143
4.1.3.2.5 Refleksi Siklus II
Pembelajaran menulis karangan agumentasi dengan strategi TTW yang digunakan peneliti pada siklus II ini sudah dapat diikuti dengan baik oleh siswa.
Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa terlihat lebih siap untuk menerima penjelasan materi dari peneliti serta siswa lebih antusias dan lebih semangat dalam
mengerjakan tugas yang diberikan peneliti. Hal ini dikarenakan siswa sudah dapat memahami materi tentang menulis karangan argumentasi dan siswa sudah terbiasa
dengan strategi yang digunakan peneliti. Keterampilan siswa dalam menulis karangan argumentasi berdasarkan
hasil tes di akhir siklus II menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata dari siklus I. Pada siklus II sudah tidak ada siswa yang nilaianya masih berada dalam
kategori kurang. Hasil menulis karangan argumentasi secara klasikal menunjukkan kategori baik pada setiap aspeknya. Nilai rata-rata tes keterampilan
menulis karangan argumentasi dari seluruh aspek penilaian berdasarkan hasil tes pada siklus II mencapai 82,61 dan mengalami peningkatan sebesar 6,98 dari siklus
I. Hal ini berarti bahwa pencapaian nilai rata-rata klasikal telah mencapai bahkan melebihi batas minimal, yaitu sebesar 70.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto selama pembelajaran pada siklus II, siswa merespon positif terhadap kegiatan
pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan strategi TTW. Tingkah laku negatif siswa, seperti terganggu lingkungan sekitar, berusaha memperhatikan
pekerjaan teman, bergurau atau bicara dengan temannya, mengganggu temannya, dan berjalan-jalan di kelas tampak berkurang. Siswa sudah mulai memahami
144
materi pembelajaran menulis karangan argumentasi dan sudah bisa membedakan isi karangan argumentasi dengan isi karangan yang lain.
Dengan diterapkannya strategi TTW dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, siswa terlihat sangat tertarik dengan penggunaan strategi seperti ini.
Kesulitan-kesulitan siswa dalam kegiatan menulis karangan argumentasi, khususnya kesulitan dalam memilih judul karangan, mengembangkan kerangka
karangan, dan menulis karangan dengan kalimat yang efektif dapat teratasi dengan baik. Tingkah laku siswa pada saat pembelajaran juga sudah menunjukkan sikap
yang positif, seperti aktif bertanya dan menjawab pertanyaan peneliti, berdiskusi dengan baik, dan mengerjakan tes menulis karangan argumentasi dengan tertib.
Situasi dan suasana kelas pada saat pembelajaran siklus II juga dapat lebih terkondisi dengan baik dan sudah lebih tenang. Siswa tampak antusias untuk
mengikuti pembelajaran dengan baik. Walaupun masih ada beberapa siswa yang berbicara dengan temannya pada saat peneliti menjelaskan materi, namun masih
dalam taraf wajar. Pada saat mengerjakan tugas menulis karangan argumentasi dengan strategi
TTW, siswa menunjukkan perilaku yang positif. Siswa yang melihat pekerjaan teman sudah berkurang. Jika terdapat kesulitan pada saat menulis karangan
argumentasi, siswa tidak malu-malu untuk bertanya dengan peneliti atau dengan teman yang lebih paham. Secara keseluruhan, siswa menunjukkan bahwa mereka
menyukai pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan strategi TTW, karena dengan strategi pembelajaan seperti itu menjadikan suasana kelas menjadi
aktif sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh. Selain itu, dengan
145
diterapkannya pembelajaran menulis karangan argumentasi, siswa dapat memeroleh pengalaman dan pengetahuan baru tentang pembelajaran menulis.
Berdasarkan hal-hal tersebut, dapat dikatakan bahwa pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan strategi TTW pada siklus II ini telah berhasil
meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan argumentasi sehingga tidak perlu dilakukan pelaksanaan siklus berikutnya.
4.2 Pembahasan
Setelah dilaksanakan analisis data tes dan nontes diperoleh kenyataan bahwa penggunaan stategi TTW dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan
argumentasi siswa kelas X-9 SMA Nasional Pati. Pembahasan hasil penelitian mengacu pada pemerolehan skor yang dicapai
siswa dalam tes keterampilan menulis karangan argumentasi dengan beberapa topik, antara lain pada siklus I, yaitu dengan topik pencemaran lingkungan,
pergaulan bebas, dan pemanasan global globa warming dan pada siklus II, yaitu dengan topik bahaya narkoba, fatwa haram merokok, dan tindak kekerasan di
sekolah. Aspek-aspek yang dinilai dalam tes keterampilan menulis karangan argumentasi ini adalah aspek isi dan aspek kebahasaan. Aspek isi meliputi
kemampuan membuktikan kebenaran fakta, kemampuan menyelesaikan masalah, kemampuan meyakinkan pembaca, dan kesesuaian isi dengan judul. Sedangkan
aspek kebahasaan meliputi penggunaan ejaan dan tanda baca, penggunaan diksi dan pilihan kata, keefektifan kalimat, dan kesesuaian jenis paragraf.