Kemudian menyusul bagian dari pokok bahasan yang merupakan inti, dan akhimya disimpulkan kembali pokok-pokok yang penting dari pembicaraan
itu. Jalan lain yang dapat ditempuh misalnya, untuk setiap ungkapan sulit, terlebih dahulu dikemukakan contoh-contoh. Atau guru terlebih dahulu
mengemukakan suatu cerita singkat bersifat ilustratif, sehingga dapat menggambarkan dengan jelas apa yang dimaksud.
d Menangkap perhatian siswa dengan menunjukkan penggunaannya. Siswa akan tertarik bila mereka melihat bahwa apa yang di pelajari berguna bagi
kehidupan. Sebuah teknik yang sering dapat menguasai perhatian siswa pada awal ceramah sampai selesai adalah dengan menghadapkan siswa pada
pertanyaan. Dengan pertanyaan itu mereka diajak berpikir dan seterusnya mengikuti pembicaraan guru.
2.1.1.3 Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan dan mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun lisan Djamarah dan Zain, 2010: 90. Metode demonstrasi adalah penyajian pembelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan Wina sanjaya, 2006: 152 Menurut
Nur aini 2004: 36 metode demonstrasi adalah suatu metode dimana guru menunjukkan suat contoh atau percobaan suatu proses atau prosedur pembuatan
sesuatu untuk mencapai tujuan pengajaran.
Metode demonstrasi memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan antara lain:
a.
Kelebihan metode Demonstrasi menurut Djamarah dan Zain antara lain. 1. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret
sehingga menghindari verbalisme pemahaman secara kata-katakalimat. 2. Siswa lebih mudah mempelajari apa yang yang dipelajari.
3. Proses pengajaran lebih menarik. 4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dan
praktik, dan mencoba melakukanya sendiri Djamarah dan Zain, 2010: 91.
b.
Kekurangan metode demontrasi menurut Djamarah dan Zain antara lain. 1. Metode memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa
ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi tidak akan efektif.
2. Fasilitas seperti;peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu
tersedia dengan baik.
3. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin
terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain Djamarah dan Zain, 2010: 91.
2.1.2 PAIKEM GEMBROT Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot.
PAKEM adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, disamping metodologi pembelajaran dengan nama atau sebutan “PAKEM”,
muncul pula nama yang dikeluarkan di daerah Jawa Tengah dengan sebutan “PAIKEM GEMBROT” dengan kepanjangan Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot. Guru dapat menyajikan dengan atraktif menarik dengan hasil terukur sesuai yang diharapkan siswa
orang belajar secara aktif . Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktifitas mengajar
dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam
konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara pengajar itu sendiri dengan si belajar Riva’i sebagaimana yang dikutip
www.google.com .
Aktif dimaksudkan dalam proses pembelajaran guru harus mampu menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan http:smartalzind.blogspot.com
. Pada proses pembelajaran Mata Pelajaran Membuat Pola guru sesuai fungsinya
sebagai organisator, harus bisa membuat siswa aktif bertanya. Inovatif, dimaksudkan agar guru selalu mengemas kegiatan belajar yang
heterogen sehingga memiliki nilai tambah dalam memberikan pelayanan pembelajaran kepada siswa http:smartalzind.blogspot.com. Inovatif pada Mata
Pelajaran Membuat Pola yaitu dengan menggunakan jigsaw. Kreatif dimaksudkan agar guru mampu menciptakan kegiatan belajar yang
beragam sehingga memenuhi dan mampu memberikan pelayan pada berbagai tingkat kemampuan siswa
http:smartalzind.blogspot.com . Kreatif dalam
pembelajaran Mata Pelajaran Membuat Pola yaitu guru dapat memilih metode yang tepat sesuai dengan mata pelajaran yaitu metode ceramah, demonstrasi dan
jigsaw. Efektif dimaksudkan agar guru mampu memanfaatkan waktu untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran menghasilkan pengalaman baru yang
cenderung permanen
smartalzind.blogspot.com .
Efektif dalam
pembelajaran Mata Pelajaran Membuat Pola yaitu menggunakan jigsaw, waktu pembelajaran efektif, dapat dilakukan pada kelas besar maupun kecil,
pembelajaran dapat dilakukan mandiri dan dapat dipelajari dimana saja.
