Keberadaan variabel status desa di Kecamatan Teluk Ambon Baguala

57 Tabel 12 Daftar skor capaian indikator variabel status desa di Kecamatan Teluk Ambon Dalam Indikator Kriteria Desa Skor Desa Laha Tawiri Hative Besar Wayame Rumah Tiga Poka Hunut ASPEK USAHA PERIKANAN Unit usaha penangkapan 3 2 2 2 2 2 2 Unit usaha budidaya 1 1 1 2 2 2 2 Unit usaha pengolahan 2 1 2 1 1 2 1 Unit usaha pemasaran 3 3 2 3 3 2 2 Teknologi produksi 3 2 3 3 3 3 3 Metode operasi 3 2 3 2 3 3 3 Jumlah Skor 15 11 13 13 14 14 13 SARANA PENDUKUNGPENUNJANG AKTIVITAS USAHA PERIKANAN Pabrik Es 2 1 1 1 1 1 1 Koperasi 2 2 2 3 2 2 2 Bank Lmb Keuangan Lain 1 1 1 2 2 1 1 Jumlah Skor 5 2 4 6 5 4 4 ASPEK SOSIAL BUDAYA Spesifikasi Mata Pencaharian Penduduk di Bid. Perikanan 3 3 2 3 2 3 3 Kualitas SDM Desa 2 2 3 3 3 2 2 Kualitas TK Usaha perikanan 1 1 1 1 2 2 2 Asal TK usaha perikanan 3 3 3 3 3 3 3 Tempat penjualan alat produksi pengolahan 2 2 3 2 2 2 2 Tata nilai dalam menjalankan usaha perikanan 3 1 2 1 2 2 2 Pembauran etnis dalam usaha perikanan 2 2 2 3 2 3 3 Pengawasan sosial 2 3 3 1 1 3 3 Jumlah Skor 18 17 19 17 17 20 20

