4 STATUS DESA PESISIR
4.1 Keberadaan Variabel Status Desa
Keberadaan usaha perikanan, sarana penunjang usaha perikanan, dan aspek sosial budaya setiap desa pesisir, berdasarkan metodologi yang dipaparkan dalam
bab 3 sebagai dasar untuk penentuan status desa pesisir di Kota Ambon, akan disajikan pada bagian ini. Secara umum, usaha perikanan masyarakat desa-desa
pesisir di Kota Ambon masih konvensional, yaitu hanya bertumpu pada usaha penangkapan semata, usaha budidaya maupun pengolahan relatif tidak ada, atau
hanya di beberapa desa pesisir saja. Demikian halnya dengan sarana penunjang usaha perikanan, sangat minim, dan hanya terdapat pada beberapa desa saja, itupun
hanya di desa-desa pesisir yang berdekatan dengan sentra ekonomi Kota Ambon. Namun, dari sisi sosial budaya, secara umum, sangat mendukung atau kondusif atau
memenuhi syarat untuk berkembangnya usaha perikanan. Deskripsi keberadaan berbagai variabel status desa pesisir secara rinci per kecamatan, disajikan dibawah
ini.
4.1.1 Keberadaan variabel status desa di Kecamatan Leitimur Selatan
Kecamatan Leitimur Selatan terdiri atas 8 desa, dengan 6 desa pesisir, yaitu Desa Naku, Desa Kilang, Desa Hukurila, Desa Hutumuri, Desa Rutong, dan Desa
Leahari, sedangkan 1 desa berada ditengah pegunungan, yaitu Desa Emma. Desa Leahari merupakan ibukota Kecamatan Leitimur Selatan. Kecamatan ini adalah
kecamatan termuda, yang dimekarkan dari Kecamatan Sirimau dan Kecamatan Baguala, dan juga adalah kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya
hanya sekitar 5 dari total penduduk Kota Ambon. Desa Hutumuri merupakan desa terluas di Kecamatan Leitimur Selatan dengan luas 15 km
2
. Desa Hutumuri dan Desa Rutong merupakan dua desa yang paling dekat dengan ibukota
kecamatan. Secara umum, desa-desa tersebut membentang disepanjang pesisir timur Kota Ambon dan berbatasan dengan dengan Laut Banda.
Penduduk di kecamatan ini bekerja diberbagai lapangan pekerjaan, dan yang paling dominan 65,7 bekerja sebagai petani lihat Gambar 6. Jenis tanaman
pertanian yang dikerjakan oleh penduduk adalah tanaman hortikultura. Dengan luas areal pertanian yang tidak begitu luas kurang dari 100 ha dan umumnya hasil
pertanian penduduk di kecamatan ini hanya untuk dikonsumsi sendiri kalaupun ada
49
yang dijual, jumlahnya relatif sedikit. Kemudian jika dikaitkan dengan struktur ekonomi kecamatan ini lihat Gambar 8, dimana sektor pertanian hanya
menyumbangkan 21 PDRB kecamatan ini, dan sebagian besar adalah kontribusi sub-sektor perikanan, maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar penduduk di
kecamatan ini berpenghasilan rendah. Setelah lapangan kerja sebagai petani, urutan kedua adalah jenis pekerjaan
sebagai PNS 8,43 dan pengusahapemilik usaha 8,32. Sementara itu, penduduk yang bekerja sebagai nelayan hanya 1,84, tetapi memberi kontribusi
terhadap PDRB yang cukup besar sekitar 16 terhadap PDRB kecamatan. Dapat diartikan bahwa penghasilan nelayan relatif lebih tinggi dibanding mayoritas
penduduk yang bekerja sebagai petani. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk di kecamatan ini bekerja di sektor tradisional.
Gambar 6 Grafik pekerjaan penduduk di Kec. Leitimur Selatan Tingkat pendidikan angkatan kerja di kecamatan ini relatif sedang, karena
tingkat pendidikan angkatan kerja seimbang antara yang berpendidikan SD di bandingkan dengan yang berpendidikan SMP dan SMASMK, sedangkan yang
berpendidikan tinggi relatif sedikit lihat Gambar 7
Pensiunan Pedagang
Nelayan TransportasiSopir
Buruh Harian Lepas Penata RiasBusanaRambut
Penterjemah DosenPeneliti
ArsitekAkuntanKonsultan Wartawan
PengusahaPemilik Usaha
3,19 8,43
0,68 0,57
65,76 0,00
1,84 0,24
0,03 1,13
4,10 0,19
0,08 0,11
0,14 0,00
0,00 0,00
0,00 0,43
0,05 0,08
3,29 0,03
0,03 0,00
0,03 0,00
0,30 0,16
8,32 0,81
Jenis Pekerjaan Penduduk Kec. Leitimur Selatan
50
Gambar 7 Grafik tingkat pendidikan angkatan kerja di Kec. Leitimur Selatan
Struktur ekonomi kecamatan ini didominasi oleh tiga sektor, yaitu perdagangan, hotel dan restoran, disusul jasa-jasa, dan pertanian lihat Gambar 8.
Gambar 8 Struktur ekonomi di Kecamatan Leitimur Selatan Khusus untuk sektor pertanian, sekitar 80 di kontribusi oleh sub-sektor
perikanan. Artinya, sub-sektor perikanan mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap produk domestik regional bruto kecamatan ini. Kontribusi sub-sektor
perikanan di kecamatan ini meningkat tiap tahun. Meningkatnya kontribusi sub- sektor perikanan ini terlihat pada produksi perikanan yang meningkat setiap tahun.
