4 HASIL PENELITIAN 4.1 Statistik Produksi Ikan dan Telur Ikan Terbang
4.1.1 Produksi tahunan ikan dan telur ikan terbang
Produksi ikan terbang IT di daerah ini dihasilkan dari beberapa kabupaten yang berada di sepanjang pesisir pantai barat Sulawesi Selatan, seperti di
Kabupaten Takalar, Barru, Pinrang, Polmas, Majene dan Mamuju. Jumlah produksi yang dihasilkan dari daerah penghasil ikan terbang di daerah ini, secara keseluruhan
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Begitu pula dengan produksi telur ikan terbang TIT yang dominan dihasilkan oleh nelayan dari Kabupaten Takalar, juga
mengalami fluktuasi yang sama. Produksi ikan terbang selama sepuluh tahun
terakhir 1994 - 2003, diperoleh tertinggi pada tahun 2000 yakni sebesar 9.580,7 ton dan produksi kembali mengalami penurunan hingga terendah pada tahun 2003 yakni
sebesar 3.905,0 ton. Demikian pula halnya dengan jumlah produksi telur ikan terbang yang dihasilkan di daerah ini, diperoleh tertinggi pada tahun yang sama
yakni tahun 2000 dengan total produksi sebesar 2.448,5 ton dan terendah terjadi pada tahun 1995 dengan sama sekali tanpa ada produksi yang dihasilkan Gambar
13
. Walaupun tidak tetap perubahan jumlah produksi telur ikan terbang yang dihasilkan setiap tahunnya, namun nampak terdapat suatu kecenderungan siklus
tiga tahunan dimana produksi menurun, kemudian meningkat kembali pada tahun berikutnya. Produksi ikan dan telur ikan terbang yang meningkat hingga tahun 2000,
walaupun dengan jumlah unit upaya penangkapan yang hampir sama dengan tahun sebelumnya, diduga disebabkan oleh tingginya permintaan pasar telur ikan terbang
dari mancanegara dengan harga yang tinggi, yakni berkisar antara Rp. 250.000.- sampai dengan Rp. 300.000.- per kg. Permintaan pasar dan harga yang tinggi
terhadap komoditi ini, diperkirakan menyebabkan tingginya produksi yang dihasilkan baik ikan maupun telur ikan terbang oleh nelayan di daerah ini.
Produksi ikan terbang walaupun bukan merupakan jenis ikan yang tergolong ekonomis penting, namun dengan jumlah produksi yang dihasilkan cukup besar
setiap tahunnya, menyebabkan secara ekonomi tetap memberikan nilai produksi yang cukup tinggi, sehingga sampai saat ini kegiatan pemanfaatan sumberdaya ikan
terbang masih terus berlangsung. Nilai jual produksi ikan terbang pada tingkat nelayan, hampir stabil sepanjang tahun, karena hanya merupakan komoditi
perikanan dengan tujuan pemasaran lokal, terutama bagi daerah-daerah dimana
58
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
9000 10000
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Tahun
Produksi Ton
IT TIT
tidak memiliki produksi hasil laut. Pemanfaatan sumberdaya ikan terbang dilakukan oleh masyarakat nelayan setempat dengan skala tradisional, sehingga masih
memerlukan bantuan teknologi tepat guna dalam kaitan dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas penangkapan yang dilakukan.
Sumber :
DKP Propinsi Sulawesi Selatan, 1994 - 2003
Gambar 13
Produksi tahunan ikan dan telur ikan terbang di Sulawesi Selatan. Sebaliknya produksi telur ikan terbang memegang peranan yang cukup
penting bagi nelayan setempat, karena jenis komoditi perikanan ini merupakan komoditi ekspor yang banyak diminati oleh beberapa negara terutama bagi negara
maju, seperti Jepang, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. Nilai jual telur ikan terbang yang siap untuk diolah lebih lanjut oleh pengusaha pengumpul sebelum
ditawarkan kepada pengusaha ekspor hasil perikanan sangat berfluktuasi, bergantung pada tingkat permintaan dari negara-negara tujuan disamping ditentukan
oleh nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang rupiah. Selain itu produk ini tergolong sebagai produk yang rentan dengan isu-isu lingkungan, menyebabkan
seringkali mendapat ancaman penolakan dari beberapa negara tujuan dengan
alasan pertimbangan konservasi sumberdaya. Permainan harga jual pada tingkat nelayan, juga banyak ditentukan oleh pengusaha pengumpul dan ponggawa yang
memberikan modal awal sebelum kegiatan penangkapan dilakukan oleh nelayan. Namun hal ini sangat sulit untuk diatasi dalam kaitan penstabilan harga, mengingat
peran pengusaha pengumpul dan ponggawa sangat besar terhadap keberlanjutan usaha dan kebutuhan ekonomi masyarakat nelayan yang setiap saat dapat
59
5 10
15 20
25 30
35 40
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003
Tahun
Nilai Produksi Milyar RP IT
TIT
menjalankan fungsinya sebagai pemberi modal tepat waktu tanpa disertai persyaratan yang rumit.
Nilai produksi telur ikan terbang cukup besar, walau masih berada di bawah beberapa jenis komoditi perikanan ekonomis penting lainnya, seperti : tuna,
cakalang, dan udang. Produksi telur ikan terbang dengan nilai yang tinggi ini, memberikan peranan yang cukup penting bagi ekonomi masyarakat nelayan
setempat, khususnya masyarakat nelayan patorani di Kabupaten Takalar. Perkembangan nilai produksi ikan dan telur ikan terbang selama sepuluh tahun
terakhir, ditunjukkan pada Gambar 14.
Sumber :
DKP Propinsi Sulawesi Selatan, 1994 - 2003
Gambar 14
Nilai produksi tahunan ikan dan telur ikan terbang di Sulawesi Selatan.
4.1.2 Produksi ikan dan telur ikan terbang menurut kabupaten