Pengertian Karya Sastra Hakikat Sastra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Sastra

a. Pengertian Karya Sastra

Retno Winarni 2009:89, menyatakan bahwa karya sastra merupakan ungkapan yang terarah pada ragam yang melahirkannya atau fungsi puitik memusatkan perhatiannya pada pesan dan demi pesan itu sendiri. Menurut Suwardi Endraswara 2011:7, karya sastra adalah fenomena di dalamnya penuh serangkaian makna dan fungsi, hal ini sering kabur dan tidak jelas, memang syarat dengan imajinasi. Kutha Ratna 2005:15, menyatakan bahwa karya sastra membangun dunia melalui kata-kata sebab kata-kata memiliki energi, energi itulah terbentuk citra tentang dunia tertentu, sebagai dunia baru. Melalui kualitas hubungan paradigmatis, sistem tanda dan sistem simbol, kata-kata menunjuk sesuatu yang lain di luar dirinya, sehingga peristiwa baru hadir secara terus-menerus. Karya sastra berbentuk fiksi berupa karya yang terurai, bercerita memaparkan secara langsung ora te provorsa yang diceritakan itu merupakan buah imajinasi yang secara mudahnya dikatakan fiktif atau tidak nyata. Walaupun fiktif ada kaitannya dengan commit to user kenyataan, yaitu kenyataan yang diolah oleh pengarang, maka dunia yang . Prosa fiksi atau roman, cerpen dan novel. Roman adalah fiksi yang mengisahkan sebagian besar episode kehidupan tokohnya, bahkan biasanya roma gna digunakan di sekitar Roma yang menceritakan tokoh dengan perkembangan psikologisnya. Herman J. Waluyo, 2011:2. Karya sastra yang paling tua usianya adalah puisi, mantra-mantra dan cerita-cerita harus ditulis dalam bentuk puisi. Dalam prinsipnya dalam puisi terjadi pemadatan bahasa atau konsentrasi bahasa dengan tujuan untuk memperoleh kekuatan makna atau kekuatan magis dari bahasa. Drama juga merupakan karya sastra yang berwujut dialog yang dapat dipentaskan. Marjorie Boulton dalam Herman J. Waluyo, 2011:3 menyatakan bahwa drama adalah kesenian yang berjalan karena aspek pementasan drama sangat dipentingkan dalam drama. Menurut Riffaterre dalam Teeuw, 1984:650 menyatakan bahwa karya sastra merupan respon jawaban atau tanggapan terhadap karya sastra sebelumnya. Teeuw dalam Rachmat Djoko Pradopo, 1995:106 menambahkan bahwa karya sastra adalah artefek atau benda mati, baru mempunyai makna dan menjadi obyek estetika, bila diberi arti oleh manusia. Misalnya sebagaimana arfek peninggalan manusia purba mempunyai arti bila diberi nama oleh arkeologi. commit to user Menurut Preminger, 1974 dalam Rachmat Djoko Pradopo, 1995: 107 karya sastra adalah sebuah karya yang bermedium bahasa, bahasa sebagai medium tidaklah netral, dalam arti sebelum menjadi unsur sastra, bahasa sudah mempunyai arti sendiri. Bahasa merupakan sebuah sistem semiotik ketandaan tingkat pertama, yang sudah mempunyai arti mea ning . Rachmat Djoko Pradopo 1995:108, menyatakan bahwa karya sastra adalah sebuah setruktur tanda yang bermakna. Di samping itu, karya sastra adalah yang ditulis oleh pengarang, pengarang tidak terlepas dari sejarah sastra dan latar belakang sosial budayanya. Maka semuanya itu tercermin dalam karya sastra akan tetapi karya sastra juga tidak akan mempunyai makna tanpa adanya pembaca yang memberikan makna kepadanya. Oleh karena itu seluruh situasi yang berhubungan dengan karya sastra harus diperhatiakan dalam konkretisasi atau pemaknaan karya sastra. Bertitik tolak dari pendapat di atas, karya sastra merupakan karya yang terurai memaparkan cerita secara langsung, ceritanya merupakan imajinatif, berupa benda mati, dan mempunyai makna apabila sudah diberi arti oleh manusia.

b. Jenis-jenis Sastra