Menyenangkan dimaksudkan agar guru mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatian secara penuh
smartalzind.blogspot.com . Menyenangkan dalam pembelajaran Mata Pelajaran
Membuat Pola yaitu dengan penggunaan metode ceramah dan jigsaw yaitu dengan menciptakan suasana belajar yang lain dari biasanya, salah satunya dengan
perubahan tempat duduk siswa. Gembira dimaksudkan agar guru menciptakan suasana belajar yang fun
menyenangkan sehingga siswa mampu belajar dengan santai pada gilirannya, siswa mampu menyerap pelajaran
smartalzind.blogspot.com . Gembira dalam
pembelajaran Mata Pelajaran Membuat Pola yaitu dengan jigsaw, dimana didalamnya disajikan materi dipadu dengan audio, teks, animasi, gambar, grafik,
dan diharapkan dengan menggunakan jigsaw siswa dapat termotivasi mengikuti pelajaran diikuti rasa senang.
Berbobot, dimaksudkan agar guru dalam memberikan pembelajaran kepada siswa memiliki mutu yang baik sehingga tercapai tujuan pembelajaran
smartalzind.blogspot.com . Berbobot dalam pembelajaran Mata Pelajaran
Membuat Pola yaitu dengan pemberian materi yang lengkap dan jelas sesuai dengan materi pelajaran dan bahan ajar, sehingga hasil belajar yang diharapkan
dapat meningkat. Secara garis besar PAIKEM GEMBROT Ahmadi dan Sofyan, 2011: 1
dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman
dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’.
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa
dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. Program pembelajaran seperti ini harus disertai dengan kemampuan dan
wawasan guru yang cukup baik, karena guru dituntut mampu menciptakan kondisi belajar yang baik di dalam maupun di luar kelas. Sedang siswa secara individual
maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep keilmuan. Pembelajaran kreatif adalah kemampuan menciptakan, mengimajinasikan,
melakukan inovasi, dan melakukan hal-hal yang artistik lainya. Dikarakterkan dengan adanya keaslian dan hal yang baru, dibentuk melalui suatu proses yang
baru, memiliki kemampuan untuk menciptakan, dirancang untuk mensimulasikan imajinasi. Kreatifitas adalah sebagai kemampuan berdasarkan data dan informasi
yang tersedia untuk memberikan gagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang menekankan pada
segi kuntitas, ketergantungan dan keragaman jawaban dan menerapkanya dalam
pemecahan masalah. PAIKEM GEMBROT sebagai bagian dari pembelajaran terpadu memiliki banyak keuntungan yang dapat dicapai Panduan KTSP yang
dikutip Ahmadi dan Amri, 2011: 18 sebagai berikut: 1 Memudahkan pemusatan perhatian pada stau tema tertentu.
2 Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai KD antar isi mata pelajaran dengan tema yang sama.
3 Pemahaman materi mata pelajaran lebih mendalam dan berkesan. 4 Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata
pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa. 5 Lebih dapat dirasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan
dalam konteks tema yang jelas. 6 Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi
nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata pelajaran dan sekaligus dapat mempelajari mata pelajaran lain
7 Guru dapat mengehmat waktu sebab mata pelajaran yang disajikan secara PAIKEM GEMBROT dapat dipersiapkan sekaligus, dan diberikan dalam
dua atau tiga pertemuan, dan waktu selebihnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan remedial, pemantapan atau pengayaan materi Panduan KTSP
dikutip Ahmadi dan Amri, 2011: 18.
ngan Ahmadi dan Amri, 2011: 5. Program pembelajaran seperti ini harus disertai dengan kemampuan dan
wawasan guru yang cukup baik, karena guru dituntut mampu menciptakan kondisi belajar yang baik di dalam maupun di luar kelas. Sedang siswa secara individual
maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep keilmuan. Pembelajaran kreatif adalah kemampuan menciptakan, mengimajinasikan,
melakukan inovasi, dan melakukan hal-hal yang artistik lainya. Dikarakterkan dengan adanya keaslian dan hal yang baru, dibentuk melalui suatu proses yang
baru, memiliki kemampuan untuk menciptakan, dirancang untuk mensimulasikan imajinasi. Kreatifitas adalah sebagai kemampuan berdasarkan data dan informasi
yang tersedia untuk memberikan gagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang menekankan pada
segi kuntitas, ketergantungan dan keragaman jawaban dan menerapkanya dalam pemecahan masalah.
Penyajian dalam pembelajaran PAIKEM GEMBROT ini dapat dilakukan dengan pemecahan masalah, curah pendapat, belajar dengan melakukan,
menggunakan banyak metode yang disesuaikan dengan konteks, kerja kelompok. Untuk keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang
diharapkan sebelumnya siswa dilatih konsentrasi, ketelitian, kesabaran, ketekunan, keuletan, peningkatan daya ingat serta belajar dengan metode
bayangan Ahmadi dan Amri, 2011: 5.
2.1.3 Pembelajaran kooperatif