Tujuan pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif

3. Ketrampilan tingkat mahir Ketrampilan tingkat mahir meliputi mengelaborasikan, meriksa dengan cermat, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan dan berkompromi. Berdasarkan uraian diatas maka pembelajaran kooperatif pada Membuat Pola mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan saling membantu satu sama lain dalam belajar sehingga memudahkan dalam kegiatan belajar dan dapat berinteraksi langsung dengan temannya bagaimana hidup serasi antar anggota kelompok yang satu dengan yang lainnya dengan karakteristik yang berbeda dengan memperoleh pengetahuan dari sesama temannya untuk mendapatkan suatu manfaat. Sedangkan ketrampilan kooperatif yang diperoleh merupakan bagian dari kemampuan relasi sosial di dalam kelompok yang menghimpun berbagai individu untuk belajar secara kelompok bersama teman-temannya dengan cara menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.

2.1.3.3 Tujuan pembelajaran kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Tujuan pembelajaran kooperatif, Ibrahim, et al, 2000 sebagaimana yang dikutip oleh H. Isjoni, 201: 39, yaitu: Hasil belajar akademik, Penerimaan terhadap perbedaan individu, Penerimaan terhadap perbedaan individu dan Pengembangan keterampilan sosial. 1 Hasil belajar akademik Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang motode ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat member keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. 2 Penerimaan terhadap perbedaan individu Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain. 3 Pengembangan keterampilan sosial Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial. Ketrampilan ini dsangat penting untuk dimiliki oleh para siswa sebagai warga masyarakat, bangasa, dan Negara mengingat kenyataan dihadapi bangsa ini dalam mengatasi masalah–masalah sosial yang semakin kompleks, serta tantangan bagi siswa supaya mampu dalam menghadapi persaingan global untuk memenangkan persaingan tersebut. Ketrampilan serta sikap positif sebagai anggota masyarakat lokal ataupun global yang demokratis dapat dikembangkan lebih lanjut melalui pembelajaran kooperatif. Dengan demikian siswa akan mendapatkan makna dan manfaat praktis dari setiap proses pembelajaran. Secara umum tujuan pembelajaran kooperatif adalah: 1 Kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar per tutoring dan saling mendukung, 2 Meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnik dan karakter, 3 Kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru dapat mendapatkan satu asisten untuk setiap kelompoknya, 4 Menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya, 5 Untuk mengajarkan kepada siswa ketrampilan kerja sama dan kolaborasi, 6 Untuk membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat, karena orang yang kuat dalam intelegensi sangat mudah bekerja sama dan berkomonikasi dengan orang lain serta tanggung jawab terhadap kelompoknya. Berdasarkan pendapat diatas tujuan pembelajaran kooperatif dalam Membuat pola dengan Jigsaw siswa dapat memperoleh pengetahuan dari sesama temannya bukan dari guru, dengan belajar kelompok dapat memberikan kesempatan kepada teman yang lainnya untuk mengemukakan pendapat, berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menimba berbagai informasi, saling mengoreksi kesalahan, dan membetulkan teman sesamanya. Dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda siswa belajar saling menumbuhkan menghargai satu sama lain serta mengembangkan nilai solidaritas sehingga siswa yang memiliki kemampuan lamban dalam menerima pelajaran dapat terbantu memperbaiki prestasinya untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik.

2.1.4. Metode pembelajaran kooperatif jigsaw

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran portofolio dalam mata pelajaran kimia: studi eksperimen di SMA Negeri I Pondok Aren Tangerang, Banten

1 22 87

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MEMBUAT HIASAN BUSANA MENGGUNAKAN MODEL KONVENSIONAL DENGAN GROUP INVESTIGATION DI SMK

0 12 181

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA SMK AL MUSYAFA’ KELAS X PADA MATA PELAJARAN MEMBUAT POLA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DAN DEMONSTRASI DENGAN CERAMAH DAN MPI

8 119 247

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MEMBUAT POLA BUSANA WANITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ALAT LEBAR GANTUNG DAN MEDIA PAPAN TULIS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 KISARAN.

0 2 25

PENGARUH METODE DRILL TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBUAT POLA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

2 9 26

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBUAT POLA ROK PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 3 PEMATANG SIANTAR.

0 4 23

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN (TPHP) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK DI KABUPATEN KUDUS.

0 0 19

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KKPI PADA MATERI MENGOPERASIKAN SOFTWARE SPREADSHEET ANTARA MENGGUNAKAN MODUL DENGAN METODE KONVENSIONAL DI SMK MA’ARIF 3 WATES.

0 3 259

PERBEDAAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS X SMK NEGERI 3 MAGELANG DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA.

0 6 165

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE JIGSAW DENGAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE (ETH) PADA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 0 1