Pengertian Gender Feminisme Sosialis

d. Pengertian Gender

Analisis gender sering kali berkaitan dengan kekerasan violence, laki-laki terhadap perempuan. Yang dimaksud kekerasan oleh Fakih dalam Retno Winarni, 2009:186-187 gender diklasifikasikan menjadi delapan hal, yaitu: 1 pemerkosaan terhadap perempuan termasuk pemerkosaan terhadap suami kepada istri, 2 pemukulan dan serangan dalam rumah tangga domestic violence, 3 penyiksaan yang mengarah kepada organ seksual genita l mutila tion , 4 kekerasan dalam bentuk pelacuran prostitution , 5 kekerasan dalam bentuk pornografi bersifat fisik komersialisasi tubuh, 6 kekerasan dalam pemaksaan ber-KB, 7 kekerasan terselubung molesta tion , dan 8 pelecehan seksual sexua l a nd emotional hara ssment . Sugihastuti 2007:96, menyatakan bahwa ketidakadilan yang ditimbulkan oleh perbedaan gender merupakan salah satu masalah pendorong, lahirnya feminisme. Ketidakadilan gender termanifestasikan dalam pelbagai bentuk ketidakadilan, yakni marginalisasi atau proses pemiskinan ekonomi, subordinasi atau anggapan tidak penting dalam keputusan politik, pembentukan stereotipe atau melalui pelabelan negatif, kekerasan violence , serta sosiologi peran gender. Lebih lanjut, Mansur Fakih menyebutkan dalam Retno Winarni, 2009:186, topik-topik yang dapat dijadikan dasar analisis gender, yaitu: 1 perbedaan gender adalah perbedaan atribut sosial, karakteristik, perilaku, penampilan, cara berpakaian, harapan, dan peranan yang dirumuskan secara commit to user perorangan menurut ketentuan kalahiran, 2 kesenjangan gender adalah perbedaan dalam hal berpolitik, memberikan suara, dan dalam bersikap antara laki-laki dan perempuan, 3 genderization adalah pengacuan konsep pada upaya menempatkan jenis kelamin pada pusat perhatian identitas diri dan pandangan dari dan terhadap orang lain, 4 identitas gender adalah gambaran tentang jenis kelamin yang seharusnya dimiliki dan ditampilkan peran perempuan dan laki-laki yang diaplikasikan secara nyata. Selanjutnya, Iwan Abdullah dalam Herman J. Waluyo, 2011:112, mengklasifikasikan analisis gender sebagai feminisme moderat. Di samping feminisme moderat ada beberapa feminisme, yaitu: 1 feminisme liberal, ialah feminisme yang menganggap kodrat wanita adalah lemah dan tidak sejajar dengan laki-laki, 2 feminisme radikal, adalah jenis feminisne yang menuntut persamaan hak lelaki dan perempuan secara total, 3 feminisme psikoanalitik, ialah jenis feminisme yang memandang terjadinya opresinya terhadap wanita terutama dalam hal psikis, 4 feminisme sosial, ialah feminisme yang memandang bahwa posisi wanita ditentukan oleh struktur produksi, reproduksi, seksualitas, dan sosialisasi masa kanak-kanak, 5 feminisme eksistensialis, yitu feminisme berpandanagan bahwa wanita the other eksisitensinya, dan 6 feminisme pasca-modern, yaitu feminisme yang memandang bahwa pengalaman wanita berbeda dengan laki-laki kerena perbedaan kelas, ras, dan budayanya.Telaah tentang feminisme yang commit to user dikaitkan dengan pembangunan biasanya berkaitan dengan akses, kontrol, dan partisipasi wanita di dalam pembangunan. Sugihastuti, Suharto 2010:35, menjelaskan bahwa gender adalah pembagian manusia menjadi laki-laki maskulin dan perempuan feminis berdasarkan kontruksi sosial budaya. Gender bukanlah sesuatu yang kita dapatkan sejak lahir dan bukanlah kodrat sejak lahir tetapi dikontruksi oleh lingkungan sosial budaya. Seorang anak perempuan haruslah bersikap lembut, tidak pantas jika bermain bola, sedangkan anak laki-laki haruslah kuat, tidak pantas jika bermain boneka. Hal inilah yang berperan dalam mencetak anak menjadi