Analisis Dinamika Biologi Ikan Hasil Tangkapan .1 Dinamika biologi ikan dan periode musim

146 17.67 18.09 18.49 50.42 59.06 53.18 20 40 60 80 100 PMBT MT PMTB Periode Musim Panjang cm dan Berat gr Rata-Rata Panjang Berat oksigen di dalam perairan, maka akan berimplikasi pada penurunan jumlah hasil tangkapan ikan, dengan persamaan regesi Y = 6.014,83 – 0,23X 6 dan nilai r = 0,48. Hal tersebut kemungkinan disebabkan terdapatnya sejumlah kawanan ikan lainnya yang berada di sekitar perairan tersebut, yang menjadi predator bagi ikan terbang, sehingga kawanan ikan terbang melakukan mi gasi ke perairan lainnya untuk mencari perairan yang lebih aman dari serangan ikan-ikan predator tersebut. 5.3 Analisis Dinamika Biologi Ikan Hasil Tangkapan 5.3.1 Dinamika biologi ikan dan periode musim Dinamika biologi ikan berupa panjang berat, komposisi jenis kelamin, dan tingkat kematangan gonad hasil tangkapan ikan terbang di perairan Selat Makassar dianalisis berdasarkan periode musim penangkapan. Komposisi ukuran panjang berat hasil tangkapan ikan terbang di perairan Selat Makassar dari masing-masing periode musim penangkapan, ditunjukkan pada Gambar 48 dan Tabel 33. Gambar 48 Panjang berat ikan menurut periode musim. Rata-rata panjang total hasil tangkapan ikan terbesar 18,17 cm didapatkan pada periode PMTB dibandingkan dengan rata-rata ukuran panjang total ikan pada periode PMBT 17,55 cm dan MT17,95 cm. Berbeda halnya dengan rata-rata berat ikan hasil tangkapan, diperoleh terbesar yakni 59,06 g pada periode MT dibandingkan dengan kedua peralihan musim penangkapan lainnya, yakni masing- masing sebesar 50,42 g, dan 53,18 g. Dari analisis tersebut menunjukkan bahwa, 147 pertumbuhan dalam bentuk pertambahan panjang atau berat tubuh ikan terbang, mengalami perubahan menurut musim penangkapan. Pertambahan rata-rata panjang total ikan terbesar didapatkan pada akhir periode musim penangkapan PMTB, dan sebaliknya rata-rata pertambahan berat ikan tertinggi diperoleh pada periode MT akibat bertambahnya ukuran dan berat gonad ikan yang sebagian besar telah berada pada fase TKG IV pada periode musim tersebut. Tabel 33 Jumlah hasil tangkapan dan dinamika biologi ikan terbang Periode Musim Parameter Biologi Ikan PMBT MT PMTB Jumlah Tangkapan Ikan Ekor 15.283 32.360 24.535 Jantan 37,19 31,62 40,75 Jenis Kelamin Betina 62,81 68,38 59,25 I 19,32 7,03 19,51 II 24,94 12,62 29,49 III 22,77 24,41 31,29 TKG IV 32,96 55,94 19,71 Minimum 14,50 14,80 14,70 Maksimum 23,50 23,20 23,70 Panjang cm Rata-rata 17,67 18,09 18,49 Minimum 33,60 39,20 33,00 Maksimum 81,90 92,60 132,00 Berat g Rata-rata 50,42 59,06 53,18 Sumber : Hasil Pengamatan Lapang, 2004 148 21.70 - 23.50 19.90 - 21.70 18.10 - 19.90 16.30 - 18.10 14.50 - 16.30 PJGPMBT 600 550 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 86 214 486 167 21.52 - 23.20 19.84 - 21.52 18.16 - 19.84 16.48 - 18.16 14.80 - 16.48 PNJGMT 600 550 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 29 137 259 542 113 21.90 - 23.70 20.10 - 21.90 18.30 - 20.10 16.50 - 18.30 14.70 - 16.50 PNJGPMTB 600 550 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 39 169 235 526 71 72.2 - 81.9 62.6 - 72.2 52.9 - 62.6 43.3 - 52.9 33.6 - 43.3 BRTPMBT 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 56 143 288 140 81.9 - 92.6 71.2 - 81.9 60.6 - 71.2 49.9 - 60.6 39.2 - 49.9 BRTMT 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 84 239 244 172 112.2 - 132.0 92.4 - 112.2 72.6 - 92.4 52.8 - 72.6 33.0 - 52.8 BRTPMTB 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 38 267 412 Panjang ikan Berat ikan Gambar 49 Proporsi panjang berat ikan menurut periode musim. Secara keseluruhan hasil tangkapan diperoleh persentase jumlah ikan terbang berjenis kelamin betina lebih banyak dibandingkan dengan persentase jumlah ikan terbang berjenis kelamin jantan selama tiga musim penangkapan, yakni 35,86 ikan berjenis kelamin jantan dan 64,14 ikan berjenis kelamin betina Gambar 50. Komposisi jenis kelamin hasil tangkapan ikan terbang pada ketiga musim penangkapan juga didapatkan persentase jumlah ikan berjenis kelamin betina lebih banyak dibandingkan dengan ikan berjenis kelamin jantan. Dari ketiga musim penangkapan tersebut, didapatkan hasil tangkapan ikan berjenis kelamin betina lebih banyak yakni 68,38 pada MT dibandingkan kedua musim penangkapan lainnya, yakni masing-masing 62,81 dan 59,25 . Dengan komposisi jenis kelamin hasil tangkapan ikan terbang di perairan ini, dimana jumlah hasil tangkapan ikan berjenis kelamin betina lebih banyak, maka potensi penangkapan telur ikan terbang yang dihasilkan oleh ikan-ikan berjenis kelamin betina juga akan lebih besar terutama selama MT sebagai puncak periode waktu dimana kawanan ikan terbang melakukan 149 37.19 31.62 40.75 62.81 68.38 59.25 20 40 60 80 100 PMBT MT PMTB Periode Musim Jenis Kelamin Ikan Jantan Betina kegiatan peneluran. