ikut kesempatan yang sama dengan pria untuk ikut serta sepenuhnya dalam segala kegiatan Pembangunan. Dengan adanya kerja sama
antara Mentari Negara UPW dengan Departemen Kesehatan, Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Departeman Pekerjaan Umum yang masing-masing memiliki seksi Peningkatan Peranan Wanitan P2W, dapat diharapkan kepentingan
wanita dalam bidang pembangunan benar-benar dapat diperhatikan.
c. Upaya Non Pemerintah untuk Mengatasi Ketidakadilan Gender
Gerakan wanita mencakup yayasan-yayasan yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil yang mempunyai kegiatan tertentu yang
terbatas. Misalnya, perbaikan nasib buruh wanita atau khusus mengadakan publikasi dan dokumentasi mengenai wanita. Tujuan
mereka juga meningkatkan kedudukan wanita dan menghilangkan diskriminasi dan mereka mempunyai keyakinan bahwa tujuan libih
mudah tercapai dalam kelompok kecil di mana peminatnya mempunyai hubungan yang akrab, tidak banyak birokrasi, serta adanya
pembagian pekerjaan yang luwes. Selain itukegiatan mereka terutama di tingkat masyarakat bawah yang tidak terjangkau oleh proyek-proyek
pembangunan pemerintah. Cita-cita gerakan wanita terjelma di perguruan tinggi dalam
bentuk pusat atau kelompok studi wanita, banyak peminat-peminat wanita. Mereka mengkhususkan kegiatannya dalam mempelajari
fenomena gerakan wanita sebagai gerakan sosial, mengadakan
commit to user
penelitian-penelitian sosial mengenai wanita, memahami dan mengembangkan teori-teori mengenai kedudukan peranan wanita.
Studi wanita yang berbentuk perkuliahan, di fakultas-fakultas ilmu pengetahuan sosial. Di Indonesia studi wanita dimulai tahun 1979 dan
banyak bermunculan di perguruan tinggi negeri maupun swasta pada akhir 80-an, berkat dukungan yang besar oleh Menteri Negara UPW
hingga sekarang hampir 60-an. Adanya pusat-pusat studi wanita di universitas di Indonesia
dianggap perlu karena dapat membantu pemerintah dengan mengungkapkan situasi dan kondisi wanita di berbagai daerah
sehingga dapat diketahui potensi wanita termasuk hambatan- hambatan yang dialami untuk kepentingan nasional. Di perguruan
tinggi juga ada kesempatan memperdalam secara khusus studi wanita dengan memperoleh gelar magister S2. Kompas, 18 Oktober 1994
yang dikutip Riant Nugroho, 2011:131-136
4 Nilai-nilai Pendidikan dalam Novel
Istana Emas
Nilai merupakan suatu yang dipandang baik, atau benar atau berharga bagi seseorang. Setiap masyarakat atau individu memilki nilai-
nilai tertentu mengenai sesuatu bagi masyarakat atau individu. Nilai merupakan landasan, alasan motivasi, dalam segala perbuatan maka nilai
itu mengandung kekuatan berbuat dan bertindak. Menurut Herman J. Waluyo 2007: 98 menyatakan aturan atau
kaidah yang dipakai untuk tolok ukur dalam menilai sesuatu. Nilai-nilai
commit to user
yang tersirat dalam karya sastra pada umumnya adalah nilai religius, nilai moral, nilai sosial, dan nilai budaya.
Nilai yang ada di dalam karya sastra sangat tergantung pada persepsi seseorang yang membacanya. Nilai pendidikan yang diambil dari
sebuah karya sastra
novel,
bisa yang bersifat positif atau pun negatif. Kedua hal tersebut perlu disampaikan agar kita dapat memperoleh banyak
teladan yang bermanfaat. Akhirnya pembaca lebih kritis dapat membedakan mana baik dan mana yang tidak baik.
Dalam novel
Ista na Ema s
mengandung nilai-nilai pendidikan yang sangat bermanfaat bagi pembaca. Nilai tersebut antara lain: nilai
pendidikan agama, nilai pendidikan norma, nilai pendidikan sosial ,dan nilai pendidikan budaya.
a. Nilai Pendidikan Agama