mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
4.3.4 Aspek observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran Membuat Pola
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama jigsaw dilaksanakan adalah siswa membuat pola dasar sistem bunka belajar bersama dalam kelompok-
kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
mengemukakan gagasannya dengan cara berdiskusi menyampaikan pendapat mereka. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa,
dengan kemampuan yang heterogen. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu bahan yang diberikan itu dan mampu mengajarkan
bagian itu kepada kelompok lain, sehingga antara siswa yang bisa dengan yang tidak akan timbul suatu kerjasama yang baik. Sebagaimana pada tabel 4.7 di atas,
tampak bahwa pada ada lima indikator yaitu interaksi tatap muka, ketrampilan komunikasi, saling ketergantungan positif, tanggung jawab individu, dan evaluasi
proses kelompok
menunjukkan bahwa
kegiatan proses
pembelajaran menggunakan metode jigsaw termasuk kategori tinggi dan menunjukkan bahwa
keaktifan siswa dalam proses aktivitas pembelajaran menggunakan jigsaw lebih baik daripada metode konvensional.
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisonal, karena sejak dulu metode ini dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara.
guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar Djamarah dan Aswan Zain, 2010: 83. Metode ceramah dan demonstrasi materi yang disajikan dipapan
tulis, yang sering digunakan guru tergolong metode konvensional karena guru memperlihatkan suatu proses atau mencontohkan pelaksanaan suatu ketrampilan
untuk mengajarkan materi berbentuk praktik pokok bahasan membuat pola dasar sistem bunka digunakan sebagai pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas,
guru merupakan satu-satunya sumber belajar bagi mereka karena mereka tidak memiliki bahan lain sebagai referensi belajar seperti buku, aktifitas siswa dalam
pembelajaran ini hanya mengamati, mendengarkan serta mempraktikkan apa yang telah diajarkan oleh guru.
Kelebihan metode konvensional tidak memerlukan waktu lama dalam persiapanya, menghemat biaya dalam pembelajaran dan dapat dilakukan pada
kelas besar maupun kecil Djamarah dan Zain, 2010: 97. Kelebihan jigsaw yaitu memudahkan guru dalam mengajar, menuntut siswa aktif, kreatif dalam
pembelajaran karena pembelajaran dapat dilakukan mandiri tanpa guru, guru bertindak sebagai fasilitator dan bertanggungjawab terhadap proses belajarnya.
Kekurangan metode konvensional yaitu: guru dijadikan satu-satunya sumber belajar bagi mereka, memakan waktu lama dalam pembelajaran, demonstrasi
hanya dapat dilakukan sekali dengan papan tulis, guru tidak bisa mengawasi siswa satu per satu karena guru mendemostrasikan di depan kelas dan memerlukan
tenaga dan keahlian dalam mengajar Djamarah dan Zain, 2010: 97-98. Kekurangan metode jigsaw yaitu; pembelajaran hanya bisa dilakukan waktu yang
dibutuhkan lebih lama dan apa apabila guru tidak dapat mengkondisikan kelas dengan baiak maka siswa akan kembali tidak aktif lagi dan mengalami kejenuhan.
4.4 Keterbatasan Penelitian