Jenis-jenis Sastra Hakikat Sastra

Menurut Preminger, 1974 dalam Rachmat Djoko Pradopo, 1995: 107 karya sastra adalah sebuah karya yang bermedium bahasa, bahasa sebagai medium tidaklah netral, dalam arti sebelum menjadi unsur sastra, bahasa sudah mempunyai arti sendiri. Bahasa merupakan sebuah sistem semiotik ketandaan tingkat pertama, yang sudah mempunyai arti mea ning . Rachmat Djoko Pradopo 1995:108, menyatakan bahwa karya sastra adalah sebuah setruktur tanda yang bermakna. Di samping itu, karya sastra adalah yang ditulis oleh pengarang, pengarang tidak terlepas dari sejarah sastra dan latar belakang sosial budayanya. Maka semuanya itu tercermin dalam karya sastra akan tetapi karya sastra juga tidak akan mempunyai makna tanpa adanya pembaca yang memberikan makna kepadanya. Oleh karena itu seluruh situasi yang berhubungan dengan karya sastra harus diperhatiakan dalam konkretisasi atau pemaknaan karya sastra. Bertitik tolak dari pendapat di atas, karya sastra merupakan karya yang terurai memaparkan cerita secara langsung, ceritanya merupakan imajinatif, berupa benda mati, dan mempunyai makna apabila sudah diberi arti oleh manusia.

b. Jenis-jenis Sastra

Ni Nyoman karmini 2011:11, menyatakan bahwa karya fiksi haruslah tetap menarik, tetap merupakan bangun struktur yang koheren, dan tetap mempunyai tujuan estetik walau pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditawarkan sarat sekali. Lebih lanjut dinyatakan Atar Semi commit to user dalam Karmini 2011:12, fiksi merupakan cerita rekaan dalam bentuk prosa, hasil olahan pengarang berdasarkan pandangan, tafsiran, dan penilaiannya tentang peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi. Prosa fiksi dapat diketahui bahwa disamping prosa fiksi ada prosa yang bukan fiksi atau prosa nonfiksi. Prosa fiksi yaitu jenis prosa yang fiction khayalan atau sesuatu yang tidak ada. Cerita-cerita sastra, seperti roman, novel, dan cerita pendek diklasifikasikan sebagai prosa fiksi, sedangkan prosa yang bukan karya sastra, yang merupakan deskripsi dari kenyataan dinyatakan dari prosa nonfiksi. Misalnya, biografi, catatan harian, laporan kegiatan, dan sebagainya. Prosa berasal dari kata yang berarti uraian langsung, cerita langsung, atau karya sastra yang mengunakan bahasa terurai. Dikatakan menggunakan bahasa terurai, artinya tidak sama dengan puisi menggunakan bahasa yang dipadatkan, dan tidak sama dengan drama menggunakan bahasa dialog. Kata fiksi berasal dari bahasa latin fictio berarti membentuk, membuat, atau mengadakan. Dalam bahasa Indonesia, kata dapat diartikan sebagai yang dikhayalkan atau diimajinasikan. Yang ditampilkan dalam ceita fiksi adalah hasil imajinasi dari juru cerita, baik juru cerita lisan maupun juru cerita tertulis yang disebut pengarang Herman J. Waluyo:1-2. Prosa fiksi terdiri atas roman, cerita pendek, dan novel diurutkan berdasarkan mana yang paling dahulu diciptakan di dalam sastra Indonesia. commit to user Novel telah ditulis dalam sastra Indonsia pertama kali tahun 1917, yaitu dengan roman yang berjudul Azab dan Sengsara. Cerita pendek ditulis pertama kali pada tahun 1920-an oleh Moh. Kasim, misalnya cerpen Te Sastra fiksi adalah bersifat khayali, bahasanya konotatif, dan memenuhi syarat estetika seni, sedangkan ciri sastra nonfiksi adalah lebih banyak unsur faktual daripada khayalinya, bahasanya cenderung denotatif, dan memenuhi syarat estetika seni, dalam praktiknya jenis sastra nonfiksi berbentuk esei, kritik, biografi, dan sejarah, akan tetapi jenis memori, catatan harian, dan surat-surat kadang dimasukkan dalam jenis sastra nonfiksi ini. Cerita-cerita sastra, seperti roman, novel, dan cerpen diklasifikasikan sebagai prosa fiksi, sedangkan prosa yang bukan karya sastra yang merupakan deskripsi dari kenyataan dinyatakan sebagai prosa nonfiksi, misalnya: biografi, laporan kegiatan, dan sebagainya merupakan karya yang bukan hasil imajinasi Herman J. Waloyo dan Nugraeni Eko Wardhani, 2008:1. Lebih lanjut, Brook menjelaskan bahwa dalam cerita fiksi, pengaranag mengolah dunia imajinasinya dengan dunia kenyataan yang dihadapi atau kenyataan sosial budaya, dalam Herman J. Waloyo dan Nugraheni Eko Wardhani, 2008:2. Pengalaman manusia yang dipaparkan adalah pengalaman manusia sekitar penulis, sehingga oleh pembaca commit to user pendengar akan dihayati sebagai pengalaman mereka sendiri. Dunia yang dialami penulis cerita, diolah sesuai dengan visi penulis tentang kehidupan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa roman, novel, dan cerpen termasuk dalam jenis prosa fiksi, mempunyai tujuan estetik, sedangkan yang termasuk jenis prosa nonfiksi adalah biografi, laporan kegiatan, dan lain sebagainya. Adapun yang ditampilakan dalam prosa fiksi adalah hasil imajinasi dari pengarang.

c. Pengertian Novel