4.1.3 Keberadaan variabel status desa di Kecamatan Teluk Ambon Baguala

Kecamatan Teluk Ambon Baguala terdiri atas 6 desa dan 1 kelurahan, yaitu Desa Waiheru, Desa Nania, Desa Negeri Lama, Desa Passo, Kelurahan Lateri, Desa Halong, Desa Latta, yang seluruhnya berada di pesisir Teluk Ambon. Desa Halong dan Desa Passo merupakan desa terluas di kecamatan ini, yaitu dengan luas masing- masing 16 km 2 dan 11,38 km 2 . Sebaliknya Desa Latta merupakan desa terkecil, 58 yaitu dengan luas 0,10 km 2 . Desa Waeheru merupakan yang paling jauh dari ibukota kecamatan yang berkedudukan di Desa Passo, dengan jarak sekitar 5 km. Kecamatan Teluk Ambon Baguala ini dilintasi oleh dua sungai dimana sungai terpanjangnya, yaitu Sungai Way Tonahitu 6 km. Menurut Zulkarnain 2007, luas, karakeristik alam, dapat potensi desa dapat menjadi pertimbangan bagi pengembangan usaha ekonomi desa. Dari segi kependudukan, walau jumlah penduduk kecamatan ini bukan yang terbanyak, hanya sekitar 20 dari jumlah penduduk Kota Ambon, namun tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi, yaitu 1.229,79 penduduk per km2. Namun tingkat kepadatan penduduk bervariasi di tiap desa, yaitu antara 313 jiwakm2 hingga 22.175 jiwakm2, dengan tingkat kepadatan tertinggi di Desa Nania, yaitu 22.175 jiwakm2, walau bukan merupakan desa yang terbanyak penduduknya, karena Desa Passo adalah desa berpenduduk terbanyak 39,5 dari total penduduk kecamatan di kecamatan ini, tetapi kepadatan penduduk hanya 1.711 jiwakm2. Penduduk di kecamatan ini terbanyak bekerja sebagai PNS 22,01, yang hampir seimbang dengan yang bekerja sebagai pengusahapemilik usaha 19,05. Penduduk yang bekerja sebagai petani, sebagaimana umumnya penduduk desa, hanya 12,57 atau urutan ketiga lihat Gambar 14, padahal hasil pertanian tanaman pangan yang dihasilkan oleh petani di kecamatan ini merupakan salah satu pemasok utama di pasar Passo maupun pasar Ambon. Dengan penduduk yang bekerja sebagai petani, peternak dan nelayan di kecamatan ini, yang secara total hanya 13,87, menunjukan bahwa mayoritas penduduk di kecamatan ini memilih bekerja di sektor moderen. Hal ini, dipengaruhi oleh kebijakan Pemerintah Kota Ambon untuk menjadikan Passo ibukota kecamatan sebagai kota orde kedua RPJM Kota Ambon 2006-2011. Terlihat jelas dari total penduduk yang bekerja sebagai pengusahapemilik usaha, pedagang, dan karyawan swasta, sebesar 32,6. Urutan keempat pekerjaan penduduk ialah yang bekerja sebagai anggota TNI dan Polri 11,92. Banyaknya penduduk yang bekerja sebagai anggota TNI dan Polri di kecamatan ini, karena terdapat asrama TNI AL dan asrama Polri. 59 Gambar 14 Grafik pekerjaan penduduk di Kec. Baguala Di bidang pendidikan, kecamatan ini cukup maju, dilihat dari banyaknya sekolah maupun tingkat pendidikan rata-rata angkatan kerja penduduk usia kerja. Jumlah sekolah di kecamatan ini sebanyak 57 sekolah, terdiri atas 10 TK, 30 SD, 9 SMP, 6 SMA, dan 2 SMK. Dengan jumlah sekolah yang demikian banyak, juga memberi akses yang lebih besar bagi masyarakat untuk menikmati pendidikan. Hal ini tercermin dari tingkat pendidikan angkatan kerja yang cukup tinggi, yaitu 78 berpendidikan SMP ke atas lihat Gambar 15. Gambar 15 Grafik tingkat pendidikan angkatan kerja di Kec. Baguala Cukup tingginya pendidikan penduduk di kecamatan ini didukung oleh jumlah sekolah yang demikian banyak, yaitu berjumlah 58 sekolah, yang terdiri atas TK sebanyak 10, SD sebanyak 30, SMP sebanyak 9, SMA sebanyak 6, dan SMK 3. Pensiunan Pedagang Nelayan TransportasiSopir Buruh Harian Lepas Penata RiasBusanaRambut Penterjemah DosenPeneliti ArsitekAkuntanKonsultan Wartawan PengusahaPemilik Usaha 6,72 22,01 11,92 1,56 12,57 0,07 1,23 0,01 0,06 0,51 11,96 0,73 1,46 0,55 0,91 0,03 0,07 0,00 0,00 1,19 0,14 0,97 4,42 0,03 0,02 0,26 0,43 0,01 0,95 0,03 19,05 0,12 Jenis Pekerjaan Penduduk Kec. Baguala TS + SD 22 SMP + SMA 67 PT 11 60 Tiga SMK di kecamatan ini, berbeda bidang ketrampilankejuruan, yaitu masing- masing kejuruan perikanan, kejuruan pertanian, dan kejuruan teknologi dan perkapalan. Dengan demikian, banyaknya sekolah dan beragamnya sekolah kejuruan di kecamatan ini, memberi akses yang luas dan variatif kepada penduduk dikecamatan ini dalam memilih pendidikan yang sesuai. Tingginya pendidikan penduduk, juga diikuti dengan tingginya pendidikan para nelayan lihat Gambar 16. Gambar 16 Grafik Pendidikan Nelayan di Kec. Baguala Struktur ekonomi kecamatan ini di dominasi oleh sektor moderen, yaitu sektor jasa-jasa 27, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 26, sedangkan sektor pertanian menempati urutan ketiga kontribusinya terhadap PDRB kecamatan ini lihat Gambar 17. Dominasi sektor moderen terhadap struktur ekonomi kecamatan ini, sebagai konsekuensi dari kebijakan Pemerintah Kota Ambon pada tahun 2006 untuk membatasi pembangunan pusat bisnis baru dipusat kota dan mendorong aktivitas perdagangan dan jasa-jasa ke Passo ibukota kecamatan sebagai kota orde kedua. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB sebesar 22, yang merupakan akumulasi dari sub-sektor pertanian tanaman pangan, peternakan, dan perikanan. Dan sub-sektor perikanan memberi kontribusi sekitar 65 terhadap sektor pertanian ini. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa kontribusi sub-sektor perikanan terhadap PDRB kecamatan ini sebesar 14, atau kontributor terbesar ketiga. SD ke Bawah 20 SMP SMA 73 Perguruan Tinggi 7 61 Gambar 17 Grafik PDRB Kecamatan Baguala Di bidang perikanan, desa-desa pesisir ini cukup diandalkan sebagai kontribur bidang perikanan terutama perikanan tangkap di Kota Ambon. Namun demikian, kegiatan perikanan di desa-desa pesisir tersebut masih perlu dikembangkan karena beberapa potensi desa belum termanfaatkan secara optimal. Hal ini terlihat pada tabel 13 dimana usaha pengolahan sama sekali minim di kecamatan ini, karena hanya ada di Desa Halong dan Desa Latta, serta hanya usaha pengasapan ikan saja. Selain itu, sarana penunjang usaha perikanan sangat minim, dimana pada semua desa tidak ada pabrik es, padahal usaha penangkapan memerlukan es untuk menjaga kualitas ikan hasil tangkapan, apalagi fishing ground agak jauh di banding desa- desa pesisir di kecamatan lainnya. Pertanian 22 Pertamban gan dan Penggalian 1 Industri Pengolahan 8 Listrik Air Minum 2 Bangunan 1 Perdaganga

n, Hotel Restoran