30
2.3.4 Metode IKP Imitasi, Komprehensi, dan Produksi
Menurut Samsul Mulyana dalam Susanti 2007:25-26, metode diartikan sebagai “cara mengajar”. Sebenarnya pengertian yang tepat untuk “cara mengajar
adalah teknik mengajar”. Sedangkan metode pada hakikatnya adalah suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan yang meliputi
pemilihan bahan, urutan penyajian bahan, dan pengulangan bahan. Kurikulum guru diberi kewenangan untuk mengembangkan media serta
bahan pelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran. Selain itu guru diberi kewenangan penuh memilih metode yang dianggap tepat, sesuai dengan tujuan,
bahan dan keadaan siswa. Berkaitan dengan ini, dalam memilih metode pembelajaan menulis kembali sebaiknya 1 merangsang dan mengembangkan
kreativitas siswa; 2 menantang dan mengaktifkan siswa dalam belajar; 3 mempermudah siswa mencapai tujuan pembelajaran; dan 4 sederhana dan
mudah dipraktikkan. Metode IKP hakikatnya adalah tiga metode yang dilaksanakan secara
serentak yaitu imitasi peniruan, komprehensi pemahaman, dan produksi hasil. Pada dasarnya metode imitasi atau copy the master menuntut
dilakukannya latihan-latihan sesuai dengan master yang diberikan Erzuherdi 2007. Latihan dengan metode ini guru terlebih dahulu menyajikan model tersebut
untuk ditiru olah siswa. Tentu saja yang ditulis oleh siswa tidak sama persis seperti modelnya. Karena sebenarnya yang ditiru oleh siswa adalah kerangkanya
atau idenya atau juga tekniknya.
31
Salah satu cara untuk melakukan itu dalam pengajaran menulis kembali di sekolah adalah dengan metode imitasi dengan segala variasinya, seperti 1
struktur sama isi berbeda. Guru mempersiapkan suatu karangan model yang akan dijadikan sebagai contoh dalam menyusun karangan baru. Karangan siswa tidak
persis sama dengan karangan model. Struktur karangan memang sama tetapi berbeda dalam isi; dan 2 isi sama bentuk berbeda. Guru memperlihatkan sebuah
film secara berulang kepada siswa-siswanya atau mereka bisa juga langsung memahami isinya sendiri kemudian mereka diminta untuk mengulanginya
kembali dalam bentuk karangan narasi dengan kata-kata sendiri. Untuk memperoleh keterampilan biasanya diperlukan latihan berkali-kali
atau terus menerus terhadap apa yang telah dipelajari karena hanya dengan melakukan dengan teratur siswa dapat melatih dan mengasah keterampilan dengan
baik. Dalam metode komprehensi anak harus dapat menunjukkan dengan jalan apapun bahwa ia sebenarnya memahami konsep atau kerangka yang akan ditulis.
Pengetahuan tersebut dapat disempurnakan dan disiap-siagakan. Sedangkan metode produksi merupakan proses terakhir dalam rangkaian
IKP. Proses produksi di sini bukan suatu kejadian yang spontan seperti pada teknik alamiah, melainkan merupakan proses produksi yang terarah Massofa
2008. Masih menurut pendapat Massofa 2008, kelebihan metode IKP, yaitu 1
metode IKP dapat memahami kehendak anak-anak sesuai dengan cara memperoleh bahasa untuk mempelajari bahasa; 2 Berhubung dengan metode
IKP adalah gabungan tiga metode ini berartibahwa anak-anak sekaligus telah
32
mampu diterapi tiga metode belajar bahasa sesuai dengan kesiapan mentalnya; 3 Metode IKP cenderung mengikuti segi sistem belajar berpikir Piaget.
2.3.5 Media Pembelajaran