92
4.1.2.2.2 Hasil Catatan Harian Guru
Catatan harian guru berisi kesan guru yang diperoleh pada setiap detik pembelajaran. Catatan harian guru berisi kesan guru terhadap 1 tingkah laku
siswa selama pembelajaran berlangsung; 2 respon siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung; dan 3 keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis kembali
karangan narasi dengan metode IKP melalui media film kartun. Guru memperoleh kesan yang menyenangkan terhadap tingkah laku
siswa selama pembelajaran berlangsung. Guru disuguhkan dengan pemandangan yang luar biasa, semangat anak-anak kelas III MI Muhammadiyah Purwodadi
begitu besar, entah karena kedatangan pengajar baru, atau karena hal lain. Ketika salam pun mereka melantangkan suara yang begitu keras. Guru menjadi semakin
bersemangat untuk mengajar mereka. Ketika pembelajaran dimulai, siswa khidmat mendengarkan penjelasan
guru. Walaupun demikian, ada juga siswa yang hanya diam menunduk. Siswa yang aktif pun kadang kala membuat keributan dengan teman yang lainnya.
Ketika mengamati film kartun, ada siswa yang tenang namun ada juga siswa yang berbicara dengan temannya. Siswa yang duduk di kursi depan memang
memperhatikan film kartun dengan serius. Namun, siswa yang duduk di bagian belakang bercanda dengan teman sebangkunya, sehingga hal ini menganggu
teman yang lainnya. Pada saat diskusi di siklus I, diskusi berjalan cukup lancar, hanya saja
siswa tertentu yang berani menyampaikan pendapatnya. Kemudian pada saat siswa menulis kembali, masih banyak siswa yang binggung untuk memulai
93
menulis, terdapat juga siswa yang menengok pekerjaan teman di sampingnya, dan siswa yang benggong dan diam melamun.
Respon siswa terhadap pembelajaran menulis kembali karangan narasi sangat baik. Siswa terlihat sangat antusias terhadap pembelajaran. Ketika guru
menyampaikan bahwa hari ini mereka akan menonton film kartun, semangat mereka semakin besar, senyum anak-anak ini lagi-lagi membuat semangat guru
berkobar. Namun, saat guru melakukan apersepsi berupa menanyakan pertanyaan pancingan, hanya ada beberapa siswa yang menjawab, mereka adalah R-5, R-4, R-
10, R-3, dan R-16. Mungkin murid yang lain masih malu untuk unjuk gigi. Penayangan film kartun pun dimulai, anak-anak semangat untuk
menonton film kartun tersebut. Mereka khidmat menonton film kartun berjudul “Kemenangan Setan karena Lalai Berdoa”. Namun, ada juga beberapa anak yang
kurang konsentrasi saat menonton, diantaranya adalah R-13, R-2, dan R-15. Film kartun selesai diputar, sorakan “yah” dari anak-anak menunjukkan kekecewaan
mereka. Ini jelas membuktikan mereka tertarik dengan film kartun ini. Guru mengajak mereka untuk mengulas sedikit mengenai film kartun ini.
Ternyata mereka dapat memahami film kartun ini. Saat guru menawarkan kepada anak-anak untuk berkomentar, mereka tidak langsung merespon ajakan guru,
setelah sekitar lima menit, akhirnya R-5 dan R-16 berkomentar tentang film kartun ini.
Kemudian guru menerangkan sedikit materi mengenai karangan dan penggunaan tanda baca dan huruf kapital. Banyak dari mereka yang sudah faham
94
dengan materi ini. Namun, lagi-lagi ketika saya menyuruh siswa untuk maju membetulkan contoh yang salah, hanya satu siswa yang mau maju, yakni R-4.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis kembali karangan narasi menggunakan metode IKP dengan media film kartun cukup baik. Pembentukan
kelompok pun dimulai, guru menyerahkan sepenuhnya kepada anak-anak untuk membuat kelompok sendiri. Dan saat itu Pak Teguh, guru pengampu bahasa
Indonesia memberikan intruksi kepada guru agar R-16, R-4, R-8, dan R-5 dipisah, mereka adalah anak-anak yang cukup menonjol di kelas ini. Guru membagi anak-
anak menjadi 4 kelompok. Kelompok yang cukup kompak berdiskusi adalah kelompok R-16, R-4, dan R-5, sedangkan kelompok R-8 mereka malah bekerja
sendiri-sendiri. Mereka pun mengerjakan tugas. Anak-anak yang semula hanya diam dapat sedikit aktif ketika bekerja dalam kelompok. Waktu ini lah anak-anak
mulai berani bertanya kepada guru, anak yang paling sering bertanya adalah R-8. Anak-anak terlihat aktif dan bersemangat ketika pada setiap
pembelajaran. Hal ini membuktikan pembelajaran menulis kembali karangan narasi dengan metode IKP melalui media film kartun tidak menjemukan sehingga
siswa lebih bersemangat mengikuti pembelajaran.
4.1.2.2.3 Hasil Sosiometrik