Kebebasan Memilih bagi Perempuan dalam Novel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Eksistensi Perempuan dalam Novel

Istana Emas Eksistensi perempuan dalam novel Ista na Ema s tergambar dari tokoh perempuan berusaha untuk mewujudkan impian-impian yang ada di dalam pikirannya, walaupun impian itu memerlukan perjuangan yang sangat berat. Hidup merupakan suatu pilihan yang harus diperjuangkan serta kemampuan untuk melakukan perlawanan terhadap bentuk tindakan kekerasan yang dilakukan laki-laki terhadap mereka. Keseluruhan eksistensi itu dapat diwujudkan dalam lingkungan keluarga, sahabat, dan lingkungan kerja.

a. Kebebasan Memilih bagi Perempuan dalam Novel

Istana Emas Kebebasan merupakan kepuasan batin tersendiri yang dianugerakan Tuhan kepada manusia khususnya wanita, Oleh karena itu menjadi salah satu naluri dasar sikap setiap manusia terbebas dari belenggu dan tekanan dari semua pihak. Sering kali keinginan manusia untuk mewujudkan kebebasan dari tekanan pikah lain tidak sesuai yang diharapkan. Salah satu wujud konkret dapat kita temui dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan atau kebebasan. Tokoh pejuang perempuan yaitu Cut Nyak Dien, untuk commit to user melawan kaum penjajah Hindia Belanda, dia sebagai perempuan tak gentar untuk melawan kolonial. Begitu juga pada tokoh perempuan yang bernama Cut Nyak Meutia, dia memimpin pasukan untuk melawan kolonialisme yaitu untuk meraih kebebasan. Seperti halnya R.A Kartini merupakan pelopor emansipasi wanita Indonesia, ia bercita-cita untuk mengangkat derajat kaum wanita melalui pendidikan. Agar mereka mendapatkan hak dan kecakapan yang sama sebagaimana kaum pria. Kebebasan-kebebasan yang diperjuangkan banyak sekali mengalami beberapa kendala atau hambatan, perjuangannya terutama diperuntukkan kepada kaum perempuan Indonesia. Dalam kapasistas perseorangan, kebebasan dapat saja terjadi dari orang-orang yang merasa dirugikan oleh pihak lain terhadap dirinya. Kebebasan juga ingin dirasakan oleh perempuan dalam hidupnya, salah satu kebebasan tercermin dalam sikap adanya pilihan perempuan untuk menentukan pendidikan dan pekerjaan, yang tercermin dalam novel Ista na Ema s dapat kita lihat sebagi berikut: Sejak SMA dan kemudian kuliah, Aryanti yang berasal dari Jakarta, berada di Yogyakarta, kota tempat tinggalku. Aku dan Aryanti bersahabat sejak awal di Yogya karena kami duduk dikelas yang sama. Setelah kuliahnya selesai ia mendapat pekerjaan di Yogya, tidak kembali ke Jakarta. Maria A. Sardjono, 2010:8 Berdasarkan uraian di atas, dapat ditafsirkan bahwa Aryanti gadis Jakarta yang melanjutkan sekolahnya di Yogya, ia hidup berjauan dengan commit to user keluarganya sehingga ia harus dapat hidup secara mandiri. Aryanti bebas untuk menentukan sekolah yang ia sukai walaupun seorang perempuan. Ia tidah mudah untuk hidup berjauan dengan kelurganya, yang semula merupakan gadis Jakarta yang manja. Setelah mengantongi gelar sarjana Aryanti terus menyalurkan ilmunya dengan bekerja di sebuah perusahaan suasta di kota Yogya. Ia bebas menentukan pilihan pekerjaanya sesuai dengan hati nurani dan ilmunya. Kehidupan Aryanti tidak semulus apa yang diangankan, kerikil- kerikil mulai menghambat kehidupannya, yang semula sangat tenang, nyaman membuat hidup lebih semangat. Tiba-tiba hati Aryanti hancur berkeping-keping bagaikan kristal