55
3.1.1.3 Observasi atau Pengamatan
Dalam observasi, peneliti mengambil data dengan cara mengamati dan mencatat kegiatan yang dilakukan siswa selama penelitian berlangsung. Observasi
adalah mengamati hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan strategi TTW.
Data observasi ini diperoleh melalui beberapa cara, yaitu 1 tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan menulis siswa serta peningkatan
keterampilan dalam menemukan perbedaan cara penyajian karangan argumentasi dengan jenis karangan yang lain; 2 observasi untuk mengetahui perilaku atau
aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung; 3 jurnal penelitian diberikan untuk mengungkap segala hal yang dirasakan siswa selama pembelajaran
berlangsung. Jurnal berisi mengenai pesan dan kesan siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan strategi TTW. Sama halnya
jurnal siswa, jurnal guru berisi mengenai ungkapan perasaan setelah melakukan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan strategi TTW; 4 wawancara
digunakan untuk memperoleh data melalui pendapat siswa yang dilakukan di luar kegiatan pembelajaran. Wawancara ini dilakukan kepada 6 siswa yang
memperoleh nilai tinggi, sedang, dan rendah; dan 5 dokumentasi foto digunakan sebagai laporan yang berupa gambaran perilaku siswa selama penelitan. Hal ini
akan memperkuat data yang lain, yaitu memperjelas dan mendukung data. Hasil dari pengambilan gambar ini dideskripsikan sesuai dengan aktivitas yang
dilakukan siswa pada setiap siklus.
56
3.1.1.4 Refleksi
Berdasarkan hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan startegi TTW pada siklus I dapat diketahui bahwa strategi yang digunakan peneliti
cukup banyak disukai oleh siswa. Hal ini dapat terlihat pada minat dan antusiasme siswa saat mengikuti pembelajaran. Adanya minat pada diri siswa saat mengikuti
pembelajaran mengakibatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan argumentasi meningkat. Berdasarkan hasil tes di akhir pembelajaran siklus I
membuktikan bahwa dengan penggunaan strategi TTW, keterampilan menulis karangan argumentasi siswa mengalami peningkatan dari prasiklus. Hasil tes
menulis karangan argumentasi secara klasikal sudah menunjukkan kategori baik pada tiap aspeknya.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto diperoleh hasil perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis karangan
argumentasi tergolong cukup baik dan mengalami sedikit perubahan dari prasiklus. Dalam pembelajaran dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
memiliki sikap yang cukup baik. Pada siklus I, Siswa merasa lebih mudah untuk memahami materi menulis karangan argumentasi. Mereka berpendapat bahwa
dengan penggunaan strategi TTW dapat memudahkan mereka dalam menulis karangan argumentasi. Selain itu, dengan penggunaan strategi TTW dalam
pembelajaran menulis karangan argumentasi membuat mereka lebih aktif untuk berpendapat karena melibatkan diskusi kelompok. Menurut mereka, pembelajaran
ini juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan mereka tentang karangan argumentasi dan perbedaanya dengan jenis karangan yang lain.
57 Meskipun demikian, beberapa siswa masih terlihat kurang bersemangat dan
kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan strategi TTW. Pada saat pembelajaran berlangsung, masih ada beberapa
siswa yang terlihat pasif dan malas-malasan ketika peneliti menjelaskan materi dan ketika mengerjakan tes menulis karangan argumentasi yang diberikan
peneliti. Selain itu, ada beberapa siswa yang terlihat bergurau atau berbicara dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran berlangsung. Hal tersebut
disebabkan kurang tertariknya siswa terhadap materi yang diberikan peneliti dan belum terbiasanya siswa dengan strategi yang digunakan peneliti.
Sebagai upaya peningkatan keaktifan dan keterampilan serta hasil tes yang diperoleh siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, maka perlu
direncanakan kegiatan pembelajaran yang lebih matang, mulai dari kegiatan awal pembelajaran sampai pada pemberian tes menulis karangan argumentasi. Dengan
demikian, tindakan siklus II perlu segera dilakukan untuk mengatasi kekurangan- kekurangan dan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada siklus I. Dengan
penciptaan suasana belajar yang lebih kondusif, dan proses pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan, serta pemberian motivasi untuk terus berlatih
menulis diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa.
3.1.2 Proses Tindakan Siklus II