6
58.04 34.07
7.35 0.53
MOTOR TEMPEL 0-5 GT
5-10 GT 10-20 GT
untuk menentukan standar mutu yang diterima oleh negara pengimpor, kemudian dikemas dalam bungkusan plastik dengan berat masing-masing 2 kg dan
dimasukkan ke dalam kotak untuk dipaking sebanyak 12 bungkus.
1.1.2 Sarana dan Prasarana Penangkapan Ikan
Sarana penangkapan berupa kapal penangkapan ikan yang digunakan masyarakat nelayan di dalam kegiatan penangkapan ikan dan telur ikan terbang di
daerah ini, masih tergolong sederhana dengan perlengkapan di atas kapal yang sangat minim. Persentase ukuran kapal penangkapan ikan di daerah ini sampai
dengan tahun 2003, masih didominasi dengan kapal-kapal perikanan tradisional berukuran kecil atau motor tempel Gambar 3. Kapal perikanan yang digunakan
memiliki ukuran dan bentuk yang bervariasi, namun semuanya hanya merupakan kapal kayu. Jenis kapal penangkap yang digunakan terdapat beberapa macam
menurut daerahkabupaten. Di Kabupaten Takalar dan Kabupaten Barru, nelayan menggunakan kapal penangkap dengan ukuran yang lebih besar yakni berkisar
antara 8 – 10 GT Lampiran 1. Hal ini dikarenakan daerah dimana kegiatan penangkapan ikan dan telur ikan terbang, umumnya berada jauh dari daerah
asalnya fishing base dan dengan jumlah hari operasi penangkapan setiap tripnya cukup panjang long trip.
Sumber : Statistik DKP Propinsi Sulawesi Selatan, 2003. Gambar 3
Persentase ukuran kapal penangkapan ikan di Sulawesi Selatan.
7 Peralatan di atas kapal yang digunakan nelayan untuk melakukan kegiatan
penangkapan ikan dan telur ikan terbang, juga masih sangat sederhana tanpa dilengkapi dengan peralatan navigasi seperti Global Positioning System GPS dan
peralatan elektronik penangkapan lainnya. Dengan demikian dalam penentuan lokasi penangkapan dan posisi dimana kapal berada selama di laut, semata-mata
didasarkan pada pengalaman yang diperoleh secara turun temurun. Pengalaman dalam melakukan kegiatan penangkapan selama ini, yang ditunjang dengan
pengetahuan dalam melihat beberapa tanda alam yang ada di sekitar perairan, sangat menentukan keberhasilan upaya penangkapan yang dilakukan.
Di Kabupaten Pinrang dan Majene, nelayan hanya menggunakan kapal penangkapan ikan yang jauh lebih kecil yakni berupa perahu sande dengan ukuran
berkisar antara 2 – 3 GT Lampiran 1. Kapal penangkap yang digunakan dengan ukuran kecil ini, hanya memungkinkan melakukan kegiatan penangkapan ikan
terbang di sekitar perairan pantai antara 2 – 3 mil laut dari daerah asalnya fishing
base , dan hanya melakukan penangkapan dengan trip harian.
Perbedaan ukuran kapal nelayan yang digunakan dalam kegiatan penangkapan ikan dan telur ikan terbang, di dasarkan pada kemampuan
menjelajahi wilayah perairan untuk penangkapan yang lebih jauh yang disebabkan faktor lokasi penangkapan fishing ground dengan ketersediaan stok kawanan ikan
yang bervariasi menurut tujuan utama penangkapan yang dilakukan. Di Kabupaten Takalar dimana nelayan menetapkan telur ikan terbang sebagai tujuan utama
kegiatan penangkapan, harus mampu menjelajahi daerah penangkapan yang lebih jauh, karena pada daerah itu diperkirakan merupakan daerah peneluran bagi ikan
terbang yang telah memasuki masa pemijahan. Hal itu juga dasarkan pada hasil pengalaman penangkapan telur ikan terbang yang selama ini dilakukan oleh
masyarakat nelayan setempat. Wilayah perairan yang umumnya digunakan nelayan dari Kabupaten Takalar untuk menangkap telur ikan terbang, berada jauh
dari daerah asalnya fishing base bahkan harus ditempuh selama 10 sampai 12 jam berlayar.
Alat penangkapan ikan dan telur ikan terbang yang digunakan oleh nelayan di daerah ini, adalah berupa jaring insang hanyut permukaanJIHP surface drift
gillnet untuk penangkapan ikan terbang dan berupa bubu hanyut permukaanBHP
surface drift traps atau bale-bale sebagai tempat peneluran untuk penangkapan telur ikan terbang Lampiran 2. Jumlah alat penangkapan ikan baik JIHP maupun
8 755
4.263
JIHP BHP
BHP dari tahun ke tahun mengalami flukt uasi. Jumlah kedua jenis alat penangkapan ini sampai pada tahun 2003, tercatat sebanyak 4.263 unit JIHP dan
755 unit BHP Gambar 4.
Sumber : Statistik DKP Propinsi Sulawesi Selatan, 2003. Gambar 4
Jumlah alat tangkap JIHP dan BHP di Sulawesi Selatan.
1.1.3 Sumberdaya Ikan Terbang