Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
setting
merupakan tempat kejadian suatu peristiwa yang terjadi dan yang menonjol di dalam cerita sehingga cerita itu lebih hidup,
setting
dapat berupa tempat, dan waktu.
2. Hakikat Pendekatan Feminisme
a. Pengertian Feminisme
Dasar pemikiran dalam penelitian sastra berprespektip feminis adalah upaya pemahaman kedudukan dan peran perempuan seperti
tercermin dalam karya sastra: 1 kedudukan dan peran para tokoh perempuan dalam karya sastra Indonesia menunjukan masih didominasi
oleh laki-laki. Menurut Rothenberg feminisme muncul akibat dominasi pria atas
kaum wanita dalam beberapa dekade di setiap bidang.
Domina nce theory posits tha t men and women a re different because of the historic societa l fa ct tha t men hold a
dominant position, while women occupy a subordina te one
. Rothenberg dalam Brown 2005: 90
Dengan demikian, upaya pemahamannya merupakan keharusan untuk mengetahui ketimpangan gender, 2 dari resepsi pembaca karya
sastra Indonesia, secara sepintas terlihat bahwa para tokoh perempuan tertinggal dari laki-laki, misalnya dalam hal latar sosial pendidikanya,
pekerjaanya, perannya dalam masyarakat, 3 masih adanya resepsi pembaca karya sastra Indonesia bahwa hubungan antara laki-laki dan perempuan
commit to user
hanyalah merupakan hubungan berdasarkan pada pertimbangan biologis dan sosial-ekonomis semata-mata. Pandangan ini tidak sejalan dengan
pandangan perspektip feminis bahwa permpuan mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan laki-laki, 4 penelitian sastra Indonesia
telah melahirkan banyak perubahan analisis dan metodologinya salah satunya penelitian sastra yang berperspektip feminis, 5 banyak pembaca
yang meganggap bahwa peran dan kedu-dukan perempuan lebih rendah daripada laki-laki. Sugihastuti, Suharto, 2010: 15-16.
Lebih lanjut, dikatakan Soenarjati Djajanegara 2000:4, bahwa feminisme mempunyai tujuan untuk meningkatkan kedudukan serta derajat
perempuan agar sejajar dengan kedudukan serta derajat laki-laki. Perjuangan serta usaha feminisme untuk mencapai tujuan ini mencakup
berbagai cara, salah satunya memperoleh hak dan peluang yang sama dengan yang dimiliki laki-laki. Maka muncullah istilah
movement
atau gerakan persamaan hak, cara lain adalah membebaskan
perempuan dari ikatan lingkungan keluarga dan rumah tangga. Cara ini sering dinamakan
disingkat yaitu
gerakan pembebasan wanita
.
Menurut Culler dalam Herman J .Waluyo, 2011:106 menyatakan bahwa kritik sastra feminisme mengkritik sastra dengan kesadasar khusus,
yakni kesadaran bahwa ada jenis kelamin yang banyak hubungan dengan budaya, sastra, dan kehidupan kita, jenis kelamin menciptakan perbedaan
commit to user
pada diri pengarang, pembaca, perwatakan, dan faktor luar yang mempengaruhi.
The a pproa ch of woma n in pevelopment which portr ay women a s a viktim a nd men as the beneficia ries of moder niza tion a nd the see to
right these wrongs of moderniza tion, is discorded by the empower men perspective. Instead women a nd men a r not necessa rily poised
a nta gonistica lly a ga in ea th other, nor are a ll women joined by the invisble stra nds of sisterhood. Element of cla s, ethnicity a nd ra ce
intersect with gender to form a llia nce between men and women, Ma rianne H. Ma rcha nd and Ja ne L. Pa rpat, 1995:38
Pendekatan dari wanita dalam perkembangan pembangunan yang menggambarkan wanita sebagai korban dan pria sebagai
keuntungan dari modernisasi dan kemudian mencari kebenaran dari kesalahan modernisasi.
Menurut Herman J. Waluyo 2011:100 feminis adalah keseimbangan, interelasi gender, dalam pengertian yang paling luas,
feminisme adalah gerakan wanita untuk menolak segala sesuatu yang dimerginalisasikan,
disubordinasikan, dan
direndahkan oleh
kebudayaan dominant baik dalam bidang politik dan ekonomi maupun kehidupan sosial pada umumnya.
Feminisme merupakan gerakan perempuan yang terjadi hampir di seluruh dunia, gerakan ini dipicu oleh adanya kesadaran bahwa hak-
hak kaum perempuan sama dengan kaum laki-laki. Seperti diketahui sejak berabad-abad, perempuan berada di bawah dominasi laki-laki,
perempuan sebagai pelengkap, perempuan sebagai makluk kelas dua. Secara biologis perempuan lebih lemah, sebaliknya laki-laki lebih
kuat.Meskipun demikian perbedaan biologis mestinya tidaknya tidak dengan sendirinya, tidak secara ilmiah membedakan posisi dan
kondisinya dalam masyarakat.
commit to user
Kemajuan teori feminisme dalam bermacam-macam bidang dan menjelaskan pengaruh dalam beberapa faktor. Sebagai contoh
dalam kelompok seksual dari ketenagakerjaan berlangsung pada beberapa sosial yang diketahui, di mana dibedakan antara beberapa
tugas perempuan dan tugas laki-laki, tugas laki-laki dalam bidang ekonomi dan bernilai sosial. Perempuan selalu tidak demikian.
penegetahuan sosial yang paling dekat dengan pendekatan kualitas yang terlibat dalam diri masing-masing yang mengontrol produksinya
sendiri-sendiri dan laki-laki membutuhkan hal yang mereka produksi. Berpijak dari pendapat di atas, bahwa feminisme adalah
gerakan perempuan yang memperjuangkan persamaan hak antara laki- laki dan perempuan dalam bidang pendidikan, politik, ekonomi, sosial
dan budaya.
b. Aliran Feminisme