35
Menurut Sanjaya 2006:170-171, manfaat media pembelajaran, yaitu 1 menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu; 2 memanipulasi
keadaan, peristiwa, atau objek tertentu; dan 3 menambah gairah dan motivasi belajar siswa.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran, yaitu 1 mengkongkretkan konsep pengetahuan
siswa; 2 menambah ketertarikan siswa terhadap pembelajaran; dan 3 Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para
siswa.
2.4.3 Media Film Kartun
Soeparno 1988:55 mengungkapkan bahwa media film dapat mengomunikasikan informasi lewat lambang verbal, visual, dan gerak. Informasi
yang dikomunikasikan dengan cara itu akan lebih konkret sehingga lebih mudah terserap oleh penerima informasi. Sebagai media pengajaran bahasa, film sangat
sesuai untuk melatih keterampilan menulis kembali. Untuk melatih keterampilan menulis kembali dapat dilakukan dengan cara menyuruh siswa membuat
ringkasan isi cerita film yang baru saja disaksikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa film merupakan media yang tepat untuk menstimulasi dan mendorong siswa agar
lebih tertarik dan siswa dapat menerima materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak secara optimal.
Media film mempunyai kelebihan bila dibanding dengan media pembelajaran lainnya. Kelebihan media film kartun tersebut, yaitu 1 media ini
dapat mengomunikasikan informasi lewat lambang verbal, visual, dan gerak.
36
Dengan demikian, informasi itu akan lebih konkret sehingga mudah diserap oleh penerima informasi; 2 dalam waktu relatif singkat media ini dapat
mengomunikasikan materi yang cukup banyak; dan 3 media ini dapat dipresentasikan tanpa kehadiran guru Soeparno 1988:56.
Meskipun mempunyai berbagai kelebihan, namun media ini juga mempunyai kelemahan, antara lain 1 harga peralatannya cukup mahal sehingga
sampai saat ini pun masih banyak sekolah yang belum memilikinya; 2 pembuatan programnya memakan waktu yang cukup lama, dan tidak dapat
dilakukan oleh guru sendiri; dan 3 presentasinya memerlukan ruangan khusus. Untuk penelitian ini, peneliti menggunakan film kartun yang bertema
kehidupan sehari-hari. Film kartun ini termasuk film kartun yang bernuansa pendidikan. Pokok cerita menekankan pada keutamaan doa untuk kegiatan sehari-
hari, seperti doa tidur, doa makan, dan doa untuk orang tua. Peneliti memilih film kartun ini sebagai media pembelajaran karena film
kartun ini menceritakan kehidupan anak-anak dengan sederhana. Jalan cerita yang disuguhkan film kartun ini juga mudah dipahami oleh anak-anak. Bahasa yang
digunakan sangat sederhana sehingga siswa tidak kesulitan dalam pemahaman kosa kata. Selain itu, nilai pendidikan dalam film kartun ini sangat bagus untuk
siswa. Jadi, di samping siswa menikmati cerita, siswa juga akan mendapatkan nilai pendidikan. Film kartun ini dapat menstimulasi dan mendorong siswa agar
lebih tertarik. Film kartun ini menggambarkan cerita yang dapat digunakan siswa sebagai bahan dalam menulis kembali karangan narasi. Dengan adanya objek
yang konkret, siswa akan lebih mudah menuangkan idenya dalam sebuah
37
karangan narasi dan siswa dapat menerima materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak secara optimal.
2.2.6 Pembelajaran Menulis Kembali Karangan Narasi melalui Metode IKP dengan Media Film Kartun