Kelompok desa dengan nilai BCR sedang

115 dan Kluster desa 4, dan bisa lebih rendah lagi bila tingkat pemenuhan kriteria- kriteria lainnya sangat rendah. Tabel 47 Kelompok desa pesisir dengan nilai BCR tinggi di Kota Ambon No. Nama Desa Usaha Perikanan Menurut Nilai BCR Usaha Perikanan dengan BCR Tertinggi Nilai BCR Tertinggi Bobot BCR 1,5 1,5 BCR 2,00 BCR 2,00 1 Waihaong Pancing Tonda Purse Seine Gillnet Hanyut dan Gillnet Dasar Gillnet Hanyut 2.71 3 2 Seilale - - Gillnet Hanyut, Gillnet Dasar, dan Handline Gillnet Dasar 4.41 3 3 Batu Merah Purse Seine - Gillnet Hanyut, Gillnet Dasar, dan Handline Gillnet Dasar 3.98 3 4 Benteng Handline Gillnet Hanyut Gillnet Dasar Gillnet Dasar 2.66 3 5 Pandan Kasturi - - Gillnet Hanyut Gillnet Hanyut 2.06 3 6 Lateri Redi Bagan dan Pole and Line Gillnet Hanyut dan Handline Handline 8.72 3 7 Silale Purse Seine - Gillnet Hanyut dan Handline Gillnet Hanyut 5.74 3 8 Hunut - - Handline Handline 3.04 3 9 Waeheru - - Handline Handline 9.38 3 10 Nusaniwe Pancing Tonda - Gillnet Hanyut Gillnet Hanyut 2.11 3 11 Leahari - Pancing Tonda,Gillnet Hanyut, Gillnet Dasar dan Purse Seine Handline Handline 20.24 3 12 Halong Redi, Gillnet Hanyut dan Handline - Pole and Line Pole and Line 2.15 3 13 Rutong Pancing Tonda Gillnet Dasar Gillnet Hanyut dan Handline Gillnet Hanyut 11.77 3 14 Naku Pancing Tonda Gillnet Hanyut Handline Handline 5.04 3 15 Hutumuri Gillnet Dasar Bagan, Gillnet Hanyut dan Pole and Line Handline dan Pancing Tonda Handline 4.34 3 16 Poka - - Gillnet Hanyut Gillnet Hanyut 2.19 3 17 Latta Gillnet Hanyut - Handline Handline 2.07 3 18 Laha - Ketinting dan Purse Seine Handline dan Pancing Tonda Handline 14.19 3 19 Tawiri - - Handline Handline 6.70 3 20 Latuhalat Purse Seine Pancing Tonda Handline Handline 3.61 3 21 Rumah Tiga - - Handline Handline 4.85 3 22 Hukurilla Pancing Tonda Gillnet Hanyut dan Gillnet Dasar Handline Handline 6.98 3

