Validasi model secara statistik

karang sangat relevan dipertimbangkan untuk dijadikan dimensi konstruk ekologi desa. Dalam model ini, kostruk benefit-cost-ratio BCR usaha perikanan tangkap UPT menjadi konstruk utama sekaligus penanda dari keberhasilan pengembangan kluster desa berbasis usaha perikanan tangkap. Hal ini relevan karena pengkluteran desa pesisir pada bab sebelumnya Bab 6 dilakukan berdasarkan hasil penilaian BCR dari usaha perikanan tangkap pada setiap desa pesisir. Pada model yang dikembangkan, modal kerja, pengembalian investasi, keuntungan, dan kontinyuitas usaha dipilih sebagai dimensi dari konstruk BCR UPT tersebut. Klapwijk 1997 berpendapat bahwa, pengklusteran secara ekonomi termasuk berdasarkan BCR UPT suatu usahawilayah pengelolaan, sangat dipengaruhi oleh kekuatan modal, tingkat keuntungan yang bisa di dapat, dan kontinyuitas usaha ekonomi yang dilakukan. Menurut Scott dan Garofoli 2007, pengembalian investasi menjadi pertimbangan tersendiri dalam pengklusteran usaha perikanan tangkap. Hal ini disebabkan usaha perikanan dan usaha ekonomi lainnya, membutuhkan biaya investasi yang besar, karena ada kegiatan pengadaan armada dan alat tangkap yang kebutuhan mencapai 75 – 90 dari modal awal. Oleh karena itu, cukup relevan bila dalam penelitian ini, modal kerja, pengembalian investasi, keuntungan, dan kontinyuitas usaha dipertimbangkan untuk dijadikan dimensi dari konstruk BCR usaha perikanan tangkap UPT.

7.1.2 Validasi model secara statistik

Validasi model secara statistik ini menggunakan berbagai kriteria goodness- of-fit yang dipersyaratkan untuk model hasil analisis SEM Ferdinand, 2002. Dalam kegiatan validasi ini, semua hasil estimasi model akan dievaluasi atau diperiksa kesesuaiannya dengan kondisi nyata diwakili oleh data lapang menggunakan 8 delapan jenis kriteria statistik seperti X 2 -Chi-square statistic, adjusted goodness of fit index AGPI, CMINDF, comparative fot index CFI, goodness of fit index GPI, the root mean square error of approximation RMSEA, dan Tucker Lewis index TLI. Kemampuan mengakomodasi berbagai kriteria tersebut, akan menentukan kelayakan model untuk menjelaskan faktor- faktor determinan yang konseptual dalam merancang kebijakan bagi pengembangan kluster desa berbasis usaha perikanan tangkap BCR UPT di Kota Ambon. Gambar 32 memperlihatkan model SEM ilustrasi interaksi faktor-faktor kontekstual pengembangan kluster desa, sedangkan Tabel 57 menyajikan hasil uji kesesuaian model terhadap kriteria goodness of fit. Delapan ktiteria goodness of fit Tabel 57 digunakan untuk menentukan nilai-nilai chi-square, CFI, CMINDF, GFI, RMSEA, dan TLI untuk model yang dikembangkan disajikan pada Tabel 57. Hanya 1 dari 8 kriteria yang digunakan tidak terpenuhi oleh model ini. Walaupun nilai significance probability adalah nol, AGFI 0,840 masih di bawah nilai standar yang dipersyaratkan model ini sudah menyerupai kondisi nyata yang tergambar dari data lapang. Oleh karena itu, model ini secara statistik valid untuk menjelaskan faktor-faktor determinan yang konseptual untuk pengembangan usaha perikanan tangkap BCR UPT berbasis kluster desa di Kota Ambon. Tabel 57 Hasil uji kesesuaian model terhadap kriteria goodness of fit Kriteria Goodness of Fit Standar Model Value Keterangan Chi-square Sekecil mungkin 160,907 Baik Sig. Probability ≥ 0.05 0,000 Marjinal AGFI ≥ 0.90 0,840 Cukup Baik CFI ≥ 0.90 0,946 Baik CMINDF ≤ 2.00 1,916 Baik GFI ≥ 0.90 0,901 Baik RMSEA ≤ 0.08 0.072 Baik TLI ≥ 0.90 0,923 Baik Model fit tersebut merupakan modifikasi dari model awal Lampiran 36 yang belum fit, yang mengadopsi secara langsung path diagram pada bab 3. Selanjutnya, model akhir hasil analisis SEM disajikan pada Gambar 32 di halaman berikut. Gambar 32 Model akhir SEM faktor determinan pengembangan industri perikanan tangkap berbasis kluster desa di Kota Ambon

7.2 Faktor Determinan bagi Pengembangan Perikanan Tangkap Berbasis Kluster Desa