temannya sudah pada datang mereka berasal dari Yogyakarta dan Jakarta. Mereka menunggui Aryanti di saat ajalnya datang.
Kalau kau tidak ingin memberi bantuan kepada orang yang tak mampu, berikan saja kelebihan uangmu kepada badan atau yayasan
sosial. Pada rumah jompo, misalnya. Atau ke asrama yatim-piatu, pada penderita cacat, atau tempat penampungan bagi mereka yang
mengalami bencana alam dan mangalami kehilangan pekerjaan. Kalau mau lebih mulia lagi, ciptakan lapangan kerja. Dengan
uangmu kau banyak melakukan banyak hal yang mulia dan bermanfaat bagi orang banyak daripada menimbuni hadiah-hadiah
mubazir untukku. Maria A. Sardjono, 2010:281 Nilai sosial yang ada dalam kutipan di atas, merupan kegitan sosial.
Seseorang apabila terjun pada kegiatan sosial merupakan kegitan yang tidak mengharapakan imbalan. Kutipan di atas merupakan saran dari
seorang istri kepada sang suami untuk menyumbangkan uangnya kepada kegiatan sosial.
Seoarang istri
yang berpandangan
luas kedepan,
akan menguntungkan pikah lain. Pemikiran seorang istri itu mempunyai nilai
sosial yang tinggi, dia bener-bener memperhatikan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri.
d.Nilai Pendidikan KebudayaanAdat Istiadat
Nilai budaya merupakan nilai yang berasal dari kebiasaan, yang turun-temurun yang berkembang dalam masyarakat, dan tidak bertentangan
aturan-aturan yang berlaku di suatu daerah dan negara. Dalam novel
commit to user
Ista na Ema s
ini digambarkan orang Jawa, bahwa perempuan itu seolah-olah hanya merupakan pelengkap saja. Sepeti penggalan cerita berikut ini.
Aku sangat tidak setuju pada pandangan yang mengatakan bahwa perempuan atau istri berada di bawah superioritas laki-laki. Aku juga
tidak setuju pada ajaran yang mengatakan bahwa istri harus menempati posisi subordinat sehingga
Seolah perempuan sangat tergantung pada laki-laki dan tidak punya kekuatan untuk melakukan sesuatu atas
nama dirinya sendiri. Maria A. Sarjono, 2010:16 Kutipan di atas digambarkan oleh sosok perempuan tokoh tambahan,
yaitu seorang ibu yang hidupnya sudah modern. Orang jawa pada jaman dahulu menganggap, perempuan itu kerjanya di dapur, mengurus anak, dan
mengurus rumah tangga. Perempuan di Jawa seperti penggalan di atas merupakan wanita yang ditindas, perempuan yang lemah, seolah-olah
mengurus dirinya sendiri tidak bisa. Tetapi adat tersebut bergesernya jaman, perempuan Jawa sudah maju, hal itu sudah tidak berlaku lagi.
Pada dasarnya, Aryanti adalah perempuan yang periang, senang berdiskusi, dan menyukai kemajuan. Tetapi ibunya yang bangsawan
keraton Solo itu telah mendidik anak-anak perempuannya dalam asuhan budaya patriaki dan memegang nilai-nilai feodal. Salah
satunya, kedudukan seorang istri hendaknya berada di bawah dominasi suami. Seorang istri harus patuh terhadap suami dan
menomersatukannya. Termasuk kemauannya. Keinginan bahkan cita- cita diri sendiri harus dinomorsekiankan. Maria A. Sardjono, 2010:
90.
commit to user
Dari kutipan di atas bahwa adat Jawa, itu selalu memenangkan suami. Adat tersebut digambarkan sosok ibu Aryanti yang masih keturunan kerabat
bangsawan. Seorang istri harus tunduk, patuh, menuruti kemauan suami, istri hanya merupakan obyek penderita saja. Tetapi Aryanti sebagai anak
yang dididik dengan kebudayaan seperti tersebut di atas, sebetulnya menolak adat budaya ibunya itu.
Aryanti orang yang sudah modern, berpendidikan dia tidak sependapat dengan ibunya. Sebagai istri harus tunduk, patuh, dan menuruti apa yang
dikehendaki suami. Sehingga dalam rumah tangganya Aryanti tidak bahagia, karena penyakit kankernya dia akhirnya meninggal dunia.
e. Nilai Budi Pekerti Nilai budi perkerti sangat erat hubungannya dengan tuturkata, tingkah