6.1.2 Kelompok desa dengan nilai BCR sedang

Kelompok desa pesisir dengan nilai BCR sedang merupakan kumpulan desa- desa pesisir yang mempunyai BCR antara 1,50 – 2,00 pada salah satu atau lebih usaha perikanan tangkap yang dikembangkan di desa tersebut. Dalam kaitan dengan 116 klasifikasi desa pesisir berdasarkan BCR, maka desa dengan BCR 1,50 – 2,00 ini termasuk klasifikasi B bobot = 2. Kelompok desa pesisir dengan nilai BCR sedang sebagai BCR terbaik yang dimiliki oleh minimal satu usaha perikanan tangkapnya di Kota Ambon disajikan pada Tabel 48. Tabel 48 Kelompok desa pesisir dengan nilai BCR sedang di Kota Ambon No. Nama Desa Usaha Perikanan Menurut Nilai BCR Usaha Perikanan dengan BCR Tertinggi Alat Tangkap Dengan Nilai BCR Tertinggi Bobot BCR 1,5 1,5 BCR 2,00 BCR 2,00 1 Negeri Lama Redi Gillnet Hanyut dan Handline - 1.95 Handline 2 2 Wayame - Pancing Tonda - 1.76 Pancing Tonda 2 3 Kilang Gillnet Hanyut dan UP Tuna Handline - 1.80 Handline 2 4 Nania - Payang - 1.65 Payang 2 5 Hative Kecil - Pole and Line - 1.57 Pole and Line 2 6 Passo - Gillnet Hanyut - 1.67 Gillnet Hanyut 2 7 Galala - Pole and Line dan Gillnet Hanyut - 1.76 Gillnet Hanyut 2 Dibanding dengan desa pesisir bernilai BCR tinggi, maka penerimaan usaha perikanan tangkap unggulan di desa-desa ini tidak begitu leluasa dalam menutupi pembiayaan yang dibutuhkan selama usaha dijalankan. Hal ini karena selisih penerimaan dengan pembiayaan tidak begitu besar tidak sampai dua kali lipat. Namun demikian, pada kondisi normal kinerja usaha perikanan pancing tonda tersebut tetap dapat menjamin semua kebutuhan pembiayaan. Untuk kondisi ekstrim, seperti musim pacekelik yang berkepanjangan sehingga hasil tangkapan kurang memuaskan dan fluktuasi tinggi suku bunga yang mempengaruhi harga bahan-bahan perbekalan, maka perlu dilakukan langkah-langkah konkrit dan strategis, agar usaha perikanan tersebut dapat berjalan dengan baik. Menurut Mamuaya, et. al 2007, keberlanjutan usaha perikanan di daerah kota pantai dapat dipertahankan bila dapat menyiasati kondisi paceklik hasil tangkapan, masuknya produk substitusi, dan kondisi ekonomi nasional maupun regional yang tidak stabil. Bila mengacu kepada klasifikasi kluster desa yang ada, maka ketujuh desa pesisir dengan nilai BCR sedang tersebut Tabel 48 dapat masuk Kluster desa 3 K3 sampai Kluster desa 6 K6. Bila aspek lainnya mendukung, maka desa pesisir tersebut dapat masuk kluster atasnya, sedangkan bila tidak mendukung, maka dapat 117 masuk kluster lebih rendah K5 atau K6. Diantara usaha perikanan tangkap yang kontribusi nilai BCR sedang bagi tujuh desa pesisir di Kota Ambon, handline dan gillnet hanyut menjadi andalan memberi nilai tertinggi untuk BCR sedang tersebut pada empat desa pesisir. Usaha perikanan handline menjadi unggulan di Desa Negeri lama dan Desa Kilang dan usaha perikanan gillnet menjadi unggulan di Passo dan Galala. Melihat nilai BCR ini, bahwa usaha perikanan skala kecil dan menengah lebih dapat memberikan keuntungan yang layak terutama bagi nelayan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Pada Bagian 6.1.1, handline menjadi usaha perikanan unggulan pada 16 dari 22 desa pesisir dengan BCR tinggi, dan hal yang sama juga untuk 2 dari 7 desa pesisir dengan BCR sedang. Seperti disebutkan sebelumnya, hal ini lebih karena fleksibelitas usaha perikanan skala kecil ini dalam operasi bisa tanpa mesintanpa BBM, leluasa mengatur mata pancing sesuai jenis ikan sasaran, dan dapat dioperasikan sendiri oleh nelayananggota keluarga nelayan. Hal ini bisa jadi karena potensi SDI cukup melimpah di perairan Maluku, dimana fishing ground tidak perlu dicari terlalu jauh untuk mendapatkan hasil tangkapan yang memadai. Menurut Ralahalu 2010, potensi SDI perairan Maluku sangat melimpah termasuk perairan pantainya 0 – 4 mil, baik dari jenis ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil maupun ikan demersal. Untuk fishing ground terdekat nelayan Kota Ambon, misalnya perairan pantai Maluku Tengah Laut Banda bagian timur mempunyai potensi ikan pelagis besar, pelagis kecil, dan demersal berturut-turut 4.385,57 ton, 10.768,64 ton, dan 3.524,16 ton. Dan untuk fishing ground yang agak ke barat perairan pantai Seram Barat mempunyai potensi ikan pelagis besar, pelagis kecil, dan demersal masing-masing 1.567,20 ton, 5.562,71 ton, dan 2.620,04 ton.

6.1.3 Kelompok desa dengan nilai BCR rendah