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang ditemukan sebelumnya di perairan Laut Flores dan Selat Makassar Nessa et al., 1977, dan Ali, 2005 dengan nisbah kelamin antara jantan dan betina secara keseluruhan tidak berbeda nyata, dan begitu pula perbandingan jantan dan betina tiap bulan. Rasio kelamin yang seimbang juga dilaporkan pada ikan terbang H. affinis di Barbados yaitu 49 jantan dan 51 betina Khokiattiwong et al., 2000. Perbedaan rasio kelamin jantan dan betina ikan terbang yang dilaporkan sebelumnya, diduga akibat dari jenis alat penangkapan yang digunakan, dimana pada penelitian sebelumnya alat penangkapan yang digunakan dalam pengamatan adalah satu yaitu JIHP, sedangkan pada penelitian ini selain digunakan jenis alat tangkap yang sama juga digunakan BHPbale-bale. Hal itu terlihat dengan jelas terutama pada komposisi jenis kelamin ikan terbang yang tertangkap di bagian selatan Selat Makassar DPI IV dimana jenis alat tangkap yang digunakan adalah BHPbale-bale, menghasilkan rasio jenis kelamin hasil tangkapan ikan berjenis betina diperoleh jauh lebih banyak dibandingkan ikan berjenis kelamin jantan. Seperti diketahui bahwa kegiatan penangkapan yang dilakukan di bagian selatan Selat Makassar adalah untuk tujuan penangkapan telur ikan terbang, menyebabkan ikan terbang yang banyak ikut tertangkap, adalah jenis kelamin betina yang sedang melakukan peneluran pada rumpon atau bubu yang digunakan. Gambar 50 Persentase jenis kelamin ikan menurut periode musim. Komposisi tingkat kematangan gonad hasi l tangkapan ikan terbang di perairan Selat Makassar selama tiga periode musim penangkapan, secara keseluruhan didapatkan ikan terbang yang berada pada TKG IV lebih banyak 38,82 150 19.32 19.51 24.94 12.62 29.49 22.77 24.41 31.29 32.96 55.94 19.71 7.03 20 40 60 80 100 PMBT MT PMTB Periode Musim TKG Ikan I II III IV dibandingkan ikan terbang dalam kondisi TKG I 14,33 , TKG II 21,12 , dan TKG III 25,73 . Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis hasil tangkapan pada setiap musim, diperoleh hasil tangkapan ikan terbang pada PMBT, didapatkan hasil tangkapan ikan yang berada pada kondisi TKG IV sebesar 32,96 dan TKG I, TKG II, dan TKG III, masing-masing 19,32 , 24,94 , dan 22,77 . Pada periode MT, diperoleh komposisi tingkat kematangan gonad hasil tangkapan ikan terbang yang berada pada kondisi TKG IV adalah 55,94 dan komposisi hasil tangkapan ikan terbang pada kondisi TKGI, TKG II, dan TKG III, masing-masing 7,03 , 12,82 , dan 24,41 . Pada periode penangkapan selama PMTB, diperoleh komposisi tingkat kematangan gonad hasil tangkapan ikan terbang pada kondisi TKG III lebih banyak yakni 31, 29 dibandingkan hasil tangkapan ikan terbang yang berada pada kondisi TKG I, TKG II, dan TKG IV, yakni masing-masing 19,51 , 29,49 , dan 19,71 Gambar 51. Persentase ikan yang berada pada fase TKG IV lebih besar terutama pada periode MT, menunjukkan bahwa pada periode tersebut merupakan puncak periode musim pemijahan ikan terbang di perairan Selat Makassar. Rasio TKG ikan terbang yang diperoleh di dalam penelitian ini, menyerupai rasio TKG yang diperoleh pada penelitian sebelumnya di perairan Laut Flores Ali, 2005, yakni masing-masing mendapatkan persentase TKG ikan terbang dalam kondisi reproduktif terutama pada fase TKG IV lebih besar dibandingkan dengan fase TKG lainnya. Gambar 51 Persentase TKG ikan menurut periode musim. . Komposisi tingkat kematangan gonad has il tangkapan ikan terbang yang berada pada kondisi TKG IV atau kawanan ikan terbang yang siap memijah atau 151 17.89 54.69 18.33 54.84 20 40 60 80 100 120 Panjang Berat Selat Makassar Bagian Panjang cm dan Berat gr Rata-Rata Utara Selatan dalam kondisi proses pemijahan, diperoleh tertinggi selama periode penangkapan MT yakni sebesar 55,94 dibandingkan dengan hasil tangkapan ikan terbang yang diperoleh selama periode penangkapan pada kedua peralihan musim. Komposisi hasil tangkapan ikan terbang dimana kondisi TKG IV yang diperoleh terbanyak selama periode penangkapan MT, menunjukkan bahwa pada periode tersebut sebagian besar kawanan ikan terbang yang berada pada perairan tersebut sudah dalam kondisi siap bertelur. Kondisi ini banyak dimanfaatkan oleh nelayan yang secara khusus melakukan kegiatan penangkapan telur ikan terbang di perairan Selat Makassar, dimana pada periode penangkapan MT merupakan puncak aktivitas penangkapan telur ikan terbang di daerah itu.

5.3.2 Dinamika biologi ikan dan daerah penangkapan