2.1.3.4 Komunikasi Massa Mass Communication
Komunikasi massa merupakan suatu proses yang sangat kompleks yang di dalamnya meliputi hubungan-hubungan antara publik dan sarana saluran. Beberapa aspek di dalamnya
komunikasi antar-pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi yang secara keseluruhan masuk kepada kelompok organisasi massa Lubis, 2007:33. Selain itu
komunikasi massa juga disebut sebagai komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak surat kabar dan majalah maupun elektronik radio dan televisi Mulyana, 2007:83.
Pengertian komunikasi massa juga dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah besar. Di samping
itu ada pula makna lain yang dianggap makna asli dari kata massa, yakni suatu makna yang mengacu pada kolektivitas tanpa bentuk yang komponen-komponennya sulit dibedakan satu
sama lain. Kamus Bahasa Inggris ringkas memberikan definisi “massa” sebagai suatu kumpulan orang banyak yang tidak mengenai keberadaan individualitas. Definisi ini hampir
menyerupai pengertian massa yang digunakan oleh para ahli sosiologi khususnya bila dipakai dalam kaitannya dengan khalayak media.
Sedangkan Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss mendefinisikan komunikasi massa sebagai suatu proses organisasi media yang menciptakan dan menyebarkan pesan-
pesan pada masyarakat luas dan proses pesan tersebut dicari, digunakan, dipahami, dan dipengaruhi oleh audiens Littelejohn dan Foss, 2009:405.
Selain itu, Saverin dan Tankard dalam Effendy, 2004:21, menyatakan bahwa komunikasi massa adalah sebagian ketrampilan skill, sebagian seni art, dan sebagian ilmu
science. Maksudnya, tanpa adanya dimensi menata pesan tidak mungkin media massa dapat memikat khalayak yang pada akhirnya pesan tersebut dapat mengubah sikap, pandangan, dan
perilaku komunikan. George Gerbner dalam buku Litteljohn dan Foss “Theories Of Human Communication” menyimpulkan pentingnya media massa, diantaranya adalah : kemampuan
Universitas Sumatera Utara
menciptakan masyarakat, menjelaskan masalah, memberikan referensi umum, dan memindahkan perhatian dan kekuasaan Littlejohn dan Foss, 2009:405. Dalam hal ini Joshua
Meyrowitz menggambarkan tiga metafora yang mewakili berbagai sudut pandang mengenai media, diantara sebagai berikut :
1. Media sebagai vessel adalah suatu gagasan yang melihat media sebagai pembawa pesan content yang netral.
2. Media sebagai bahasa language adalah adanya masing-masing media yang memiliki unsur-unsur struktural atau tata kalimat yang berbeda-beda, seperti : sebuah bahasa yang
digunakan. Dengan kata lain, media disini memiliki ciri khasnya masing-masing. Contohnya mungkin dapat kita lihat dalam media cetak. Dalam media cetak, misalnya :
rancangan halaman, huruf yang digunakan, tata letak, dan lainnya ditentukan berdasarkan format yang telah dimiliki masing-masing media. Begitu juga dalam media elektronik,
media disini berusaha mempengaruhi dan menarik konsumen dengan berbagai cara, misalnya dengan komposisi suara yang baik, musik dan unsur visual yang menarik.
Media memang sangat membutuhkan media-media struktural seperti ini. 3. Media sebagai lingkungan environment adalah adalah suatu gagasan yang menyatakan
bahwa kita itu hidup dalam lingkungan yang penuh dengan berbagai informasi yang disebarkan oleh keberadaan media dengan beragam kecepatan, ketepatan, kemampuan
melakukan interaksi, persyaratan fisik, dan kemudahan belajar. Lingkungan media tersebut membentuk pengalaman field of experience pada manusia dengan cara-cara
yang signifikan dan sering kali tanpa disadari Littlejohn dan Foss, 2009:407.
Universitas Sumatera Utara
Dari pemaparan diatas, maka kita dapat melihat ciri-ciri dari komunikasi massa, yaitu sebagai berikut :
a Komunikasi massa berlangsung satu arah Berbeda dengan komunikasi antarpersona interpersonal communication yang
berlangsung dua arah two-way traffic communication, komunikasi massa berlangsung satu arah one-ways communication. Ini berarti tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada
komunikator. Dengan lain perkataan, wartawan sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan para pembacanya terhadap pesan atau berita yang disiarkannya. Demikian pula
dengan penyiar radio, penyiar televisi, maupun sutradara. Mereka juga tidak mengetahui tanggapan khalayak yang dijadikan sasarannya.
