34
tersebut dituangkan dalam konteks dengan cara tersendiri, dengan harapan apa yang diinginkan dapat tercapai cara-cara tersebut dan dapat disajikan dengan
menggunakan ragam tulisan yang diinginkan. Menurut Keraf 1980: 136 dan Nursisto 1999: 37, jenis karangan yang lazim digunakan dalam pembelajaran
menulis di Indonesia ada lima jenis, yaitu 1 narasi, 2 eksposisi, 3 deskripsi, 4 persuasi, dan 5 argumentasi. Meskipun ada lima jenis karangan, pada hakikatnya
hampir tidak ada satu jenis karangan pun yang betul-betul murni. Tidak ada karangan yang benar-benar argumentasi karena di dalamnya mungkin tetap
terkandung unsur eksposisi dan deskripsi. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan ada lima jenis atau
ragam karangan. Kelima jenis karangan tersebut mewakili pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca melalui tulisannya. Kelima jenis karangan
tersebut antara lain narasi, eksposisi, deskripsi, persuasi, dan argumentasi.
2.2.2 Hakikat Karangan Argumentasi
Banyak ahli yang berpendapat tentang hakikat karangan argumentasi. Dalam subbab ini akan dijelaskan mengenai pengertian karangan argumentasi dan
ciri-ciri karangan argumentasi.
2.2.2.1 Pengertian Karangan Argumentasi
Menurut Keraf 1980: 3, argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk memengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka percaya
dan akhirnya bertindak sesuai dengan yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui karangan argumentasi, penulis berusaha merangkai fakta-fakta
sedemikian rupa sehingga ia mampu menunjukkan apakah pendapat atau sesuatu
35
hal tertentu itu benar atau tidak. Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan.
Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan secara singkat bahwa argumentasi merupakan bentuk wacana yang bertujuan mengubah pikiran, sikap, pandangan,
dan perasaan seseorang dengan menyodorkan pembuktian. Dalam hal ini, bukti yang disodorkan berupa fakta-fakta. Karena itu, fakta-fakta harus diuji
kebenarannya dan semakin banyak disodorkan fakta akan semakin kuat argumentasinya itu.
Wacana argumentasi terbagi menjadi dua macam, yaitu argumentasi induktif dan argumentasi deduktif. Argumentasi induktif adalah suatu proses berpikir yang
bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu simpulan. Argumentasi induktif adalah suasana proses berpikir dari hal yang
bersifat khusus ke hal yang bersifat umum Keraf 1993: 45. Argumentasi deduktif merupakan proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang sudah ada
menuju pada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu simpulan. Argumentasi deduktif adalah proses berpikir dari sesuatu hal yang bersifat umum ke suatu hal
yang bersifat khusus Keraf 1993: 57. Pengertian yang hampir sama tentang karangan arggumentasi dijelaskan
Nursisto 1999: 46. Argumentasi adalah karangan yang berusaha memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.
Jadi, argumentasi pasti memuat argumen, yaitu bukti dan alasan yang dapat meyakinkan orang lain bahwa pendapat yang diberikan memang benar. Dari
pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa argumentasi merupakan sarana
36
pembuktian suatu fakta atau informasi tertentu dengan memberikan alasan yang berisi dukungan atau penolakan suatu pendapat.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diperoleh simpulan bahwa argumentasi adalah wacana yang bertujuan meyakinkan pendapat atau sikap orang
lain. Argumentasi adalah tulisan yang mengetengahkan pendapat disertai alasan agar pembaca merasa yakin tentang hal yang dilarang. Di dalam argumentasi,
untuk meyakinkan pembaca penulis berusaha menunjukkan fakta-fakta sehingga ia mampu menunjukkan apakah sesuai bukti atau bukti itu benar atau tidak.
2.2.2.2 Ciri-Ciri Karangan Argumentasi