20
Pendapat Rosidi agak berbeda dengan pendapat di atas. Menurut Rosidi 2009:10 secara singkat ciri tulisan yang baik, yaitu 1 jujur artinya tidak
memalsukan gagasan atau sebuah ide karena kurang memiliki pengetahuan yang cukup; 2 jelas artinya tidak membingungkan para pembaca dengan kalimat yang
kompleks dan penjelasan bertele-tele; 3 singkat artinya tidak membosankan waktu pembaca dengan penjelasan-penjelasan yang dirasa tidak perlu; dan 4
tidak monoton artinya tidak menggunakan kalimat yang berpola sama, tidak bervariasi.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri tulisan yang baik adalah tulisan yang jelas atau mudah dipahami oleh pembaca,
mempunyai makna, selalu padu dan utuh, ekonomis, mengikuti kaidah gramatikal, adanya penyelesaian akhir, serta dapat mencerminkan penulisnya.
2.2.4 Langkah-langkah Menulis Kembali
Menurut Suriamiharja 1997:6-12, menulis merupakan proses berpikir. Sebelum membuat tulisan diperlukan perencanaan yang matang mengenai suatu
topik yang akan ditulis, tujuan yang hendak disampaikan, dan pembahasan yang akan diuraikan.
Dalam menulis kembali, ada beberapa langkah yang harus dilakukan agar hasil tulisan menjadi baik. Menurut Suharma dalam Nurmayanti 2008:24-25
langkah-langkah untuk berlatih menulis kembali karangan narasi, yaitu 1 membaca atau mendengarkan kembali karangan narasi yang akan ditulis; 2
memperhatikan bagian demi bagian karangan narasi dari awal sampai akhir,
21
mengingat-ingat urutan cerita, tokoh, dan unsur-unsur lainnya; 3 membayangkan adegan-adegan dalam karangan narasi seolah-olah terlibat di dalamnya atau
melihatnya secara langsung; 4 mulai menulis kembali isi karangan narasi dengan memperhatikan urutannya dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
2.2.5 Jenis Karangan
Menurut Nursisto dalam Hartiningsih 2007:20, jenis karangan yang lazim digunakan dalam pembelajaran menulis di Indonesia terdiri dari lima jenis,
yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Meskipun ada lima jenis karangan, pada hakikatnya hampir tidak ada satu jenis karangan pun yang
betul-betul murni. Tidak ada karangan yang benar-benar naratif, karena di dalamnya mungkin tetap terkandung unsur eksposisi atau deskripsi.
Selanjutnya Nursisto dalam Hartiningsih 2007:21, menjelaskan tentang pengertian dan tujuan penulisan setiap jenis karangan. Narasi adalah karangan
yang berupa rangkaian peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu karangan narasi bermaksud menyajikan peristiwa atau pengisahan apa yang terjadi dalam
bagaimana suatu peristiwa terjadi. Deskripsi adalah karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan
keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mensitrai melihat, mendengar, merasakan, dan mencium apa yang lukiskan sesuai dengan apa yang dilihat oleh
pengarang.
22
Eksposisi adalah karangan yang menerangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas wawasan atau pengetahuan pembaca. Eksposisi
bertujuan menjelaskan, mengupas, menguraikan, menerangkan sesuatu, atau memberikan informasi kepada pembaca.
Argumentasi adalah karangan yang berusaha memberikan alasan untukmemperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Jadi,
argumentasi pasti memuat argumen, yaitu bukti dan alasan yang dapat menyakinkan orang lain bahwa pendapat kita memang benar.
Persuasi adalah jenis karangan yang di samping mengandung alasan-alasan dan bukti atau fakta, juga mengansung ajakan atau himbauan untuk
mempengaruhi pembaca agar mau menerima dan mengikuti pendapat atas kemauan penulis.
2.2.6 Karangan Narasi