29 perairan selatan Jawa-Bali, dan di perairan Selat Makassar Hendiarti, et al., 1995
serta di selatan Jawa Herlisman, 1996.
2.4 Penginderaan Jauh Kelautan
Penginderaan jauh inderaja kelautan saat ini telah berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi inderaja itu sendiri. Inderaja kelautanperikanan
seperti yang telah dilakukan pada beberapa negara maju misalnya Jepang, Australia, dan beberapa negara Eropa, telah terbukti banyak membantu dalam
berbagai penelitian untuk memahami dinamika lingkungan laut, termasuk memahami dinamika sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya.
Dalam perkembangan penggunaan teknologi satelit, khususnya yang banyak digunakan dalam sistem penginderaan jauh kelautan, telah dikembangkan
berbagai jenis sensor untuk mendeteksi berbagai parameter lingkungan laut yang penting di dalam proses-proses kelautan itu, baik proses fisika, kimia, maupun
biologi. Beberapa jenis sensor yang telah dikembangkan untuk kepentingan penginderaan jauh kelautan, diantaranya adalah jenis sensor CZCS Coastal Zone
Color Scanner yang diluncurkan pertama kali ke angkasa pada tahun 1978, yang
merupakan contoh sensor yang khusus dibuat untuk tujuan penelitian kelautan. Sensor yang lain seperti jenis TM Thematic Mapper yang dibawa oleh satelit
Landsat adalah khusus dirancang untuk penelitian di daratan, tetapi dapat pula
digunakan untuk tujuan penelitian kelautan, termasuk sensor AVHRR Advanced Very High Resolution Radiometer
yang banyak dimanfaatkan, karena dapat diperoleh dengan mudah dan murah.
2.4.1 Deskripsi dan perkembangan sistem inderaja
Pemanfaatan wahana antariksa untuk tujuan pengamatan tertentu, telah lama dan banyak digunakan termasuk untuk mengamati kondisi lingkungan
samudera di dunia. Wahana antariksa yang digunakan untuk penelitian kelautan adalah berupa satelit walaupun pada awalnya digunakan pesawat terbang selama
dalam uji coba sensor.
Satelit yang diluncurkan umumya tidak hanya membawa satu jenis sensor, tetapi sekaligus juga membawa beberapa jenis sensor lainnya. Satelit dengan
sensor yang bekerja pada daerah spektral sinar tampak ocean color sensor, merupakan kategori sensor yang bersifat umum, sedangkan nama sensornya
30 sendiri dapat bermacam-macam. Salah satu jenis coastal zone color sensor,
adalah AVHRR Advenced Very High Resolution Radiometer yang dibawa oleh satelit NOAA National Oceanic and Atmospheric Administration dan sampai saat
ini, sensor tersebut banyak digunakan untuk tujuan pengamatan kelautan Hanggono, et al., 2000.
Jenis satelit lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan pengamatan kelautan adalah TOPEX-POSEIDON dan SEASTAR dengan sensor SeaWiFS.
Amerika Serikat pada bulan Desember 1999 telah meluncurkan lagi satu satelit, yakni satelit TERRIA yang membawa sensor MODIS. Sensor SeaWiFS pada satelit
SEASTAR dan sensor MODIS pada satelit TERRIA, merupakan sensor pasif yang
dapat mengukur temperatur dan warna permukaan laut yang berkaitan dengan distribusi klorofil-a. Satelit TOPEX-POSEIDON yang membawa sensor radar
altimetri, merupakan sensor aktif sehingga dapat terbebas dari kendala tutupan awan. Satelit ini mampu memantau tinggi muka laut rata-rata, sehingga dapat
dimanfaatkan untuk pengukuran arus dan tinggi gelombang.
2.4.2 Aplikasi inderaja pada bidang kelautan
Aplikasi teknologi inderaja pada bidang kelautan ditujukan pada berbagai bidang kajian, misalnya penginderaan jauh untuk vegetasi mangrove, konsentrasi
klorofil dan produktivitas primer air laut, suhu dan arus permukaan laut, kedalaman air, terumbu karang, termasuk angin yang bertiup pada permukaan laut. Bahkan
akhir-akhir ini termasuk di Indonesia, telah sampai pada tahap bagaimana menentukan lokasi penangkapan ikan potensil, serta pengaruh musim terhadap
migrasi ikan telah banyak digeluti walaupun masih terus dalam tahap uji coba trial
and error . Di dalam penelitian ini, hanya digunakan teknologi inderaja kelautan
untuk mengetahui sebaran suhu permukaan laut SPL dari citra satelit NOAA- AVHRR
dan klorofil-a dari citra satelit SeaWiFS.
2.4.3 Suhu permukaan laut SPL