39
Setelah terjadi proses pemahaman pada siswa maka guru melanjutkan ke proses selanjutnya yaitu proses produksi, di mana siswa melakukan proses menghasilkan
produk dari amatan peniruan sebelumnya. Tahap penerapan metode IKP dengan media film kartun dalam penelitian
ini, yaitu 1 peneliti menayangkan sebuah film kartun; 2 peneliti dan siswa mengulas film kartun tersebut secara singkat; 3 peneliti menjelaskan materi
mengenai contoh karangan dan penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat; 4 peneliti membagikan karangan tentang film kartun tersebut yang masih salah
ejaan dan tanda baca; 5 peneliti membentuk 4 kelompok kemudian peneliti menugaskan kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan contoh karangan
tentang film kartun yang masih salah ejaan dan tanda baca; 6 siswa berlatih memperbaiki penggunaan ejaan dan tanda baca, pilihan kata, serta kalimat dalan
karangan tersebut; 7 peneliti menayangkan film kartun kedua dengan judul yang berbeda; 8 masih dalam kelompok, peneliti menugaskan kepada tiap kelompok
untuk menyusun kerangka karangan sesuai dengan film kartun tersebut; dan 9 peneliti menugaskan kepada setiap anak untuk menulis kembali karangan sesuai
dengan film kartun tersebut.
2.5 Kerangka Berpikir
Penuangan ide, gagasan, dan imajinasi dalam pikiran ke dalam bentuk tulisan memerlukan metode dan media yang tepat serta latihan secara terus
menerus. Hal ini berdasarkan pada alasan bahwa keterampilan menulis kembali
40
bukan merupakan bakat alami yang dengan sendirinya dapat dimiliki oleh seseorang.
Keberhasilan pengajaran kemampuan menulis kembali sangat ditentukan oleh proses pengajaran menulis kembali itu sendiri. Kemampuan menulis kembali
dapat dicapai dengan latihan. Latihan ini dapat berupa imitasi, komprehensi, dan produksi. Dengan proses tersebut, siswa dapat secara runtut menguasai
keterampilan. Dengan menguasai pengetahuan tentang menulis kembali, seseorang yang
akan menulis kembali dapat memperoleh dasar teori tentang unsur pembentuk karangan, cara pembentukan karangan yang baik, dan ejaan yang baik. Dengan
demikian, seorang penulis yang menguasai pengetahuan tentang karangan akan mampu menulis kembali dengan baik.
Oleh karena itu, peneliti menggunakan strategi menulis kembali karangan dengan metode IKP memecahkan problematika menulis kembali karangan SD.
Masalah yang ditemukan dalam pembelajaran menulis kembali karangan siswa kelas III MI Muhammadiyah Purwodadi, yaitu 1 perbendaharaan kosakata siswa
yang masih rendah, sehingga menghambat dalam proses penulisan karangan narasi; 2 siswa hanya mampu bercerita, belum mampu mengorganisasikan ide
dalam menulis kembali karangan narasi; 3 siswa kesulitan dalam menentukan tema cerita dan judul cerita; 4 siswa kesulitan dalam menggunakan ejaan dan
tanda baca yang tepat; 5 siswa kurang tertarik dengan media gambar dari buku yang disajikan oleh guru; dan 6 pelaksanaan kegiatan menulis kembali hanya
sampai pada produk menulis kembali, guru mengesampingkan proses dalam
41
menulis kembali. Dengan menerapkan metode pembelajaran IKP dipadu dengan media film kartun diharapkan segala hambatan menulis kembali karangan narasi
akan hilang dan kemampuan menulis kembali karangan narasi siswa akan meningkat.
Adapun media yang digunakan adalah media film kartun yang menggambarkan cerita yang dapat digunakan siswa sebagai bahan dalam menulis
kembali karangan narasi. Dengan adanya objek yang konkret, siswa akan lebih mudah menuangkan idenya dalam sebuah karangan narasi dan siswa dapat
menerima materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak secara optimal.
Penggunaan suatu media dalam pelaksanaan pembelajaran, bagaimanapun akan membantu kelancaran, efektivitas, dan efisisensi pencapaian tujuan. Bahan
pelajaran yang dimanipulasikan dalam bentuk media pengajaran yang menjadikan siswa seolah-olah bermain, asyik, dan bekerja dengan suatu media itu akan lebih
menyenangkan mereka, dan sudah tentu pengajaran lebih bermakna. Berdasarkan deskripsi di atas, tergambar bahwa penggunaan metode dan
media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti menerapkan metode IKP dengan media film kartun
sehingga segala hambatan menulis kembali karangan akan hilang dan kemampuan menulis kembali karangan siswa akan meningkat.
Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut ini.
42
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
2.6 Hipotesis Tindakan