Kelebihan dan kekurangan jigsaw

menentukan penghargaan kelompok dilakukan setelah kuis selesai dikerjakan yaitu dengan menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok. Skor individu setiap kelompok memberi sumbangan pada skor kelompok berdasarkan tentang skor yang diperoleh pada kuis sebelumnya dengan skor terakhir. Adapun hal-hal yang dilakukan sebelum ataupun sesudah cooperative learning teknik jigsaw pada dasarnya pembelajar diberi treatment dengan tugas mandiri, ceramah dari guru, dan penguasaan lainnya. Berdasarkan pendapat diatas dapat dijelaskan cooperative learning Jigsaw dalam Membuat pola, mendorong siswa aktif dan saling membantu menguasai pembelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Dalam belajar ini terdapat tahapan-tahapan dalam pengembangannya. Tahap pertama siswa dikelompokkan dalam bentuk kelompok kelompok kecil. Pembelajar bergabung dalam suatu kelompok, kemudian setiap kelompok tersebut diberi permasalahan yang akan didiskusikan dalam satu kelompok yang disebut sebagai kelompok ahli. Setelah semua anggota ahli dapat menyelesaikan masalah, mereka kembali ke kelompok asalnya. Dan pada akhirnya siswa dituntut untuk mempresentasikan penemuan mereka di kelompok asal pembelajaran teknik Jigsaw secara tidak langsung para pembelajar dituntut untuk menunjukkan tingkat pemahaman pembelajar dalam sebuah konsep dan mengungkapkan adanya kesalahpahaman.

2.1.4.4 Kelebihan dan kekurangan jigsaw

Jigsaw memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan, metode- pembelajaran jigsaw yang diakses pada tanggal 22 september 2012 pukul 13.00 antara lain: 2.1.4.4.1 Kelebihan jigsaw a Mendorong siswa untuk lebih aktif di kelas, kreatif dalam berfikir serta bertanggungjawab terhadap proses belajar yang dilakukannya b Mendorong siswa untuk berfikir kritis dan dinamis. c Siswa lebih memahami topik yang diberikan karena dipelajari lebih dalam dan sederhana dengan anggota kelompoknya d Topik yang diberikan dapat merata e Meningkatkan kerja sama tim f Setiap siswa menjadi siap dalam belajar g Siswa memiliki motivasi untuk serius dalam belajar h Memacu siswa untuk lebih aktif, kreatif serta bertanggungjawab terhadap proses belajarnya i Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan dan mengembangkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok belajar yang telah dibentuk oleh guru. j Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja, tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut. k Mendorong siswa untuk berfikir kritis l Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan ide dan mengungkapkan gagasan yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok tersebut m Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut n Membentuk hubungan persahabatan karena menimba berbagai informasi, dari teman sesamanya o Saling mengoreksi kesalahan dan membetulkan teman sesamanya p Menumbuhkan nilai solidaritas dan sikap saling menghargai antar sesama teman dengan karakteristik tingat kempauan yang berbeda. 2.1.4.4.2 Kelemahan jigsaw a Waktu yang dibutuhkan cukup panjang b Jika tidak di dukung dengan kondisi kelas yang mumpuni luas metode sulit di jalankan mengingat siswa harus beberapa kali berpindah dan berganti kelompok c Tidak semua nomor dipanggil oleh guru d Bagi siswa yang tidak terpanggil akan menjadi jenuh dan cenderung kembali pasif. Kegiatan belajar-mengajar membutuhkan lebih banyak waktu dibanding metode yang lain e Bagi guru metode ini memerlukan kemampuan lebih karena setiap kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda f Membutuhkan pengajar yang kreatif.

2.1.4.5 Langkah-langkah jigsaw

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran portofolio dalam mata pelajaran kimia: studi eksperimen di SMA Negeri I Pondok Aren Tangerang, Banten

1 22 87

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MEMBUAT HIASAN BUSANA MENGGUNAKAN MODEL KONVENSIONAL DENGAN GROUP INVESTIGATION DI SMK

0 12 181

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA SMK AL MUSYAFA’ KELAS X PADA MATA PELAJARAN MEMBUAT POLA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DAN DEMONSTRASI DENGAN CERAMAH DAN MPI

8 119 247

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MEMBUAT POLA BUSANA WANITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ALAT LEBAR GANTUNG DAN MEDIA PAPAN TULIS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 KISARAN.

0 2 25

PENGARUH METODE DRILL TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBUAT POLA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

2 9 26

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBUAT POLA ROK PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 3 PEMATANG SIANTAR.

0 4 23

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN (TPHP) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK DI KABUPATEN KUDUS.

0 0 19

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KKPI PADA MATERI MENGOPERASIKAN SOFTWARE SPREADSHEET ANTARA MENGGUNAKAN MODUL DENGAN METODE KONVENSIONAL DI SMK MA’ARIF 3 WATES.

0 3 259

PERBEDAAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS X SMK NEGERI 3 MAGELANG DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA.

0 6 165

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE JIGSAW DENGAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE (ETH) PADA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 0 1