40
Berdasarkan uraian di atas, dapat diperoleh simpulan bahwa strategi TTW adalah strategi yang digunakan untuk melatih siswa mengembangkan tulisan
dengan lancar dan melatih bahasa sebelum menuliskannya. Strategi TTW memperkenankan siswa untuk memengaruhi dan memanipulasi ide-ide sebelum
menuliskannya. Strategi TTW juga membantu siswa dalam mengumpulkan dan mengembangkan ide-ide melalui percakapan terstruktur.
2.4.2 Tahap-Tahap Strategi TTW
Ansari 2004: 36-39 menjelaskan terdapat tiga tahap dalam strategi TTW, yaitu tahap berpikir think, tahap berbicara atau diskusi talk, dan tahap menulis
write. Aktivitas berpikir think dapat melihat dari proses membaca suatu teks yang berisi suatu topik tertentu, kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca.
Menurut Wiederhold dalam Ansari 2004: 36 membuat catatan berarti menganalisis tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis. Dengan
belajar rutin membuat atau menulis catatan setelah membaca, akan merangasang aktivitas berpikir sebelum, selama, dan setelah membaca.
Corwin dalam Ansari 2004: 38 menyatakan setelah tahap ”think” selesai, dilanjutkan dengan tahap berikutnya ”talk”, yaitu berkomunikasi menggunakan
kata-kata dan bahasa mereka sendiri. Tahap ini sangat penting karena: 1 apakah itu tulisan, gambaran, isyarat, atau percakapan merupakan perantara ungkapan
sebagai bahasa manusia. Ungkapan adalah bahasa yang spesial dibentuk untuk mengkomunikasikan bahasa sehari-hari; 2 pemahaman ungkapan dibangun
melalui interaksi dan percakapan antara sesama individual yang merupakan
41
aktivitas sosial yang bermakna; 3 cara utama partisipasi komunikasi adalah melalui talk, yaitu peserta didik menggunakan bahasa untuk menyajikan ide
kepada temannya, membangun teori bersama, sharing strategi solusi, dan membuat definisi; 4 pembentukan ide forming ideas melalui proses talking; 5
internalisasi ide internalizing ideas dibentuk melalui berpikir dan memecahkan masalah; dan 6 meningkatkan dan menilai kualitas berpikir, talking membantu
guru mengetahui tingkat pemahaman peserta didik dalam belajar sehingga dapat mempersiapkan perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan.
Selanjutnya Shield dan Swinson dalam Ansari 2004: 39 menyebutkan tahap ”write”, yaitu menuliskan hasil dialog pada lembar kerja yang disediakan.
Aktivitas peserta didik menulis berarti mengkonstruksi ide setelah berdiskusi atau berdialog antarteman, kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Menulis
dalam bahasa Indonesia membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran, yaitu pemahaman peserta didik tentang materi yang dipelajari. Aktivitas peserta
didik selama tahap ini adalah: 1 menulis solusi terhadap masalah atau pentanyaan yang diberikan; 2 mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi
langkah, baik penyelesaiannya ada yang menggunakan diagram, grafik, ataupun tabel agar mudah dibaca dan ditindaklanjuti; 3 mengoreksi semua pekerjaan
sehingga yakin tidak ada pekerjaan yang ketinggalan; dan 4 meyakini bahwa pekerjaannya lengkap, mudah dibaca, dan terjamin keasliannya.
42
2.4.3 Peranan dan Tugas Guru dalam Penggunaan Strategi TTW