Perlawanan Perempuan dalam Novel

sendiri untuk makan siang di mana ia sukai. Sehingga keduanya bebas menentukan apa yang menjadi pilihannya untuk makan siang.

b. Perlawanan Perempuan dalam Novel

Istana Emas Perlawanan tidak selamanya datang dari masyarakat, akan tetapi dalam kapasitas perseorangan, perlawanan bisa saja terjadi dari orang- orang yang merasa dirugikan oleh pihak lain yang berkuasa atau perlawanan terhadap diri sendiri. Telah menjadi kenyataan bahwa yang menyebabkan seseorang melakukan perlawanan karena tekanan dari pihak tertentu terhadap kebebasan dirinya. Dari berbagai penyebab yang ada, salah satu motivasi yang menggerakkan kekuatan resistensi diri adalah demi membela dan perpertahankan harkat dan martabat sebagai perempuan. Sering terjadi dalam kehidupan di masyarakat, karena demi menegakkan harga diri, seseorang rela mengorbankan segala-galanya, termasuk nyawa sekalipun. Bertolak dari kenyataan dapat diasumsikan bahwa sekuat apapun kekuasaan yang ditunjukkan pihak penekan, tidak dapat membendung semangat perlawanan dari pihak tertentu. seperti petikan novel Ista na Ema s berikut. ku tidak senang. Capek aku kalau harus keluwesan dan kursus merias wajah. Sulit mengelak dari apa yang dimauinya itu. Tetapi yah, demi suami aku menuruti saja apa commit to user A. Sardojon, 2010:21 Tokoh dalam kutipan di atas menggambarkan seorang istri yang selalu dikte oleh suami dalam hal penampilan secara fisik, supaya selalu tampil sempurna. Akan tetapi tokoh tersebut sangat tidak menyukai hal-hal seperti itu, ia brontak, melawan terhadap dirinya sendiri merasa tersiksa hatinya, suasana yang serba kaku, ia berontak dengan keadaan yang terjadi pada dirinya. Perlawanan selalu datang dari pihak yang merasa dirugikan, dapat kita simak penggalan novel di bawah ini. Kucoba untuk tidak menampilkan wajah tak setuju meskipun hatiku berontak. Laki-laki semuda Mas Yoyok tidak perlu dilayani, menurut pendapatku. Dia masih kuat untuk mengambil sendiri handuknya, menyiapkan pakaian yang akan dikenakannya, membuat miniman. Dia bukan anak kecil. Dia juga bukan orangtua yang sudah jompo. Maria A. Sardjono, 2010:37-38 Seorang perempuan yang berontak terhadap dirinya, tidak berani mengutarakan kepada orang yang dirasa merugikan terhadap dirinya. Sehingga ia curhat kepada sahabatnya, dia seorang perempuan, ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh sahabatnya itu. Dia ikut melawan situasi yang dialami oleh sahabatnya tadi. Perlawanan yang dilakukan itu tidak akan merubah suaminya menjadi lebih baik, karena perlawanan ditujukan pada batinnya sendiri. commit to user untukku kalau itu dinilai dengan sejumlah uang. Terlalu sempit kemudian sambil meletakkan kotak berisi kalung itu ke atas meja. harusnya Mas Yoyok tidak usah perlu menghadiahiku barang semahal ini. Kalau Mas menunjukkan adanya perhatian pada sahabat karib istrimu, ada banyak cara yang lebih baik dan lebih bisa diterima dengan senang dan tulus hati. Maria A. Sardjono, 2010:96 Bahwa seorang perempuan tidak suka diberikan hadiah berupa barang yang harganya mahal bahkan terlalu mahal bagi hadiah seorang sahabat. Tetapi dalam penggalan novel tersebut tersirat bahwa sebuah hadiah yang paling mahal dan menyenangkan, bahkan membuat hati lebih tentram dan nyaman yaitu suatu perhatian dan ucapan yang tulus dari lubuk hati. Perempuan itu menolak kesenangan hanya dapat dilihat dari fisik yang serbah gemerlapan tetapi hatinya gersang. Dan siapa bilang aku telah berbuat sesuatu yang menjatuhkan wibawamu? Salahkah seorang istri mengambil kamar yang paling sesuatu yang logis namun dengan sikap acuh tak acuh yang sengaja kuperlihatkan. Aku tahu, dia sudah menempatkan diri sebagai orang yang berkuasa di rumah ini persis yang ia perlihatkan pada Aryanti. Tetapi aku bukan Aryanti. Aku tak mau diintimidasi olehnya. Maria A. Sardjono, 2010:236 Uraian di atas menggambarkan kehidupan di dalam rumah tangga yang serba diatur oleh suami, membuat istri uring-uringan, membuat hati commit to user tertekan, sehingga istri melawan suami kerena tidak sesuai dengan hati nuraninya. Istri yang tidak diberikan kekuasaan untuk rumah tangganya bahkan mengatur dirinya sendiri tidak berkuasa. Suami yang otoriter akan menjadikan istrinya melawan, suatu contoh memilih kamar saja membuat masalah besar, hal itu dikarenakan suami yang otoriter. Ketidak cocokan suami-istri ini ada-ada saja, hal kecil menjadi besar karena tidak adanya saling menghormati dianatar mereka. Seperti penggalan cerita di bawah ini. Begitu akhirnya kami bertiga mengobrol kendati Mas Yoyok lebih banyak tersenyum daripada berbicara. Tetapi ketika kedua laki-laki itu mulai menyinggung urusan bisnis mereka, mulailah terjadi yang sebaliknya. Mas Yoyok mendadak saja menjadi pembicara utama