Suhu permukaan laut SPL

30 sendiri dapat bermacam-macam. Salah satu jenis coastal zone color sensor, adalah AVHRR Advenced Very High Resolution Radiometer yang dibawa oleh satelit NOAA National Oceanic and Atmospheric Administration dan sampai saat ini, sensor tersebut banyak digunakan untuk tujuan pengamatan kelautan Hanggono, et al., 2000. Jenis satelit lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan pengamatan kelautan adalah TOPEX-POSEIDON dan SEASTAR dengan sensor SeaWiFS. Amerika Serikat pada bulan Desember 1999 telah meluncurkan lagi satu satelit, yakni satelit TERRIA yang membawa sensor MODIS. Sensor SeaWiFS pada satelit SEASTAR dan sensor MODIS pada satelit TERRIA, merupakan sensor pasif yang dapat mengukur temperatur dan warna permukaan laut yang berkaitan dengan distribusi klorofil-a. Satelit TOPEX-POSEIDON yang membawa sensor radar altimetri, merupakan sensor aktif sehingga dapat terbebas dari kendala tutupan awan. Satelit ini mampu memantau tinggi muka laut rata-rata, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengukuran arus dan tinggi gelombang.

2.4.2 Aplikasi inderaja pada bidang kelautan

Aplikasi teknologi inderaja pada bidang kelautan ditujukan pada berbagai bidang kajian, misalnya penginderaan jauh untuk vegetasi mangrove, konsentrasi klorofil dan produktivitas primer air laut, suhu dan arus permukaan laut, kedalaman air, terumbu karang, termasuk angin yang bertiup pada permukaan laut. Bahkan akhir-akhir ini termasuk di Indonesia, telah sampai pada tahap bagaimana menentukan lokasi penangkapan ikan potensil, serta pengaruh musim terhadap migrasi ikan telah banyak digeluti walaupun masih terus dalam tahap uji coba trial and error . Di dalam penelitian ini, hanya digunakan teknologi inderaja kelautan untuk mengetahui sebaran suhu permukaan laut SPL dari citra satelit NOAA- AVHRR dan klorofil-a dari citra satelit SeaWiFS.

2.4.3 Suhu permukaan laut SPL

Suhu permukaan laut SPL, adalah merupakan salah satu parameter kelautan yang sangat penting. Berbagai proses kelautan dimana kejadiannya banyak dipengaruhi oleh SPL, atau sebaliknya proses-proses kelautan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan SPL. Oleh karena itu, mempelajari fenomena SPL adalah sangat penting untuk memahami dinamika dan kejadian-kejadian 31 kelautan. Bahkan SPL juga sangat berperan di dalam sistem iklim dan cuaca di daratan, sehingga SPL tidak hanya penting untuk penelitian kelautan, tetapi juga beberapa fenomena yang terjadi di daratan. Proses-proses kelautan yang lain seperti terjadinya upwelling dan front yang sangat penting bagi perikanan, juga dapat dipelajari melalui fenomena SPL tersebut. Metode inderaja untuk pengamatan SPL, dapat menggunakan energi infra merah maupun gelombang mikro. Di dalam tulisan ini, hanya dibatasi pada penggunaan gelombang infra merah secara khusus yang digunakan pada AVHRR yang ada pada satelit NOAA-AVHRR dengan 5 kanal band, yakni kanal 1, 2, 3, 4, dan 5 yang mencakup daerah spektral sinar tampak dan infra merah. Beberapa jenis sensor yang dibawa oleh satelit NOAA-AVHRR tersebut, dapat dilihat pada Tabel 3. Setiap piksel data AVHRR di daerah sekitar nadir, dapat mewakili daerah seluas 1,1 x 1,1 km, dengan demikian data AVHRR ini disebut mempunyai daerah resolusi spasial sekitar 1 km. Satu lintasan satelit, mampu mencakup daerah sekitar 3.000 km sepanjang lintasannya dari utara ke selatan atau sebaliknya. Tabel 3 Kanal dan panjang gelombang spektrum NOAA-AVHRR Kanal Panjang Gelombang µ m Spektrum 1 0,58 - 0,68 Sinar Tampak 2 0,72 – 1,10 Infra Merah Dekat 3 3,55 – 3,93 Infra Merah Menengah 4 10,30 – 11,30 Infra Merah jauh 5 11,50 – 12,50 Infra Merah Jauh Sumber : GC Net Home Page 1997 Penginderaan jauh SPL dengan AVHRR, telah berkembang dengan baik dan berbagai algoritma pendugaan SPL telah dibuat. Secara umum algoritma SPL dengan AVHRR, merupakan kombinasi dua atau tiga kanal terakhir kanal 3, 4 dan 5. Kombinasi dua kanal, dikenal sebagai metode split windows, sedangkan kombinasi 3 kanal disebut sebagai triple windows. Metode split windows kanal 4 dan 5 nampaknya merupakan metode yang paling banyak digunakan, sementara 32 metode single window sendiri hanya digunakan sebatas untuk mendeteksi sebaran SPL dan bukan untuk penentuan nilai-nilai SPL-nya. Beberapa algorit ma yang dapat digunakan untuk pendugaan SPL dengan AVHRR , disajikan pada Tabel 4. Penggunaan algoritma tersebut, pada prinsipnya adalah membuat persamaan hubungan antara SPL dengan suhu air yang dideteksi dari masing-masing kanal misalnya pada kanal 4 dan 5. Tabel 4 Beberapa algoritma SPL dengan NOAA-AVHRR No. Fungsi Estimasi SPL Algoritma 1. SPL = T W4 +2,1 T W4 – T W5 – 1,28 – 273,0 Deschamps Phulpin 1980 2. SPL = T W4 + 2,93 T W4 – T W5 – 0,76 – 273,0 McClain 1981 3. SPL = T W4 + 3,35 T W4 – T W5 + 0,32 – 273,0 Maul 1983 4. SPL = 1,035 T W4 + 3,046 T W4 – T W5 – 274,305 McClain, et al. 1983 5. SPL = T W4 + 2,702 T W4 – T W5 – 0,582 – 273,0 McMillin Crosby 1984 6. SPL = 1,699 T W4 – 0,699 T W5 – 0,24 – 273,0 Singh 1984 7. SPL = 1,0346 T W4 + 2,55 T W4 – T W5 + 0,21 –273,0 Strong McClain 1984 8. SPL = 1,0351 T W4 + 3, 046 T W4 – T W5 – 283,93 Callison, et al. 1989 Sumber : Hasyim, et al. 1996

2.4.4 Kandungan klorofil