Peningkatan produksi perikanan yang meningkat setiap tahun ini, juga karena ditunjang oleh intervensi program bantuan alat tangkap maupun armada
penangkapan dari pemerintah kotadaerah. Dibalik hasil produksi perikanan yang meningkat tersebut, ternyata tingkat
pendidikan nelayan di kecamatan ini relatif rendah lihat Gambar 9, dimana bagian
Pertanian 21
Pertambanga n dan
Penggalian Industri
Pengolahan 1
Listrik Air Minum
1 Bangunan
1 Perdagangan,
Hotel Restoran
36 Angkutan
Komunikasi 7
Keuangan, Per sewaan
Jasa Perusahaan
Jasa-jasa 32
51
terbesar 54 tingkat pendidikan nelayan hanya tamatan SD. Hal ini merupakan cerminan tingkat pendidikan angkatan kerja di kecamatan ini lihat Gambar 7, dan
juga karena sumber rekrut nelayan tidak berasal dari luar kecamatan lihat Tabel 11.
Gambar 9 Tingkat Pendidikan Nelayan di Kec. Leitimur Selatan
Bila melihat potensi desa dan perkembangan usaha perikanan terutama di bidang perikanan tangkap, maka desa-desa peisisr tersebut sedikit berbeda satu
sama lain. Sektor perikanan di kecamatan ini cukup signifikan dengan kontribusi 15,77 terhadap PDRB kecamatan. Namun tingkat kemiskinan penduduk di
kecamatan ini cukup tinggi yaitu 21,3 pada tahun 2011, lebih rendah dari tahun 2008 22,6.
Tingginya tingkat kemiskinan di kecamatan ini, jika dikaitkan dengan mayoritas penduduk yang bekerja di sektor pertanian, mengindikasikan bahwa mata
pencaharian sebagai petani yang hanya bercocok tanam tanaman hortikultura, tidak mampu mengangkat masyarakat kecamatan ini dalam mengurangi tingkat
kemiskinan. Disisi lain, topografi yang bergunung terjal tidak memungkinkan untuk dikembangkan pertanian tanaman pangan secara maksimal, sementara lahan laut
yang potensial terbentang luas dihadapan setiap desa pesisir. Artinya bahwa sesungguhnya laut adalah lahan usaha yang potensial bagi penduduk pesisir di
kecamatan ini. Lahan laut memang telah diusahakan oleh penduduk pesisir kecamatan ini. Hal ini terlihat dari keberadaan usaha perikanan, sarana penunjang
usaha perikanan, maupun aspek sosial budaya seperti tergambar pada Tabel 11.
SD 54
SMP SMA
45 PT
1
52
Tabel 11 Daftar skor capaian indikator variabel status desa di Kecamatan Leitimur Selatan
Tabel di atas memberi gambaran bahwa, selain Desa Hutumuri, di kelima desa yang lain, masyarakatnya masih konvensional dalam usaha perikanan. Karena
usaha perikanan nya belum mengalami diversifikasi usaha, dan tetap bertumpu pada perikanan tangkap yang konvensional. Faktor sarana penunjang usaha perikanan
juga sangat minim, selain Desa Hutumuri, di kelima desa lainnya, sarana penunjang usaha perikanan dapat dikatakan tidak ada. Sementara itu, dari segi kondisi sosial-
budaya masyarakat dalam kerangka pengembangan usaha perikanan, tiga desa, yaitu Naku, Hukurila, dan Hutumuri, yang masyarakatnya relatif terbuka,
sedangkan tiga desa lainnya, masyarakat masih belum begitu terbuka.
Indikator Kriteria Desa Skor Desa
Naku Kilang
Hukurila Hutumuri
Rutong Leahari
ASPEK USAHA PERIKANAN
Unit usaha penangkapan 2
2 2
3 2
2 Unit usaha budidaya
1 2
1 2
1 1
Unit usaha pengolahan 1
2 1
3 1
1 Unit usaha pemasaran
2 2
2 2
2 2
Teknologi produksi 3
2 3
3 2
2 Metode Operasi
3 2
3 3
2 2
Jumlah Skor 12
12 12
16 10
10 SARANA PENDUKUNGPENUNJANG USAHA PERIKANAN
Pabrik Es 1
1 1
1 1
1 Koperasi
1 1
2 3
1 1
Bank Lembaga Keuangan Lain 1
1 1
2 1
1
Jumlah Skor 3
3 4
6 3
3 ASPEK SOSIAL-BUDAYA
Spesifikasi Mata Pencaharian Penduduk di Bidang Perikanan
2 3
3 3
3 2
Kualitas SDM Desa 2
1 2
1 1
2 Kualitas TK Usaha perikanan
2 1
2 1
1 2
Asal TK usaha perikanan 3
3 3
3 3
3 Tempat penjualan alat
produksipengolahan 2
1 2
2 2
2 Tata nilai dalam menjalankan usaha
perikanan 2
1 2
2 1
1 Pembauran etnis dalam usaha perikanan
2 1
2 2
1 1
Pengawasan sosial 3
3 1
3 1
1
Jumlah Skor 18
14 17
17 13
14
53
4.1.2 Keberadaan variabel status desa di Kecamatan Teluk Ambon Dalam