Berhubungan dengan ruang lingkup pokok pembelajaran dan kebutuhan pengembangan bahasa dalam keranngka organisasi; 3 Meningkatkan
kesempatan-kesempatan bagi individu menyebutkan saran-saran.
2.1.3.2 Ciri- ciri pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan menurut Agus Suprijono, 2011: 58 adalah; 1
memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat seperti fakta, ketrampilan, nilai, sikap, konsep dan pengetahuan bagaimana hidup serasi dengan sesama, 2
pengetahuan nilai, dan ketrampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai. Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah;
1 Setiap anggota memiliki peran 2 Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa
3 Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman- teman sekelompoknya
4 Siswa belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-6 siswa dengan tingkat kemampuan, latar belakang yang berbeda
5 Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok
6 Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan atau guru sebagai fasilitator.
Pembelajaran kooperatif pada hakekatnya sama dengan kerja kelompok tetapi tidak semua kerja kelompok dapat dianggap pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran koperatif menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran dimana siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling
membantu sama lain dengan kemampuan yang heterogen yang artinya terdiri dari campuran kemampuan siswa dan latar belakang yang berbeda dengan temannya.
Roger dan David Johnson sebagaimana yang dikutip oleh Agus Suprijono, 2011: 58 mengatakan bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal ada lima unsur
dalam pembelajaran kooperatif. Lima unsur tersebur antara lain : 2.1.3.2.1 Positif interdependence saling ketergantungan positif
Positif interdependence yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama dimana keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung
apada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena
itu, semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan. Kondisi seperti ini memungkinkan setiap siswa merasa adanya ketergantungan positif pada
anggota kelompok lainnya dalam mempelajari dan menyelesaikan tugas–tugas yang menjadi tanggung jawabnya, yang mendorong setiap anggota kelompok
untuk bekerja sama. 2.1.3.2.2 Personal responsibility tanggung jawab perorangan
Personal responsibility yaitu adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok sehingga siswa termotifasi untuk saling
membantu. Keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya, oleh karena itu setiap anggota kelompok mempunyai tugas
dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut. Dengan
demikian, siswa yang tidak melaksanakan tugasnya akan diketahui dengan jelas dan mudah. Rekan-rekan dalam satu kelompok akan menuntutnya untuk
melaksanakan tugas agar tidak menghambat yang lainnya. 2.1.3.2.3 Face of face promotive interaction interaksi positif
Face of face promotive interaction yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara. Hal ini memberikan kesempatan yang luas
kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari kelompok lain.
Interaksi yang langung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara. Tidak adanya penonjolan kekuatan individu, yang ada hanya pola pikir interaksi dan perubahan
yang bersifat verbal diantara siswa yang bersifat positif sehingga saling mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran.
2.1.3.2.4 Interpersonal skill komunikasi antar anggota Melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam
kegiatan pembelajaran. Ketrampilan berkomunikasi merupakan proses yang ditempuh untuk pengalaman belajar dan pembinaaan perkembangan mental dan
emosianal para siswa. 2.1.3.2.5 Grup prosessing pemrosesan kelompok
Menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya dapat bekerja sama
lebih efektif. Waktu evaluasi dapat diadakan beberapa kali pembelajaran terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif Slavin, 1995 sebagaimana dikemukakan oleh H. Isjoni, 2011: 33, yaitu
penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.
a Penghargaan kelompok Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk
memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan
kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung, saling
membantu, dan saling peduli. b Pertanggungjawaban individu
Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada
aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap
untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.
c Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skoring yang mencakup nilai
perkembangan berdasar kan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode skoring ini setiap siswa baik
yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.
Pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa mempelajari
ketrampilan-ketrampilan khusus
yang disebut ketrampilan
kooperatif. Ketrampilan kooperatif yang berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan tugas anggota
kelompok selama kegiatan. Ketrampilan-ketrampilan kooperatif Lungdren 1994 sebagaimana yang dikutip oleh H. Isjoni, 201: 65 tersebut antara lain sebagai
berikut : 1. Ketrampilan kooperatif tingkat awal
a. Menggunakan kesepakatan Yang dimaksud dengan menggunakan kesepakatan adalah menyamakan
pendapat yang berguna untuk meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok.
b. Menghargai kontribusi Menghargai berarti memperhatikan atau mengenal apa yang didapat
dikatakan atau dikerjakan anggota lain. Hal ini berarti harus selalu setuju dengan anggota lain, dapat saja berupa kritik yang diberikan itu ditujukan
terhadap ide dan tidak individu. c. Mengambil giliran dan member tugas
Pengertian ini mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas tanggung jawab tertentu
dalam kelompok.
d. Berada dalam kelompok Berada dalam kelompok maksud disini setiap anggota tetap dalam
kelompok kerja selama kegiatan berlangsung. e. Berada dalam tugas
Berada dalam tugas maksud berada dalam tugas adalah meneruskan tugas yang terjadi tanggung jawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai
tepat waktu yang dibutuhkan. f. Mendorong partisipasi
Mendorong partisipasi bearti mendorong semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok.
g. Mengundang orang lain Mengundang orang lain maksudnya adalah meminta orang lain untuk
berbicara dan berpasipasi terhadap tugas. h. Menyelesaikan tugas dalam waktunya
i. Menghormati perbedan individu Menghormati perbedaan individu berarti bersikap menghormati terhadap
budaya, suku, rasa tau pengalaman dari semua siswa atau siswa. 2. Ketrampilan tingkat menengah
Ketrampilan tingkat menengah meliputi menunjukkan penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara dapat diterima,
mendengarkan dengan arif, bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, menggorganisir, dan mengurangi ketegangan.
3. Ketrampilan tingkat mahir Ketrampilan tingkat mahir meliputi mengelaborasikan, meriksa dengan cermat,
menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan dan berkompromi. Berdasarkan uraian diatas maka pembelajaran kooperatif pada Membuat
Pola mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan saling membantu satu sama lain dalam belajar sehingga memudahkan dalam kegiatan belajar dan dapat
berinteraksi langsung dengan temannya bagaimana hidup serasi antar anggota kelompok yang satu dengan yang lainnya dengan karakteristik yang berbeda
dengan memperoleh pengetahuan dari sesama temannya untuk mendapatkan suatu manfaat. Sedangkan ketrampilan kooperatif yang diperoleh merupakan bagian
dari kemampuan relasi sosial di dalam kelompok yang menghimpun berbagai individu untuk belajar secara kelompok bersama teman-temannya dengan cara
menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara
berkelompok.
2.1.3.3 Tujuan pembelajaran kooperatif