Feminis liberal menegaskan bahwa ketertindasan perempuan terjadi karena adanya pembatasan kebebasan individu. Oleh karena itu, tuntutan
feminisme liberal adalah perempuan harus diberi kesempatan dalam institusi-institusi pendidikan dan ekonomi agar sejajar dengan laki-laki.
Feminisme marsix memandang penindasan kaum perempuan terjadi akibat adanya pembagian kelas dalam masyarakat yakni perempuan
dianggap kaum proletar sedangkan laki-laki dianggap sebagai kaum borjuis. Adapun jalan keluar menurut aliran in adalah dengan cara menghilangkan
pembagian kelas dalam masyarakat. Feminisme sosialis memandang ketertindasan perempuan terjadi
akibat adanya manifestasi ketidakadilan gender yang merupakan konruksi sosial dalam masyarakat. Aliran ini merupakan gerakan untuk
membebaskan kaum perempuan melalui perubahan struktur patriakat untuk kesetaraan gender.
Feminisme radikal memandang penguasaan kaum laki-laki terhadap perempuan dari sudut seksualitas merupakan bentuk penindasan
perempuan.
c. Kritik Sastra Feminisme
Citra kritis feminisme terutama berkaitan dengan karakter-karakter wanita diwakili dalam satra, terutama dalam karya-karya yang ditulis oleh
kaum pria. Lebih lanjut, Josephine Donovan dalam Retno Winarni, 2009: 178, menyatakan kritik feminis perioritas pertama yaitu mengubah
pandangan tentang tokoh dan karakter, wanita dalam sastra yang ditulis oleh
commit to user
kaum pria sebagai yang lain, sebagai objek perhatian hanya jika mereka melayani atau menyimpang dari tujuan protagonis laki-laki.
Kritik Feminis terhadap rasio kerap kali berhubungan dengan apa
, kritik ini mengungkapkan bahwa koherensi yang tampak dalam rasio sebenarnya bergantung pada pengucilan
dan penindasan atas pelbagai ciri yang berkaitan dengan sifat feminin. Hal ini khusus pada penalaran hukum yang memperoleh legimitasi dari sifat
abstrak dan universal. Menurut
Djajanegara dalam
Retno Winarni,
2009:177, perkembangan paham feminis dalam budaya Barat di Inggris dan Amerika,
berkisar tahun 1960-an. Tujuan ini meningkatkan kedudukan dan derajat perempuan wanita agar sama atau sejajar dengan kedudukan serta derajad
laki-laki. Perjuangan serta usaha feminisme untuk mencapai tujuan ini mencakup berbagai cara, termasuk lelalui bidang sastra
Lebih lanjut dinyatakan Soenarjati Djajanegara, 2000:15-16, berkat perjuangan para feminis, wanita Amerika khususnya mengalami
banyak perbaikan di bidang-bidang kehidupan. Feminis-feminis terpelajar, terutama berkecimpung di perguruan tinggi, juga menyadari adanya
kebijakan berdasarkan seksisme yang sampai waktu itu masih diberlakukan di berbagai bidang ilmu. Berbagai disiplin ilmu hanya memberi sedikit
perhatian kepada, atau sama sekali mengabaikan, wanita sebagai kajian. Para feminis terpelajar percaya bahwa dunia ilmu pun didominasi kaum
laki-laki dan menindas kaum perempuan.
commit to user
Menurut Sugihastuti, Suharto 2010:61, feminisme merupakan gerakan kaum perempuan untuk memperoleh otonomi atau kebebasan
menentukan dirinya sendiri. Kuntha Ratna 2005:418, Menjelaskan bahwa kritik sastra
feminisme adalah membaca dan menilai karya sastra sebagai perempuan. Kritik ini beraggapan bahwa pada dasarnya jenis kelamin, yaitu laki-laki
dan perempuan, berpengaruh besar dalam proses analisis masalah, khususnya analisis dalam analisis karya sastra.
