Bahan Baku dan Bahan Penolong PT. Asianagro Agungjaya Tanjung Balai Asahan Proses Produksi Yang Dilakukan PT. Asianagro Agungjaya Tanjung Balai Asahan

3.1.7 Bahan Baku dan Bahan Penolong PT. Asianagro Agungjaya Tanjung Balai Asahan

Dalam kegiatan produksi yang dilakukan untuk menghasilkan minyak goreng, digunakan CPO Crude Palm Oil sebagai bahan bakunya. Bahan baku yang diperoleh dari perkebunan dengan cara membeli dan diantar menggunakan Truck, di bongkar muat pada tempat Loading-Unloading untuk selanjutnya disimpan pada tangki penimbunan sebelum diolah. Untuk membantu proses yang dilakukan dalam produksi, dibutuhkan bahan lain selain bahan baku yang disebut dengan bahan penolong. Bahan penolong yang digunakan untuk membantu proses produksi adalah deterjen yaitu untuk membantu pemisahan CPO Crude Palm Oil menjadi fraksi Olein dan fraksi Stearin.

3.1.8 Proses Produksi Yang Dilakukan PT. Asianagro Agungjaya Tanjung Balai Asahan

Untuk menghasilkan produk akhirnya, PT. Asianagro Agungjaya Tanjung Balai Asahan melakukan beberapa tahapan produksi yaitu : 1. CPO yang ditimbun di tangki penimbunan dialirkan ke tangki kristalisasi. Pada tangki ini CPO ditambahkan dicampur dengan Sodium Lauryl Sulphate yang berkonsentrasi 0,05 dan Magnesium Sulphate yang berkonsentrasi 0,09 , lalu didinginkan secara perlahan sampai mencapai suhu 20-21 o C. Kristalisasi dilakukan dengan membuat CPO menjadi kristal melalui penambahan penginjeksian deterjen yang diikuti dengan pengadukan oleh mixer. 2. Kristaliser yang dari tangki kristalisasi dialirkan ke separator dengan kecepatan putaran ± 8.000 putaran per menit. Pada tahapan ini CPO Crude Palm Oil telah terpisah menjadi 2 fraksi yaitu fraksi Crude Olein dan fraksi Crude Stearin. Setelah terpisah fraksi Crude Universitas Sumatera Utara Olein dan fraksi Crude Stearin dimasukkan ke Vacuum Dryer untuk mengadakan penguapan demi menghilangkan kadar air yang masih tersisa, dan kemudian fraksi Crude Olein disimpan dalam tangki timbun untuk proses selanjutnya yang berupa proses rafinasi. Sedangkan fraksi Crude Stearin disimpan dalam tangki penimbunan untuk dipasarkan. 3. Pada proses rafinasi dilakukan pengolahan pendahuluan atau pre treatment terhadap Crude Olein yaitu untuk menghilangkan lendir gum atau yang disebut dengan Degumming penghilang lendir. Sebelum pertama kali dilakukan pengolahan terhadap Crude Olein harus dilakukan pemanasan pada tangki timbun hingga mencapai suhu 60 o C. Kemudian Crude Olein ini dipompakan menuju Plate Heat Exchanger, yang gunanya untuk memanaskan Crude Olein sehingga suhu mencapai 110 o C. Dari sini selanjutnya Crude Olein dialirkan ke mixer dan diinjeksikan dengan asam fosfat yang berkonsentrasi 0,045 . Asam fosfat ini yang dipakai untuk mengikat lendir pospatida yang terdapat pada Crude Olein. 4. Pemucatan pendahuluan dilakukan dengan menambahkan Crude Olein dengan Bleaching Earth tanah pemucat dengan maksud untuk mengikat kelebihan gumpalan lendir atau gum yang sudah terikat oleh asam fosfat, mengikat air, mengikat kotoran, dan mengikat warnanya. Tanah pemucat ini berkonsentrasi 1 . Kemudian Olein minyak tersebut disaring melalui Niagara Filter untuk menyaring lendir dan tanah pemucat yang telah berupa cake. Minyak yang telah melalui Niagara Filter, kemudian dialirkan ke Dearator dengan suhu 110 o C dan minyak yang masuk ke Dearator ini dinamakan Bleached Olein. 5. Pada proses Dearasi ini, Bleached Olein yang masih mengandung uap-uap air dan udara akan dihilangkan dengan menggunakan Vacuum. Selanjutnya Bleached Olein dipompakan ke Spiral Heat Exchanger untuk mendapatkan suhu hingga mencapai 265 o C, lalu Bleached Olein dialirkan ke Deodorizer. Universitas Sumatera Utara 6. Pada proses ini asam lemak bebas, bau, dan warna diuapkan. Semua zat yang menguap pada proses Deodorisasi terutama asam lemak masuk ke dalam Condenser Fatty Acid yang terkondensasi, yang kemudian asam lemak ini ditampung di dalam tangki. Setelah melalui tahapan proses ini dihasilkan 2 macam produk yaitu minyak goreng Refined Bleached Deodorized Palm Olein atau RBDPL dan Palm Fatty Acid Distilated. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Dokumen yang terkait

Komunikasi Kelompok Kecil Dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi kerja Karyawan PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun)

2 70 103

Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Oriflame Medan

14 127 155

Peranan Internal Public Relations Dan Motivasi Karyawan (Studi Korelasional Tentang Peranan Internal Public Relations dalam Meningkatkan Motivasi Karyawan PT. BTN Medan)

1 69 115

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 26

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 3

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 39

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 10

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 2

Komunikasi Kelompoko Kecil dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi Kerja Consultant PT Oriflame Medan)

0 0 17

Komunikasi Kelompok Kecil Dan Motivasi Kerja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Kecil terhadap Motivasi kerja Karyawan PT Tupperware Indonesia Cabang Medan Maimun)

0 1 11