119
Tabel 4.16 Hasil Tes Kemampuan Menulis Kembali Karangan Narasi Kegiatan Siklus II pada Aspek Penggunaan Tanda
Baca dan Huruf Kapital No Kategori Skor F Bobot Nilai
Rata-rata Ketuntasan
1 Sangat baik 20 3
60 15 x 100
= 65 2 Baik
15 10 150 50 3 Cukup
10 7 70 35
4 Kurang 5 0
5
Jumlah
20 280 100 Pada tabel 4.16 ditunjukkan bahwa siswa yang mendapat skor pada aspek
penggunaan tanda baca dan huruf kapital dalam kategori sangat baik sebanyak 3 siswa atau 15, dalam kategori baik sebanyak 10 siswa atau 50, dan dalam
kategori cukup sebanyak 7 siswa atau 35. Nilai rata-rata kelas untuk aspek penggunaan tanda baca dan huruf kapital pada siklus II sebesar 70 dan termasuk
kategori baik dengan ketuntasan sebesar 65.
4.1.3.2 Hasil Nontes Siklus II
Hasil penelitian nontes pada siklus II ini didapatkan dari hasil observasi, catatan harian guru, sosiometrik, wawancara, dan dokumentasi foto. Hasil
selengkapnya dijelaskan pada uraian berikut.
4.1.3.2.1 Hasil Observasi
Pada siklus II ini, pengambilan data observasi masih sama ketika siklus I yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi digunakan
x 100 = 70
120
untuk mengamati keadaan, respon, sikap, dan keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran menulis kembali karangan narasi menggunakan metode IKP
dengan media film kartun. Berikut tabel 4.17 hasil observasi pada siklus II. Tabel 4.17 Hasil Observasi Siklus II
No Aspek yang Diamati
SB B
C K
1 Siswa memperhatikan penjelasan guru
100 2
Siswa antusias dan berperilaku aktif di dalam kelas dapat bekerja sama dalam kelompok, tidak
gaduh, dan tidak menganggu teman
90 10
3
Siswa berani bertanya
50 40 10 4
Siswa merespon pertanyaan guru 75 25
5 Siswa menyukai dan paham dengan film kartun
yang ditayangkan
100 6
Siswa tenang dalam menulis kembali karangan narasi
80 20
Aspek pertama yang diamati yaitu siswa yang memperhatikan penjelasan guru. Seluruh siswa telah memperhatikan penjelasan guru dengan
kategori sangat baik sebanyak 20 siswa atau sebesar 100. Selanjutnya, aspek kedua yang diamati yaitu siswa antusias dan berperilaku aktif di dalam kelas
dapat bekerja sama dalam kelompok, tidak gaduh, dan tidak menganggu teman. Sebanyak 18 siswa atau 90 siswa yang masuk kategori sangat baik dalam aspek
ini. Sisanya, 2 siswa atau 10 dalam kategori baik. Aspek ketiga yang diamati yaitu siswa berani bertanya. Siswa yang
berani bertanya dengan kategori sangat baik sebanyak 10 siswa atau 50,
121
kategori baik sebanyak 8 siswa atau 40, dan dalam kategori cukup sebanyak 2 siswa atau 10. Selanjutnya, aspek keempat yaitu siswa merespon pertanyaan
guru. Sebanyak 15 siswa atau 75 yang masuk kategori sangat baik dan sebanyak 5 siswa atau 25 yang masuk kategori baik dalam aspek ini.
Aspek kelima yaitu siswa menyukai dan paham dengan film kartun yang ditayangkan. Seluruh siswa telah menyukai dan paham dengan film kartun yang
ditayangkan. Siswa sangat antusias dengan media film kartun yang ditayangkan. Pada siklus II ini semangat mereka dalam mengikuti pembelajaran menulis
kembali karangan narasi tampak lebih besar. Selanjutnya, aspek terakhir yaitu siswa tenang dalam menulis kembali karangan narasi. Siswa yang tenang dalam
menulis kembali karangan narasi dengan kategori sangat baik sebanyak 16 siswa atau 80, dan sebanyak 4 siswa atau 20 masuk kategori baik.
Hasil observasi pada siklus II menunjukkan adanya lebih banyak perubahan perilaku siswa ke arah positif. Hal ini dikarenakan siswa termotivasi
adanya hadiah dari guru. Hadiah diberikan kepada siswa yang menunjukkan perilaku positif. Pada siklus II ini, semua siswa sudah memperhatikan penjelasan
guru dan menyukai dan paham dengan film kartun yang ditampilkan. Saat guru menjelaskan siswa sangat memperhatikan guru. Pada siklus II ini sudah tidak ada
siswa yang berbicara sendiri saat guru menjelaskan. Perilaku negatif pada siklus II masih ditunjukkan oleh beberapa siswa.
Jumlahnya jauh berkurang dibanding pada siklus I. Perilaku negatif yang masih ditunjukkan siswa adalah siswa tidak berani bertanya, siswa tidak merespon
122
pertanyaan guru, dan siswa tidak tenang saat menulis kembali. Pada siklus I, siswa tidak tenang saat menulis kembali dikarenakan belum terlalu paham materi,
sedangkan pada siklus II cenderung karena ingin melihat pekerjaan teman dan membandingkannya dengan hasil kerja sendiri. Walaupun demikian, perilaku
negatif yang ditunjukkan sudah mengalami perubahan ke arah positif.
4.1.3.2.2 Hasil Catatan Harian Guru