Yang dimaksudkan dengan “tidak mengetahui” dalam keterangan di atas ialah tidak mengetahui pada waktu proses komunikasi itu berlangsung. Tetapi mungkin saja suatu saat
komunikator mengetahuinya juga, misalnya melalui rubrik surat pembaca atau surat pendengar yang biasa terdapat di dalam media surat kabar, majalah, dan radio maupun
dengan jalan menelepon. Akan tetapi, itu semua terjadi setelah komunikasi dilancarkan oleh komunikator. Sehingga komunikator disini tidak dapat memperbaiki gaya komunikasi seperti
yang biasa terjadi pada komunikasi tatap muka. Disini komunikator hanya bisa mengintropeksi dan mendengar masukkan yang diberikan massa, agar lebih baik lagi. Seperti
yang telah dipaparkan diatas, maka arus balik seperti itu dinamakan arus balik tertunda delayed feedback Effendy, 2004:22.
b Komunikator pada komunikasi massa melembaga Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yaitu suatu
institusi atau organisasi. Oleh karena itu, komunikatornya melembaga atau dalam bahasa asing disebut institutionalized communicator atau organized communicator. Hal ini berbeda
Universitas Sumatera Utara
dengan komunikator lainnya , misalnya kiai atau dalang yang munculnya dalam suatu forum yang bertindak secara individual, atas nama dirinya sendiri, dan mempunyai lebih banyak
kebebasan. Komunikator pada media massa, misalnya wartawan surat kabar atau pernyiar televisi
disini merupakan komunikator yang berasal dari suatu lembaga, karena media tempat mereka bekerja adalah suatu lembaga. Jadi untuk menyebarluaskan pesan komunikasi yang ada,
mereka harus bertindak atas nama lembaga, yaitu sejalan dengan kebijaksanaan policy surat kabar dan stasiun televisi yang diwakilinya. Dalam hal ini mereka tidak mempunyai
kebebasan individual untuk mengungkapkan sesuatu, seperti : kebebasan mengemukakan pendapat freedom of expressioon atau freedom of opinion. Jadi disini kebebasan mereka
terbatas restricted freedom Effendy, 2004:22-23.
c Pesan pada komunikasi massa bersifat umum Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum public, karena ditujukan
kepada khalayak umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau kepada sekelompok orang tertentu Effendy, 2004:23.
d Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserampakan
simultaneity pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. Hal ini merupakan ciri paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi lainnya. Hal ini dapat
kita lihat dalam pemaparan berikut ini : “Poster atau papan pengumuman dengan radio siaran merupakan media komunikasi. Poster dan papan pengumuman memang merupakan media
komunikasi, tetapi bukan media komunikasi massa sebab tidak mengandung ciri keserempakan. Sedangkan radio siaran adalah media komunikasi massa, karena didalamnya
mengandung ciri keserempakan. Pesan yang disampaikan melalui poster atau papan
Universitas Sumatera Utara
pengumuman yang diberikan kepada khalayak tidak diterima oleh khalayak secara serempak atau bersama-sama, tetapi secara bergantian. Lain dengan pesan yang disampaikan melalui
radio siaran, misalnya pesan yang disebarkan dalam bentuk pidato, contoh : pidato Presiden yang akan diterima oleh khalayak dalam jumlah jutaan, bahkan puluhan juta atau ratusan juta
orang yang akan serempak bersama-sama mendengarkan pidato pada saat Presiden berbicara. Dengan kata lain, pidato yang disampaikan Presiden secara LIVE dan semua orang akan
mendengarkannya secara serempak bersama-sama” Effendy, 2004:24.
e Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen Komunikasi atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang
terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator, bersifat heterogen. Dalam keberadaannya secara terpencar-pencar, di mana satu sama lainnya tidak
saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagi hal : jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan,
pandangan hidup, keinginan, cita-cita, dan sebagainya. Heterogenitas khalayak seperti itulah yang menjadi kesulitan seorang komunikator
dalam menyebarkan pesannya melalui media massa, karena setiap individu dari khalayak itu menghendaki agar keinginannya dipenuhi. Bagi para pengelola media massa adalah suatu hal
yang tidak mungkin untuk memenuhinya. Satu-satunya cara untuk dapat mendekati keinginan seluruh khalayak sepenuhnya ialah dengan mengelompokkan mereka menurut jenis kelamin,
usia, agama, pekerjaan, pendidikan, kebuidayaan, kesenangan hobby, dan lain-lain berdasarkan perbedaan sebagaimana yang telah dipaparkan diatas Effendy, 2004:25.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan
dengan komunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya.
Komunikasi tidak dapat berjalan begitu saja, sebab satu kegiatan harus menjalani proses komunikasi. Jika semua proses komunikasi lengkap, maka kegiatan komunikasi dapat
berjalan dengan baik. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam proses komunikasi, yang telah penulis
paparkan sebelumnya dalam bab 1 satu, terlihat adanya pengirim yang menyampaikan pesan kepada penerima melalui saluran tertentu. Di dalam bab 2 dua ini, penulis mencoba
untuk memaparkan secara seksama langkah-langkah yang khusus dalam proses komunikasi tersebut, diantaranya adalah :
• Pengirim Pesan sender Komunikasi dimulai oleh pengirim sender yang memiliki pikiran atau ide. Pikiran
atau ide ini selanjutnya diolah sedemikian rupa, sehingga dapat dimengerti oleh pengirim dan penerima. Kita biasanya berpikir untuk pengolahan atau encoding, yang menghasilkan pesan
dalam bahasa manusia, walaupun masih banyak lagi cara pengolahan lainnya, seperti : penerjemahan pikiran ke dalam bahasa komputer.
• Penggunaan Saluran untuk Menyampaikan Pesan use of channel to transmit the message
Informasi disampaikan melalui saluran yang menghubungkan pengirim sender dengan penerima receiver pesan. Pesan yang akan disampaikan itu bisa dalam bentuk lisan
maupun dalam bentuk tulisan dan dapat disampaikan melalui memorandum, komputer,
Universitas Sumatera Utara