147.667,85. Kombinasi produksi setelah diterapkannya skenario ini dapat dilihat pada Tabel 14. Hasil output LINDO pada Skenario 1 dapat dilihat pada Lampiran
7. Tabel 14. Kombinasi Jumlah Produksi Bibit Tanaman Hias Skenario 1
Jenis Produk Variable Keputusan
Skenario 1 Bibit indukan krisan
X1 13091
Bibit produksi krisan X2
1226188 Bibit produksi anyelir
X3 4320
6.6.2 Skenario 2
Pada analisis nilai dual, salah satu kendala yang berlebih yaitu kendala tenaga kerja. Kelebihan sumberdaya ini harus diefektifkan salah satunya dengan
cara mengurangi jam tenaga kerja. Kelebihan jumlah tenaga kerja ini yaitu sebesar 21.566,54jam
. Apabila perusahaan mengurangi jumlah jam tenaga kerja sebesar
22.000 jam untuk waktu satu tahun, maka solusi optimal berubah. Perubahan ini dapat dilihat pada Tabel 15. Hasil output LINDO pada Skenario 2 dapat dilihat
pada Lampiran 8. Tabel 15. Kombinasi Produksi Tanaman Hias setelah Post Optimal Skenario 3
Jenis Bibit Tanaman Hias Variabel Keputusan
Skenario 2 indukan krisan
X1 9545
produksi krisan X2
1231488 produksi anyelir
X3 4320
Keuntungan yang dioperoleh perusahaan pada kondisi efisiensi jam tenaga kerja lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi aktual perusahaan yaitu
sebesar Rp 101.445.825,97. Selisih keuntungan lebih besar Rp 272.729,4.
Hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk lebih mengefisienkan jam tenaga kerja adalah
dengan mengurangi tenaga kerja atau dengan membagi jam tenaga kerja dengan sistem shift, sehingga jam tenaga kerja bisa lebih efisien.
Hasil olahan untuk ketiga skenario post optimal menghasilkan kombinasi output produksi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel
16. Tabel 16. Perbandingan Kombinasi Output antara Solusi Optimal dengan
Skenario Post Optimal Jenis Bibit Tanaman Hias
Optimal Skenario 1
Skenario 2 Indukan krisan
13091 13091
9545 produksi krisan
1226188 1226188
1231488 produksi anyelir
4320 4320
4320
Keuntungan Rp 103.372.579,98
101.320.764,46 101.445.825,97
Tabel 16 dapat dilihat perbandingan kombinasi output yang diproduksi untuk masing-masing skenario post optimal. Dari kedua skenario post optimal
tersebut, keuntungan yang diterima oleh perusahaan lebih rendah jika dibandingkan dengan solusi optimal. Keuntungan paling rendah ketika perusahaan
mengalami peningkatan salah satu biaya input yaitu biaya bahan kimia. Kombinasi produksi setelah post optimal tidak berbeda jauh dengan solusi
optimal sebelumnya. Ketika perusahaan mengalami peningkatan harga bahan baku yaitu harga bahan kimia, solusi optimal tidak berubah, karena peningkatan
harga tersebut masih berada pada selang sensitivitasnya. Selain itu, presentase biaya bahan baku sangat kecil terhadap biaya total sehingga tidak terlalu
berpengaruh terhadap solusi optimal. Pada skenario yang kedua, solusi optimal untuk beberapa jenis bibit berubah, diantaranya bibit indukan krisan dan bibit
produksi krisan. Jika dilihat dari pemakaian jam tenaga kerja, bibit indukan krisan merupakan produk yang paling banyak menggunakan jam tenaga kerja
dibandingkan dengan bibit yang lain sehingga jumlah solusi optimal untuk bibit jenis ini berkurang. Sedangkan untuk jenis bibit produksi krisan menggunakan
jam tenaga kerja paling sedikit sehingga solusi optimal bibit tersebut pada skenario kedua ini mengalami peningkatan.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada Bab sebelumnya, maka hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kombinasi jumlah bibit tanaman hias yang dapat memberikan keuntungan
maksimum dalam satu tahun berdasarkan pemecahan model program linier adalah bibit indukan krisan 13091 bibit, bibit produksi krisan 1226188 bibit,
bibit produksi anyelir 4320 bibit. Pada solusi optimal perusahaan memproduksi ketiga jenis bibit tanaman hias.
2. Dengan asumsi bahwa seluruh produksi mampu diserap pasar, dengan
produktivitas setiap jenis bibit tetap serta harga jual dan total biaya per bibit
tidak berubah maka keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan selama satu tahun adalah Rp 103.372.579,98. Sedangkan dalam kondisi aktual, perusahaan
dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp 101.173.097,61. Tambahan keuntungan dalam satu tahun yang diterima perusahaan sebesar Rp
2.199.482,37. 3.
Kendala yang habis terpakai dan merupakan sumberdaya yang langka yaitu sekam bakar, tanaman induk bibit indukan krisan, dan tanaman induk bibit
produksi anyelir. 4.
Koefisien fungsi tujuan yang memiliki selang kepekaan paling tinggi yaitu bibit produksi krisan. Sedangkan untuk sensitivitas nilai RHS, sumberdaya
yang memiliki selang kepekaan terbatas yaitu sekam bakar, tanaman induk bibit indukan krisan, dan tanaman induk bibit produksi anyelir.