homogen jika  F
hitung
≤ F
tabel
, maka data tersebut dikatakan berdistribusi homogen. Hasil  uji  homogenitas  data  selengkapnya  dapat  dilihat  pada  lampiran  pada  tabel
dibawah ini. Tabel 4.5  Uji Homogenitas Data
Data Kelompok
Pembelajaran Rata-
rata F
hitung
F
tabel
Kriteria
Pre test Jigsaw
62,08 1,924
1,95 Homogen
Metode konvensional 60,99
Post test Jigsaw
83,04 1,677
1,95 Homogen
Metode konvensional 66,73
Sumber : Data penelitian Lampiran halaman 216 dan 218 Hasil dari tabel diatas menunjukkan  nilai   F
hitung
dari masing-masing data pre  test  dan  post  test  pada  kelompok  eksperimen  1  siswa  yang  diajar
menggunakan  jigsaw  dengan  siswa  yang  diajar  dengan  metode  konvensional masih  dibawah
≤  F
tabel
pd  taraf  signifikansi  5  yaitu  1,95,  sehingga  dapat disimpulkan  bahwa  data  berdistribusi  homogenkedua  kelompok  mempunyai
varians yang sama.
4.2.3 Uji  Hipotesis
Uji  hipotesis  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  ada  tidaknya  peningkatan hasil belajar antara siswa  yang diajar menggunakan metode konvensional dengan
siswa  yang  diajar  menggunakan  jigsaw Membuat  Pola  pokok  bahasan  membuat
pola  dasar  badan  atas  sistem  bunka  di  SMK  negeri  3  Magelang .  Pengujian
hipotesis  menggunakan  t-test,  melihat  tingkat  peningkatan  sebelum  dan  sesudah threatment  atau  perlakuan,  atau  peningkatan  kelompok  eksperimen  dengan
kelompok  konvensional.  Diagram  dan  tabel    rata-rata  hasil pre  test  dan post  test dapat dilihat dibawah ini.
Gambar 4.2. Diagram Rata-Rata Hasil Pre test dan Post test Tabel 4.6  Hasil Uji t Membuat Pola
Data Kelompok
Rata-rata t
hitung
t
tabel
Kriteria
Pre- test Jigsaw
62,08 1,201
1,67 Tidak
ada perbedaan
signifikan Metode konvensional
60,99 Post- test
Jigsaw 83,04
22,950 1,67
Ada perbedaan
signifikan Metode konvensional
66,73 Sumber : Data penelitian Lampiran halaman 217 dan 219
Hasil  penelitian  nilai  rata-rata  hasil  belajar  menggunakan  konvensional dan  jigsaw  pada  kelompok  eksperimen  1  dan  kelompok  eksperimen  2  membuat
pola menunjukkan bahwa pengajaran menggunakan konvensional  tidak lebih baik dari  pada  pengajaran  dengan  menggunakan  jigsaw.  Bila  t
hitung
lebih  kecil  atau sama dengan t tabel, maka  Ho diterima. Hasil data penelitian ternyata t
hitung
lebih besar dari pada t tabel dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan  tabel  diatas  antara  kelompok  eksperimen  1  dan  kelompok eksperimen  2  adalah  terdapat  peningkatan  hasil  belajar  antara  siswa  yang  diajar
menggunakan  metode  konvensional  dengan  siswa  yang  diajar  menggunakan jigsaw pada membuat pola
di SMK 3 Magelang. Tabel  4.7    Hasil  Uji  peningkatan  hasil  belajar  Membuat  Pola  kelompok
eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2
Kelompok D
t
hitung
t
tabel
Kriteria
Jigsaw 20,96
26,04 1,67
Terdapat peningkatan hasil belajar
Metode konvensional 5,74
11,04 Sumber : Data penelitian Lampiran halaman 220 dan 221
Hasil pemaparan sebelumnya, telah disebutkan bahwa  kenaikan  nilai rata- rata  siswa  pada  jigsaw  mencapai  pre  tes  62,08;  pos  test  83,04.  Sedangkan  pada
kelompok  metode  konvensional  mengalami  peningkatan  nilai  rata-rata  mencapai pre  tes  60,99;  pos  test  66,73.  Jadi,  selisih  kenaikan  rata-rata  nilai  setelah
perlakuan  antara  kelas  yang  menggunakan  jigsaw  dan  kelas  yang  tidak menggunakan  jigsaw  adalah  15,31.  Simpulannya,  kelas  eksperimen  1  yang
menggunakan  jigsaw  lebih  unggul  dibanding  kelompok  konvensional  yang  tidak menggunakan jigsaw.
Peningkatan kedua metode dapat diketahui dengan melakukan uji t dengan kriteria  Ho  diterima  apabila  t      t
αn1+n2-2
,  jika    Ho    diterima,    maka    tidak terdapat    peningkatan    antara    siswa  yang  diajar  dengan  menggunakan    jigsaw
dan    antara  siswa  yang  diajar  menggunakan  metode  konvensional  Sebaliknya, jika    Ha    diterima    maka  terdapat  peningkatan  antara  siswa  yang  diajar  dengan
menggunakan    jigsaw  dan    antara  siswa  yang  diajar  menggunakan  metode konvensional.
Berdasarkan perhitungan uji t, diperoleh t
hitung
sebesar 22,950 dengan t
tabel
1,67.  Karena  t
hitung
berada  di  luar  daerah  penerimaan  Ho  sehingga  dapat disimpulkan  terdapat peningkatan  rata-rata  di antara kelas  dengan  menggunakan
jigsaw  dan  kelas  konvensional,  di  mana  kelas  eksperimen  ternyata  lebih  tinggi skor  rata-ratanya  dibandingkan  dengan  kelas  konvensional.  Dalam  hal  ini  dapat
dikatakan  bahwa  jigsaw  dapat  meningkatkan  hasil  belajar  siswa Membuat  Pola
pokok bahasan membuat pola dasar badan atas sistem bunka kelas XI Tata Busana
SMK  negeri  3  Magelang.  Berdasarkan  paparan  tersebut, dapat ditegaskan  bahwa peningkatan  hasil  belajar  dengan  jigsaw  lebih  signifikan  dibanding  peningkatan
hasil belajar siswa dengan metode konvensional.
4.2.4  Uji gain