bagaikan seorang narasumber dalam seminar dan Purnomo mulai kehilangan kata-kata. Mula-mula aku merasa bosan mendengar ceramahnya dan nyaris menguap lebar. Tetapi ketika kemudian teringat bagaimana Aryanti dulu sering duduk terkantuk-kantuk bagaikan kambing congek kalau sang suami sedang bersikap bossy begitu, kantukku langsung menghilang. Sebagai gantinya, aku mulai sering mengemukakan pendapat yang sekiranya dapat menggoyang pendapat Mas Yoyok sehingga akhirnya pembicaraan yang semula searah, menjadi ajang perang argumentasi yang sengit. Aku tak peduli wajah Mas Yoyok yang menjadi merah, silahkan dia marah. Biar saja kalau marah, silakan dia marah. Aku bukan Aryanti yang harus mengiyakan saja apa pendapaynya kendati hatinya tidak sependapat. Maria A. Sardjono, 2010:240-241 commit to user Hubungan Yoyok dan Retno sebagai suami-istri bagaikan minyak dengan air, bagaikan bumi dengan langit, sehingga sulit untuk mempersatukan pendapa di antara mereka. Retno sebagai istri semakin tidak menghargai suamin, dikarenakan sifat suami terhadap istri bagaikan atasan dengan bawahanya. Sikap bossy selalu dibawa ke rumah, hubungan dengan istri kaku, sehingga membuat hati Retno menjadi risi tidak nyaman apabila berhadapan dengan suaminya. Agar hal seperti itu tak terjadi lagi, waktu ada undangan pengantin lagi dan Mas Yoyok menunjukkan gaun apa yang harus kupakai, aku langsung menolaknya. Seperti dalam kutipan di bawah ini. n aku memilih apa yang aku inginkankan, Mas. Jangan menyuruhku memakai pakaian seperti yang kau inginkan. aku tak akan mempermalukan dirimu. Tetapi kalau kau tetap merasa malu juga, bilang saja kali ini kau pergi ke undanagn Retno merasa kesal terhadap Yoyok suaminya, waktu itu akan undangan pernikahan. Retno harus selalu harus tampil sempurna, supaya tidak mengurangi kewibawaan, dan memalukan karena suaminya seorang boss yang sifatnya kaku. Retno langsung menolak, tidak menyetujui keinginan suaminya yang selalu mengatur. Dia menyuru h istri tampil sempurna karena gengsi, bukan karena perhatian suami terhadap istrinya. Itulah yang membuat Retno selalu menolak, istri dianggap sebagai obyek, sebagai teman dikala ada undangan bersama teman commit to user bisnisnya. Tidak semua istri mau diberikan kemawahan saja, tetapi banyak hal yang tersirat lebih penting yang dibutuhkan seorang istri. mengatakan kepadamu bahwa seburuk apapun penilaianmu atas diriku, sama sekali aku bukan orang yang bisa melakukan sesuatu yang bisa mempermalukan suamiku sendiri. Kenapa kau tidak Memangnya hanya dia saja yang boleh membentak orang. Aku juga punya mulut. Maria A. Sardjono, 2010:314 Lagi-lagi Yoyok, suami Retno mempermasalahkan hal penampilan istrinya. Dalam hal ini yang menjadi permasalah yaitu tentang penampilan mengenai hidangan yang disajikan untuk tamu-tamu makan malam di rumah. Kita perhatikan cuplikan cerita di bawah ini Retno betul- betul kesal hatinya. -mana. Menyebalkan. Semua-mua selalu dilihat dari sudut pandang sendiri A. Sardjono, 2010:341 Retno benar-benar merasa harga dirinya terinjak-injak oleh Yoyok, suaminya. Pada undangan makan malam di rumahnya, suasana -tamu makan dengan lahapnya mereka menyanjung masakan Retno. Yang tadinya masakan itu dibilang commit to user -tamu sudah pada pulang tetapi hati Retno masih kesal, malam itu dia tidak bisa tidur. Untuk mengusir kegelisahan dan kejengkelan, Retno keluar kamar mendekati piano yang mewah, dia membuka dan menarikan jemarinya yang lama tidak menyentuh piano itu, baru tadi makan malam bersama teman-teman suaminya. Malam itu Retno mengalunkan lagu -tiba diruang itu ada Purnomo, sepupu Mas Yoyok. Purnamo adalah lelaki yang menghargai seseorang, enak diajak bicara, juga diskusi, pada diri Retno. Retno masuk ke kamar tidur, tak menyangka suaminya ada di kamarnya. Suaminya marah kerena Retno dianggap tidak sopan, tidak pantas, di ruang bersamaan dengan lelaki bahkan mengenakan baju tidur. Retno merasa tersinggung karena di sana dia tidak melakukan apa-apa dengan Purnomo, bahkan dia itu saudaramu. Karena bermula dari kejengkelan maka akan menambah suasana bertambah kacau. menuliskan sebagai peraturan yang akan kaupasang di setiap ruang rumah ini sekalipun, aku ingin tetap tak peduli. Kalau aku mau mau pergi, ya pergi saja. Mau dengan Purnomo atau dengan laki-laki lain, itu urusanku. Aku tidak merasa bersalah karenanya. Kecuali kalau perginya memang dengan tujuan kotor. Berselingkug, Karena merasa terusik pribadinya seorang perempuan atau istri baik-baik, dia marah dan berani menentang suami, walaupun toh bicaranya commit to user tidak semuanya benar. Karena suami sangat mengekang istri, dan apa yang diinginkan suami harus dipatuhi, Retno hanya dianggap sebagai obyek bagi suaminya.

2. Pokok-pokok Pikiran Feminisme dalam Novel