struktur  psikologis  berdasarkan  tingkat  perkembangan  kognitif  manusia  menjadi sepuluh stadium. Struktur ini meliputi :
a.  Stadium sensori motorik 0-18 atau 2 bulan mencakup enam stadium. b.  Stadium pra operasional ± 18 bulan – 7 tahun.
c.  Stadium operasional konkrit 7-11 tahun. d.  Stadium operasional formal mulai 11 tahun.
e.  Stadium operasional konkrit diatas 11 tahun. Seiring  dengan  bertambahnya  usia  dan  berlangsungnya  pendidikan  dan
pembelajaran, siswa  sebagai subjek belajar diharapkan  semakin mengembangkan konsentrasi  dalam  mengerjakan  sesuatu  termasuk  mengerjakan  tugas,
mengevaluasi diri sendiri. Penelitian hasil belajar menggunakan Jigsaw pada  Membuat pola di SMK
Negeri 3 Magelang ini berfokus pada kelas XI Busana 1 sebagai subjek penelitian khususnya  kelas  eksperiment.  Berdasarkan  pendapat  di  atas  bahwa  siswa  SMK
kelas  XI  rata-rata  berada  pada  usia  15-18  tahun.  Pada  usia  ini  siswa  sudah beranjak  dewasa  untuk  mencari  jati  diri  dan  sedang  mengalami  perkembangan
sosio-emosional. Apalagi bila ada siswa tamatan dari Sekolah Menengah Pertama SMP yang tidak diajarkan mata diklat konstruksi pola dasar, maka peran seorang
guru  yaitu  mendampingi  siswa  dengan  memberikan  penjelasan  akan  penting penguasaan materi dasar tersebut untuk melanjutkan pada materi lanjutannya.
2.2 Kerangka pikir
SMK  Negeri  3  Magelang  menerapkan  kurikulum  berbasis  kompetensi dengan  penilaian  sistem  ketuntasan  belajar  berdasarkan  KKM  yang  menuntut
siswa  terampil  dan  memiliki  kemampuan  dalam  membuat  pola.  Membuat  Pola pokok  bahasan  membuat  pola  dasar  badan  atas  sistem  bunka  merupakan  mata
pelajaran  berbentuk  teori  dan  praktik  dengan  uraian  materi  pengertian  pola  dan macam-macam  jenis  pola,  menentukan  garis  bentuk  tubuh  berdasarkan  anatomi
tubuh  dalam  pengukuran  menentukan  body  line, alat  dan  bahan  membuat pola, cara mengambil ukuran, pembuatan pola dasar, dan tanda-tanda pola, agar proses
belajar mengajar dapat berjalan lancar maka diperlukan sarana dan prasarana yang mendukung salah satunya adalah dengan menggunakan jigsaw.
Keberhasilan  suatu  pembelajaran  banyak  dipengaruhi  oleh  banyak  faktor baik  internal  dan  eksternal.  Metode  pembelajaran  yaitu  Jigsaw  merupakan  salah
satu  alternatif  untuk  mengurangi  hambatan  yang  terjadi  dalam  proses  belajar mengajar.  Dalam  pembelajaran  Jigsaw,  siswa  bekerja  sebagai  sebuah  tim  untuk
menyelesaikan  sebuah  masalah,  menyelesaikan  suatu  tugas  atau  mengerjakan sesuatu  untuk  mencapai  tujuan  bersama.  Siswa  tidak  hanya  bertanggung  jawab
terhadap dirinya sendiri tetapi juga kelompoknya. Jigsaw merupakan metode yang sangat  menarik  karena  merupakan  gabungan  antara  dua  hal,  belajar  dengan
kemampuan masing-masing  individu dan belajar  kelompok sehingga siswa dapat saling  bertukar  pengetahuan  yang  dimiliki  untuk  menyelesaikan  masalah.  Jadi
dengan  menggunakan  Jigsaw  diharapkan  dapat  meningkatkan  hasil  belajar  mata pelajaran Membuat Pola sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok  induk  siswa  yang  beranggotakan  siswa  dengan  kemampuan,  asal,  dan
latar belakang  keluarga  yang  beragam. Kelompok asal merupakan  gabungan dari
beberapa  ahli.  Kelompok  ahli  yaitu  kelompok  siswa  yang  terdiri  dari  anggota kelompok  asal  yang  berbeda  yang  ditugaskan  untuk  mempelajari  dan  mendalami
topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas  yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Para anggota dari tim-
tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi tim ahli saling membantu satu sama lain tentang topik. terhadap proses belajar lebih besar karena
siswa  lebih banyak bekerja daripada sekedar medengarkan  informasi.Siswa dapat dilatih mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan pola pikir kreatif.