Bertitik tolak dari uraian di atas, bahwa kritik sastra feminisme merupakan kajian karya sastra yang mendasarkan pada pandangan
feminisme yang menginginkan adanya kesamaan antara perempuan dengan laki-laki, dan keadilan dalam memandang eksistensi perempuan, baik
sebagai penulis maupun dalam karyasastra-karyasastranya. Pengkritik memandang sastra dengan kesadaran, khusus adanya jenis kelamin yang
berhubungan dengan sastra, budaya, dan kehidupan. Annete Kolodny dalam Soenarjati Djajanegara, 2000:19, kritik
sastra feminis membeberkan wanita menurut stereotipe seksual, baik dalam kesusastraan maupun dalam kritik sastra, dan menunjukkan bahwa aliran-
aliran serta cara-cara yang tidak memadai yang telah dipakai dalam mengkaji tulisan wanita adalah tidak adil dan tidak peka.
Menurut Selden dalam Retno Winarni, 2009:181-182, eksistensi kewanitaan dalam kritik sastra ada lima pokok masalah yaitu: 1
biologis
,
Tofa Muler in U
, perempuan
commit to user
adalah sebuah kandungan. Dilihat dari peranan tubuh wanita, tempat penerusan keturunan, dari pihak feminis bahwa atribut biologis wanita lebih
merupakan sumber keunggulan daripada kerendahan interioritas, 2
penga la ma n
, ada perbedaan yang jelas dari segi persepsi dan emosi wanita dan laki-laki dalam hal apa yang penting dan yang tidak penting, 3
wa ca na
siapa yang menguasai wacana. Maka wajar kalau terjadi dominasi l;aki-laki -
laki, 4
keta ksa dar an
, seksual wanita bersifat revolusioner, subversi, beragain, dan terbuka. Oleh sebab itu ada upaya menolak untuk
mendefinisikan seksualitas wanita, dan 5
kondisi sosial
,
dan ekonomi
, kaum wanita berusaha membuat perimbangan perubahan kondisi sosial dan
ekonomi dalam interaksi wanita dan laki-laki.
We lea rned a t a ver y ea rly a ge that a s a women we were not a s ca pa blea s ma les to become scientists : to engage in ra tiona l thought.........
you a ssimilated these mea nings prevalent in the culture
louise Morley and Val walsh, 1995:27. Maksud dari uraian tersebut bahwa kami belajar lebih
awal sebagai seorang wanita kami tidak sama cakap seperti pria untuk menjadi sarjana, mengunakan pemikiran yang rasional anda memahami
semua arti itu merata dalam budaya. Feminis terpelajar berusaha membebaskan wanita dari berbagai
penindasan dan pembatasan di dunia ilmu. Salah satu upaya mereka adalah menjadikan wanita sebagai bahan studi, maka muncullah
gender studies
commit to user
atau
women studies
atau
ka jia n wa nita
atau berbagai program studi. Kajian ini bertujuan menambah pengetahuan kita tentang pengalaman, kepentingan
dan kehidupan
wanita. Pengkritik
feminisme pertama
berusaha menyediakan suatu konteks yang dapat mendukung penulis wanita masa
kini agar mereka mampu mengungkapkan pengalaman, perasaan serta pikiran yang selama ini direndam. Mereka menginginkan suatu kedudukan
dan pengakuan dari pengkritik satra, Para pengkritik kuliah tentang tulisan- tulisan para wanita.
Menurut Annette Kolodny dalam Soenarjati Djajanegara, 2000: 19 kritik sastra feminis
women, in both our liter ature a nd our litera ry a nd, a s well, demonstra ting the ina dequa cy of esta blished critica l schools a nd methods to dea l fa irly or
Hal tersebut membeberkan wanita menurut stereotipe seksual, baik dalam kesusasteraan maupun dalam kritik
sastra kita dan juga menunjukkan bahwa aliran-aliran serta cara-cara yang tidak memadai, mengkaji tulisan wanita secara tidak adil dan tidak peka.
Bertitik tolak dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kritik feminis, terutama feminis terpelajar percaya dunia ilmu didominasi kaum
laki-laki dan menindas kaum perempuan, namun kaum feminis berusaha membebaskan wanita dari berbagai penindasan dan pembatasan di dunia
ilmu, dengan cara memperkenalkan kritik sastra feminis mengembangkan mata kuliah tentang tulusan-tulisan para wanita.
commit to user
d. Pengertian Gender