Gambar 32 Model akhir SEM faktor determinan pengembangan industri perikanan tangkap berbasis kluster desa di Kota Ambon
7.2 Faktor Determinan bagi Pengembangan Perikanan Tangkap Berbasis Kluster Desa
Bagian ini akan membahas pengaruh setiap faktor determinan terhadap nilai BCR UPT yang ada di desa-desa pesisir Kota Ambon, pada setiap kluster desa,
seperti yang telah dijelaskan pada Bab 6. Hasil kajian setiap faktor determinan akan dibandingkan dengan kondisi desa masing-masing kluster. Dengan demikian, akan
terlihat faktor determinan mana yang menonjol atau signifikan di kluster desa tertentu. Kesimpulan tentang pengaruh faktor determinan ini berguna untuk
menentukan fokus perhatian dari strategi pembangunan perikanan tangkap.
7.2.1 Faktor determinan teknis UPT
Ketiga komponen teknis usaha perikanan tangkap harus dimiliki dan dikuasai dengan baik oleh pelaku perikanan sehingga usaha perikanan tangkap dapat
dioperasikan secara optimal. Namun demikian, signifikasi kebutuhan terhadap ketiga komponen tersebut bisa saja berbeda tergantung kondisi kini yang dimiliki
oleh kluster desa dalam mendukung optimalisasi pengelolaan perikanan tangkap.
Teknis_UPT X11
.36 d11
1.00 1
X12 .15
d12
1.04 1
X13 .28
d13
.49 1
Fisik_Desa X23
1.34 d23
X22 .27
d22 X21
.37 d21
1.00 1
4.14 1
2.88 1
Sosbud X33
.62 d33
X32 .10
d32 X31
.11 d31
1.00 1
5516.94 1
6743.59 1
Ekologi_Desa X43
.39 d43
X42 .89
d42 X41
.36 d41
1.00 1
.66 1
.56 1
BCR_UPT Y1
.26 e1
Y2 .27
e2 Y3
.23 e3
1.00 1
1.14 1
.86 1
.03 Z2
1
.00 Z3
1 .31
Z1 .07
Z5 1
.69 Z4
1
-329.22 .33
.78 -1.35
Chi-square = 160.907 Sig- Probability = .000
AGFI = .840 CFI = .946
CMINDF = 1.916 GFI = .901
RMSEA = .072 TLI = .923
Y4 .32
e4 .52
1 .00
.07
1 .44
1.64
4897.98 3358.37
.38 .19
.03 .07
.08
.08 .13
.10 .25
.06
Pengaruh ketiga komponen atau dimensi dari faktor determinan usaha perikanan tangkap ini disajikan pada Tabel 58.
Tabel 58 Hasil analisis koefisien pengaruh dan probabilitas ketiga dimensi pengembangan teknis UPT
Dimensi KP
S.E. C.R.
P
ArmadaKapal Perikanan X11 1
Fix Alat Tangkap X12
1,039 0,089
11,702 TeknologiMetode Operasi X13
0,491 0,068
7,184 Dimensi armadakapal perikanan X11 berpengaruh positif terhadap BCR
namun tidak signifikan ɑ = 0,05. Oleh karena itu, dimensikomponen ini bukan
merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan teknis usaha perikanan tangkap pada semua kluster desa, baik di desa belum berkembang baik kluster 5
dan 6 maupun di desa sudah maju kluster 1 dan 2 usaha perikanan tangkapnya. Kesimpulan ini cukup wajar karena armadakapal perikanan dapat dikembangkan
secara mandiri oleh nelayan Kota Ambon dan bahkan di desa pesisir belum maju pun usaha perikanan tangkap nelayan setempat dapat membuat kapal sendiri.
Dengan demikian, perhatian khusus terhadap pengembangan kapal perikanan dalam mendukung pengembangan kluster desa untuk saat ini dapat diabaikan di semua
kluster desa. Dua dimensi lainnya dari konstruk UPT, yaitu alat tangkap X12 serta
teknologi dan metode operasi X13 berpengaruh positif dan signifikan terhadap BCR
ɑ = 0,05 . Hal ini memberi indikasi bahwa perbaikan dimensi ini akan meningkatkan BCR yang umumnya rendah BCR 1,50. Oleh karena itu,
pengembangan alat tangkap ini perlu dilakukan pada semua kluster desa. Menurut Hesieh dan Li 2009 dan Ditjen Tangkap 2009, kinerja alat tangkap perlu
menjadi perhatian penting di setiap wilayah pengelolaan perikanan WPP sehingga dapat memberi manfaat maksimal bagi pembangunan ekonomi pesisir, dan secara
jangka panjang dapat mendukung pengembangan industri perikanan berbasis kluster desa.
Teknologi dan metode operasi penangkapan ikan sangat dibutuhkan pada desa pesisir yang bestatus mina mula atau mempunyai nilai BCR rendah 1,50 yang
terdapat di kluster 4-6 K4-K6. Hal ini karena desa pesisir tersebut belum
berkembang usaha perikanan tangkapnya dan metode operasi penangkapan yang dilakukan masih bersifat tradisional, seperti menggunakan tanda-tanda alam dalam
menduga fishing ground dan posisi bulan untuk menentukan arahjalur penangkapan. Leadbitter dan Ward 2007 dan Marijan 2005 menyatakan bahwa
metode operasi yang dikembangkan secara trasidional banyak membantu nelayan dalam operasi penangkapan, namun tidak dapat menjamin kestabilan dan
kontinyuitas hasil perikanan yang baik. Metode operasi tersebut perlu diintroduksi dengan teknologi modern, sehingga meningkatkan kinerja usaha perikanan tangkap
dan pengembangan ekonomi pesisir.
7.2.2 Faktor determinan kondisi fisik desa