fiminism atau maskulin. Hal tersebut hampir sama yang dikemukakan Fakih 2012:8, gender suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural, bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, perkasa. Berdasarkan uraian di atas, bahwa gender sering dikaitkan dengan kekerasan baik fisik maupun psikis yang dilakukan oleh kaum lelaki terhadap kaum perempuan. Gender merupakan penbentukan setelah lahir untuk membedakan kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari mana yang pantas untuk dilakukan perempuan dan mana yang pantas untuk dilakukan kaum laki-laki. Riant Nugroho 2011:9-16, menjelaskan banyak sekali bentuk ketidakadilan gender atau perempuan, antara lain: commit to user a. Pemiskinan Ekonomi Marginalisasi Timbulnya kemiskinan yang terjadi dalam masyarakat dan negara merupakan akibat dari proses marginalisasi yang menimpa kaum laki-laki dan perempuan yang disebabkan oleh berbagai kejadian,antara lain: penggusuran,bencana alam atau proses eksploitasi. Meskipun tidak setiap marginalisasi prempuan disebabkan oleh ketidakadilan gender, tetapi yang dipermasalahkan disini adalah bentuk marginalisasi yang disebabkan karena perbedaan gender. Bentuk marginalisasi terhadap kaum perempuan juga terjadi dalam rumah tangga, masyarakat atau kultur dan bahkan negara jadi tidak hanya terjadi dipekerjaan. Di dalam rumah tangga, marginalisasi terhadap perempuan sudah terjadi dalam diskriminasi atas anggota keluarga yang laki-laki dan perempuan. Timbulnya proses marginalisasi juga diperkuat oleh tapsir keagamaan maupun adat istiadat Riant Nugroho, 2011:11 a . Subordinasi Subordinasi timbul sebagai akibat pandangan gender terhadap kaum perempuan. Sikap yang menempatkan perempuan pada posisi yang tidak penting muncul dari adanya anggapan bahwa perempuan itu emosional atau irasional sehingga perempuan tidak dapat memimpin, merupakan bentuk subordinasi yang dimaksud. Proses subordinasi yang disebabkan karena gender dapat terjadi dalam berbagai bentuk dan mekanisme yang berbeda dari waktu ke waktu, dan dari tempat ke tempat. commit to user c. Stereotipe Pelabelan atau penandaan negatif terhadap kelompok atau jenis kelamin tertentu, secara umum dinamakan stereotip. Akibat dari stereotipe ini biasanya timbul diskriminasi dan ketidakadilan. Salah satu bentuk stereotipe ini adalah yang bersumber dari pandangan gender. Sebagai contoh, adanya keyakinan di masyarakat laki-laki pencari nafkah maka setiap pekerjaan yang dilakukan perempuan dinilai sebagai tambahan saja, sehingga pekerjaan perempuan boleh dibayar lebih sedikit. d. Violence Kekerasan violence merupakan serangan terhadap fisik maupun integritas mental fisiologis seseorang yang dilakukan terhadap jenis kelamin tertentu, umumnya perempuan sebagai akibat dari perbedaan gender. e. Beban Kerja Beban kerja yang diakibatkan dari bias gender seringkali diperkuat dan disebabkan oleh adanya keyakinanpandangan di masyarakat bahwa pekerjaan yang dianggap masyarakat sebagai jenis pekerjaan perempuan, seperti semua pekerjaan domestic, dianggap, dan dinilai lebih rendah dibandingakan dengan jenis pekerjaan yang dianggap sebagai pekerjaan laki-laki sehingga tidak memperhitungkan dalam statistic ekonomi negara. Bertitik tolak dari pendapat diatas, memberikan gambaran bahwa manifestasi ketidakadilan gender yang telah mengakar dengan kuat tersebut, tersosialisasi kepada kaum laki-laki dan perempuan secara mantap, commit to user yang pada akirnya lambat laun, baik laki-laki dan perempuan menjadi terbiasa dan akirnya meyakini bahwa peran gender seolah-olah suatu kodrat.

3. Nilai-nilai Pendidikan dalam Novel