Metode  konvensional  merupakan  suatu  metode  pengajaran  yang digunakan  dalam  menjelaskan  materi  Membuat  Pola  pokok  bahasan  membuat
pola  dasar  sistem  bunka  dalam  bentuk  teori  dan  praktik,  materi  teori  dijelaskan menggunakan  ceramah  secara  lisan,  sedangkan  demonstrasi  digunakan  untuk
menjelaskan  materi  praktik  pokok  bahasan  membuat  pola  dasar  sistem  bunka yang disajikan dipapan tulis.
Berdasarkan  perumusan  masalah,  tinjauan  pustaka,  dan  kerangka  berpikir yang  telah  diuraikan  di  atas,  hipotesis  tindakan  atau  kerangka  berpikir  ini  dapat
dirumuskan  sebagai  berikut:  1  Proses  pembelajaran  Membuat  Pola menggunakan  jigsaw  lebih  memberikan  motivasi  untuk  lebih  aktif  kepada  siswa
sehingga bergairah dalam belajar karena siswa dapat saling bertukar pengetahuan yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah, 2 Kelancaran proses pembelajaran
akan  meningkat  dengan  menggunakan  jigsaw  3  Kerja  sama  yang  terjadi  antar siswa  dalam  proses  pembelajaran  akan  meningkat  dengan  kooperatif,  4  Hasil
belajar  siswa  Membuat  Pola  dapat  mencapai  taraf  penguasaan  yang  optimal setelah menggunakan jigsaw.
Metode  konvensional dengan jigsaw dapat diterapkan pada berbagai mata pelajaran  produktif  Program  Keahlian  Tata  Busana  di  SMK  salah  satunya  yaitu
Membuat Pola pokok bahasan membuat pola dasar sistem bunka. Persamaan dari kedua  metode  ini  yaitu  sama-sama  menggunakan  metode  ceramah  namun
perbedaanya  terletak  pada  kombinasi  metodenya  yaitu  menggunakan  jigsaw. Tujuan  penggunaan  kedua  kombinasi  metode  pada  penelitian  ini  adalah  agar
siswa  dapat  memahami  langkah-langkah  dalam  pembuatan  pola  dasar  sistem bunka  dari  awal  sampai  akhir  agar  siswa  dapat  menyerap  materi  yang  dberikan
dan  dapat  mempraktikkanya,  di  duga  ada  perbedaan  hasil  belajar  lebih  baik  dari sebelumnya  sehingga  berpengaruh  pada  peningkatan  minat  dan  prestasi  belajar
pada siswa. Alur pembelajaran jigsaw ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.10 Alur pikir jigsaw
Jigsaw
Guru Pembagian kelompok
dan penomoran Siswa membaca
materi hand out
Siswa mengumpulkan
diskusi informasi dari kelompok ahli
Siswa presentasi pada kelompok ahli
Siswa  membuat pola pada  kertas  manila
yang disediakan Siswa
mengerjakan LKS
Guru merefleksi dari jigsaw
Siswa kembali ke kelompok semula
untuk mendiskusikan informasi yang
diperoleh Siswa presentasi
membuat pola dasar badan atas sistem
bunka pada kelompok
2.3 Hipotesis