 + 0,01X3 ≤ 2400kg
6.2.4 Kendala Larutan Pupuk Organik
Selain pupuk kimia, pupuk yang dibutuhkan untuk produksi bibit adalah pupuk organik. Pupuk organik yang digunakan perusahaan adalah pupuk kandang
yang telah dilarutkan dalam air dengan komposisi tertentu. Komposisi larutan pupuk organik adalah dalam 1000 liter air terdiri 200 kg pupuk kandang dengan
harga Rp 3.500kg, 2 kilogram gula pasir seharga Rp 6.000kg, 5 kilogram urea Rp 1.600kg, serta satu botol EM 4 seharga Rp 16.000botol. Dari informasi
tersebut, harga untuk satu liter larutan pupuk sebesar Rp 736liter. Pemupukan dilakukan setiap satu minggu sekali. Banyaknya larutan pupuk
organik untuk satu kali pemupukan yaitu 500 liter untuk satu shift lahan. Untuk memperoleh bibit indukan krisan sebanyak 5.000 bibit diperlukan 1.000 liter
larutan pupuk, sedangkan untuk memperoleh 10.000 bibit produksi krisan diperlukan 1.000 liter larutan pupuk, dan untuk memperoleh 5.000 bibit produksi
anyelir diperlukan 2000 liter larutan pupuk. Oleh karena itu, satu bibit indukan krisan membutuhkan 0,2 liter larutan pupuk, satu bibit produksi krisan
membutuhkan 0,1 liter larutan pupuk, sedangkan untuk satu bibit produksi anyelir membutuhkan 0,4 liter larutan pupuk. Ketersediaan larutan pupuk organik tersebut
dalam satu tahun yaitu sebesar 80.000 liter. Fungsi kendala larutan pupuk organik dapat dirumuskan sebagai berikut:
0,2X1 + 0,1X2 + 0,4X3 ≤ 80.000 liter
6.2.5 Kendala Larutan HPT