Pembangunan Sektor Perikanan dan Kelautan

17 Jenis olahan ikan umumnya sebagai produk ikan asap smoked fish, yang dilakukan dengan menggunakan peralatan yang cukup memadai, namun juga ada yang masih menggunakan peralatan yang sederhana. Umumnya jenis ikan yang diasap adalah jenis ikan cakalang dan komu.

2.1.3 Sarana dan prasarana penunjang perikanan

Sarana dan prasarana penunjang industri perikanan yang ada di Kota Ambon, dapat dikatakan telah memadai. Hal ini disebabkan hampir semua sarana pendukung perikanan telah ada di Kota Ambon Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon 2011. Sarana dan prasarana penunjang perikanan yang dimaksudkan, meliputi : 1 Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN dengan fasilitas yang lengkap, termassuk juga tempat pelelangan ikan dan fasilitas cold storage; 2 Pangkalan Pendaratan Ikan PPI dengan fasiltas TPI dan pabrik es; 3 Balai Loka Budidaya; 4 Laboratorium Uji Mutu Ikan; 5 Cold Storage milik swasta; 6 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Khusus Nelayan; 7 Lembaga Pendidikan Perikanan, mulai dari tingkat menengah, diploma, sampai pasca sarjana; 8 Lembaga Oseonografi Nasional LIPI; 9 Pabrik stereofoam untuk pengepakan ikan. 10 Galangan kapaldok

2.2 Pembangunan Sektor Perikanan dan Kelautan

Pembangunan sektor perikanan dan kelautan perlu dilaksanakan secara komprehensif dengan berlandaskan tiga penting, yaitu pembangunan sumberdaya manusia yang handal, pembangunan fisik disertai dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, serta pengembangan data dan jaringan informasi yang baik. Bila hal ini bisa berjalan dengan baik, maka kekhwatiran banyak orang terhadap pembangunan sektor perikanan dan kelautan segera berakhir dan eksistensi Departemen Kelautan dan Perikanan sebagai lembaga Pemerintah yang menaungi sektor perikanan dan kelautan bangsa dapat tetap terjaga Linting dan Anung 1994. 18 Dalam Kabinet Persatuan Nasional yang dibentuk pada tahun 1999, perikanan dan kelautan tidak lagi merupakan sub-sektor dari sektor pertanian tetapi sejak tahun 2009 telah menjadi sektor tersendiri yang pengelolaannya secara nasional dikendalikan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan DKP. Pembangunan sektor perikanan dan kelautan ini yang dimulai dengan penantaan kelembagaannya merupakan wujud dari pembangunan nasional sekaligus cita-cita dari reformasi. Berbagai isu tentang kurangnya pembinaan terhadap masyarakat nelayan dan lemahnya ekonomi mereka, serta perlunya peningkatan kontribusi sumberdaya terbaharukan produk perikanan dari perairan Indonesia yang sangat luas 23 dari luas wilayah Indonesia. Kondisi ini menjadi pertimbangan penting ditetapkan pembangunan sumberdaya manusia yang handal sebagai landasan utama pembangunan sektor perikanan dan kelautan skala nasional DKP 2004. Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan sektor perikanan dan kelautan ini, Departemen Kelautan dan Perikanan beserta seluruh jajarannya sampai ke tingkat pemerintahan terendah bertanggung jawab atas berhasil tidaknya rencana pembangunan tersebut. Pembangunan sektor perikanan dan kelautan ini tidak bisa dilaksanakan sendiri oleh Departemen Kelautan dan Perikanan tanpa adanya dukungan dari aparat Pemerintah Daerah, instansi teknis Departemen Kelautan dan Perikanan di daerah, dan lainnya. Selain instansi atau lembaga formal tersebut, pembangunna perikanan dan dan kelautan ini juga banyak berhubungan dengan lembaga keuangan, koperasi, dan lembaga infromal di masyarakat atau tempat usaha. Adapun lembaga informal yang banyak berhubungan dengan aktivitas perikanan dan kelautan diantaranya lembaga koperasi nelayan, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, organisasi-organisasi nelayan dan pengusaha perikanan. Selama ini, di lokasi aktivitas perikanan tangkap selalu terdapat perkumpulan nelayan, seperti Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia HNSI, Masyarakat Perikanan Nusantara MPN, paguyuban nelayan, dan kelompok masyarakat. Keberadaan lembaga informal ini di lokasi aktivitas perikanan dan kelautan sangat penting untuk menjaga keberlanjutan aktivitas pemanfaatan di lokasi tersebut. Terkait ini, maka lembaga informal tersebut memegang peran penting terhadap pembangunan perikanan dan kelautan Dahuri 2001. Sejalan dengan perubahan pandangan dalam penataan kelembagaan negara untuk mengelola kebijakan pembangunan bidang perikanan dan kelautan, dengan 19 terbentuknya Departemen Kelautan dan Perikanan, juga berdampak ke daerah- daerah. Hal ini terlihat dari adanya pemisahan kelembagaan perikanan dari dinas pertanian, ataupun penonjolan nama perikanan dalam hal urusan perikanan digabung dengan urusan lain pada sebuah dinasbadan daerah. Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya, dan bertahan hingga saat ini. Hal lain yang penting ialah bidang perikanan menjadi salah satu bidang strategis nasional, sehingga program mina politan menjadi program strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM.

2.3 Pengelolaan Potensi Ekonomi Sektor Perikanam