24 1987 mengemukakan bahwa, sebaran salinitas rata-rata Laut Jawa adalah
berkisar 32,50‰, Laut Flores 33,50‰, sedangkan Selat Makassar, Laut Banda dan Laut Sulawesi sekitar 34,00‰.
Hasil pengamatan Yahya, et al. 2001 mengemukakan bahwa, sebaran mendatar salinitas permukaan laut Selat Makassar diperoleh kisaran terendah pada
peralihan musim barat timur yakni antara 31,03 – 33,27‰, kemudian nilai salinitasnya meningkat memasuki musim timur yakni antara 33,69 – 33,86‰, dan
kemudian memasuki awal peralihan musim timur barat salinitas cenderung menurun kembali, bahkan nilai salinitas terendah pada salah satu stasiun pengukuran di
bagian selatan Selat Makassar pada musim tersebut, yakni sebesar 30,01‰. Pada musim yang bersamaan tetapi pada stasiun pengukuran yang berbeda, juga
ditemukan adanya massa air dengan nilai salinitas tertinggi yakni sebesar 34,20‰. Hal ini diduga kemungkinan disebabkan terdapatnya sejumlah massa air yang
terangkat ke permukaan akibat proses upwelling yang berlangsung selama periode musim timur di perairan bagian selatan Selat Makassar.
2.3.3 Unsur nutrien
Kandungan nutrien di laut yang terdiri atas beberapa unsur, diantaranya fosat, nitrat, dan silikat umumnya bervarasi menurut letak dan kedalaman perairan.
Unsur-unsur tersebut merupakan zat hara yang sangat diperlukan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan organisme di laut seperti fito dan zooplankton.
Konsentrasi fosfat di perairan Indonesia bagian timur, termasuk di perairan Selat Makassar menunjukkan nilai yang lebih tinggi pada periode musim timur dari pada
musim barat. Pada musim barat, umumnya konsentrasi fosfat hanya berkisar antara 0,20 – 0,30
µ g-at PO
4
l, sedangkan pada periode musim timur nilai konsentrasinya meningkat menjadi 0,30 – 0,40
µ g-at PO
4
l. Hal tersebut, kemungkinan disebabkan adanya suplai unsur hara dari lapisan yang lebih dalam
ke bagian permukaan perairan dari proses pengangkatan massa air upwelling yang terjadi selama periode musim timur.
Konsentrasi nitrat di bagian permukaan pada perairan yang sama pada periode musim barat berkisar antara 0,50 – 1,00
µ g-at NO
3
l, sebaliknya pada periode musim timur terjadi peningkatan nilai konsentrasi nitrat yakni sebesar 2,00
µ g-at NO
3
l. Namun secara keseluruhan konsentrasi nitrat pada perairan Indonesia bagian timur berkisar antara 0,10 – 3,00
µ g-at NO
3
l Soegiarto dan Birowo, 1975.
25 Di perairan Selat Makassar, konsentrasi nitrat sebaliknya ditemukan meningkat
pada periode peralihan musim timur barat dibandingan pada saat musim timur dan peralihan musim barat timur, yakni berkisar antara 0,20 – 1,19
µ g-at NO
3
l. Konsentrasi silikat di perairan Selat Makassar, juga ditemukan sangat
bervariasi. Konsentrasi tertinggi ditemukan baik di sekitar perairan pantai maupun dengan bertambahnya kedalaman. Hal itu disebabkan beberapa hal diantaranya
adalah karena proses biologi yang berlangsung dan terus memanfaatkan unsur hara tersebut di dalam perairan. Sebaran mendatar kandungan silikat di perairan
Selat Makassar bagian selatan, menunjukkan bahwa rata-rata kandungan silikat secara spasial tertinggi ditemukan di sekitar perairan pantai kemudian menurun ke
arah bagian tengah laut. Berdasarkan periode musim, juga ditemukan bahwa konsentrasi silikat tertinggi diperoleh pada musim timur yakni sebesar 2,25 – 3,26
µ g-at SiO
4
l.
2.3.4 Pergerakan arus