71 d.
Tidak sesuai 1
Kurang
Dari skor yang diperoleh diubah dalam bentuk nilai dengan rumus sebagai berikut.
Melalui pedoman penilaian tersebut, peneliti dapat mengetahui hasil tes menulis karangan argumentasi siswa. Tes dilakukan satu kali dalam setiap siklus,
yaitu dilaksanakan pada akhir siklus. Jika siklus I hasilnya masih kurang atau belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan, maka diadakan tindakan pada
siklus II. Siswa dikatakan mencapai kategori sangat baik jika memperoleh nilai antara 85-100, kategori baik dengan nilai antara 75-84, kategori cukup dengan
nilai antara 60-74, dan kategori kurang dengan nilai antara 0-59.
3.4.2 Instrumen Nontes
Bentuk instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman jurnal guru, pedoman jurnal
siswa, dan pedoman dokumentasi.
3.4.2.1 Pedoman Observasi
Pedoman observasi digunakan untuk mengamati keadaan dan sikap siswa yang terjadi selama proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Hal-hal yang
diamati adalah perilaku siswa saat menulis argumentasi atau tanggapan siswa terhadap strategi pembelajaran yang digunakan. Peneliti melakukan observasi
Nilai = Jumlah skor x 100 Skor ideal
72 perilaku siswa yang positif dan negatif selama mengikuti proses pembelajaran.
Perilaku positif meliputi: 1 perhatian siswa terhadap penjelasan guru tentang pelajaran menulis karangan argumentasi melalui strategi TTW; 2 tanggapan
siswa terhadap materi menulis karangan argumentasi dengan strategi TTW yang diberikan guru; 3 keberanian siswa mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyanan yang diberikan guru selama proses pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan strategi TTW; 4 tanggapan siswa terhadap tugas yang
diberikan guru; 5 kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru; dan 6 ketepatan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Perilaku negatif siswa meliputi: 1 terganggu lingkungan sekitar; 2 berusaha memperhatikan pekerjaan teman; 3 bergurau atau berbicara dengan temannya;
4 melamun; 5 menggangu temannya; 6 mengantuk atau sambil tiduran; 7 izin ke belakang; 8 jalan-jalan di kelas; 9 berbicara tidak relevan; dan 10
bermain-main dengan alat tulis.
3.4.2.2 Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang pembelajaran menulis karangan argumentasi. wawancara dilakukan terhadap 6
siswa yang skor tesnya tinggi, sedang, dan rendah. Kegiatan wawancara ini mengungkap 8 butir pertanyaan sebagai berikut: 1 pendapat siswa tentang
perasaannya setelah mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan strategi TTW; 2 pendapat siswa tentang kemampuannya
dalam menulis karangan argumentasi setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi TTW; 3 pendapat siswa tentang manfaat yang diperoleh
73 setelah mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan strategi
TTW; 4 pendapat siswa tentang keaktifannya di kelas selama pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan strategi TTW berlangsung; 5 kesulitan-
kesulitan yang dialami ketika pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan strategi TTW berlangsung; 6 penyebab kesulitan yang dihadapi siswa selama
mengikuti pembelajaran menulis karangan argumenatasi dengan strategi TTW; 7 usaha yang dilakukan siswa untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut; 8
pendapat siswa mengenai pembelajaran karangan argumentasi dengan strategi TTW.
3.4.2.3 Pedoman Jurnal