yang jatuh. Seperti kutipan di bawah ini. Ketika kekasih Aryanti selingkuh dan menghamili temannya sendiri, hubungan sepasang kekasih itu pun hancur berantakan. Sejak itu Aryanti tidak lagi peduli terhadap kehidupan pribadinya. Maka ketika orang tuanya dan orang tua Hardoyo menyampaikan keinginan lama mereka untuk berbesanan, gadis itu menyerahkan segala sesuatunya kepada pengaturan mereka. berlinang, Aryanti memberi alasan penyerahannya itu kepadaku. menyebabkan hatiku tercabik-cabik begini. Sampai detik ini, ku sudah tidak mempercayai cinta, Retno. Jadi yang penting bagiku asal calon suamiku laki-laki yang sangat baik, tulus hati, dan bertanggung jawab, cukuplah. Jadi aku akan pulang ke commit to user Sardjono, 2010:9-10 Berdasarkan kutipan di atas, dapat ditafsirkan bahwa pilihan Aryanti memutuskan menikah dengan Handoyo merupakan kebebasan memilih jodoh atas dasar kebodohannya, yang pasrah pada keadaan. Aryanti menentukan pilihan hidup dalam hal memilih jodoh berdasarkan emosi, keputusasaan yang disebabkan oleh kekasihnya yang selingkuh, sehingga membuat pikiran Aryanti menjadi tidak sehat. Menentukan pilihan dengan dasar emosi akan menjadikan keadaan semakin rumit, kehidupan tidak nyaman, akhirnya akan menjadikan kehidupan yang semu. Aryanti terjebak dengan pilihannya sendiri karena dia tidak mampu untuk mencintai suaminya dan menjadikan tekanan batin pada dirinya. Bentuk kebebasan bermacam-macam, dalam kutipan novel Ista na Ema s ini yang dialami oleh kedua sahabat sejati. Mari kita lihat kutipan di bawah ini. Banyak hal yang kumaksud di sini adalah jajan di pinggir jalan di bawah tenda-tenda, lalu menunggu pedagang makan keliling di teras, naik sepeda tandem keliling Ancol, berteriak keras-keras waktu naik jet coaster, memancing di tempat pemancingan dengan celana pendek berblus kaos longgar, dan lain commit to user Dalam kehidupan rumah tangga Yanti, tidak ada keakrapan, sehingga membuat dirinya merasa tertekan oleh sikap suaminya yang bossy, akan tetapi setelah kedatang sahabatnya yang datang dari Yogya yaitu bernama Retno. Yanti merasa kebebasannya dapat tersalurkan bersama Retno dengan kegiatan yang dilakukan jajan dengan bebas, berpakaian sesuai dengan hati nuraninya, bersenda gurau, yang tadinya bagai burung di dalam sangkar emas. Saat itu hati Yanti bagaikan burung dapat terbang dengan bebas mengepakkan sayapnya. kepala dan memegang prisip itu beda lho, Mas. Jangan seperempat. Sudah waktunya makan siang dan lalu kembali ke bersamaku dan aku yang membayarnya ataukah makan sendiri- sendiri dan kita sama-sama puas menikmati makanan kesukaan masing- Retno seorang perempuan yang tidak mau kebebasannya diatur- atur, maka dia dikatakan keras kepala, dengan bernada tinggi alias marah. Maka dalam memilih menu makananpun, ia tidak suka untuk dipilihkan. Pada waktu itu Retno berjalan bersama Handoyo Yoyok orang kaya yang memiliki beberapa perusahaan, ia mempunyai gengsi yang tinggi, maka Retno diajak makan siang disebuah restoran besar yang ada di lingkungan di mana mereka pergi. Retno memberikan kebebasan kepada Yoyok untuk makan siang yang ia sukai, tetapi Retno sendiri juga memberikan kebebasan pada diri commit to user sendiri untuk makan siang di mana ia sukai. Sehingga keduanya bebas menentukan apa yang menjadi pilihannya untuk makan siang.

b. Perlawanan Perempuan dalam Novel