37
karangan narasi dan siswa dapat menerima materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak secara optimal.
2.2.6 Pembelajaran Menulis Kembali Karangan Narasi melalui Metode IKP dengan Media Film Kartun
Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Dengan bahasa manusia dapat mengkomunikasikan apa yang sedang dipikirkannya dan
dapat pula mengekspresikan sikap dan perasaannya. Menurut Wagiran 2007:1, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampun peserta
didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Hal tersebut berarti pembelajaran menulis kembali kembali termasuk usaha untuk
meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara tulis untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan yang ada dalam dirinya dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pembelajaran bahasa Indonesia di SD diarahkan sebagai sarana pembinaan
dan kesatuan bangsa, peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia siswa, sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia untuk
berbagai keperluan, dan sarana pengembangan penalaran. Berdasarkan hal itulah maka tujuan umum pembelajaran bahasa adalah : 1 siswa menghargai dan
membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu dan bahasa negara, 2 siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta
menggunakannya dengan tepat untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan, 3 siswa menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
38
kemampuan intelektual, kematangan emosional dan sosial, dan 4 siswa mampu menikmati, memahami, dan memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan bahasa Syarifah 2009:6-7. Kurikulum guru diberi kewenangan untuk mengembangkan media serta
bahan pelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran. Selain itu guru diberi kewenangan penuh memilih metode yang dianggap tepat dan sesuai dengan
tujuan, bahan dan keadaan siswa. Oleh karena itu, guru hendaknya memilih metode dan media yang dapat menggugah minat belajar siswa.
Untuk menulis kembali karangan narasi dibutuhkan suatu media yang dapat merangsang kegiatan menulis kembali karangan narasi. Salah satu media
yang dapat memunculkan gambaran bagi siswa SD adalah film kartun. Dalam film kartun terdapat peristiwa yang sangat menarik dan sederhana untuk
memudahkan siswa dalam menulis kembali kembali karangan narasi. Film kartun dapat menstimulasi dan mendorong siswa agar lebih tertarik.
Film kartun ini menggambarkan cerita yang dapat digunakan siswa sebagai bahan dalam menulis kembali karangan narasi. Dengan adanya objek yang konkret,
siswa akan lebih mudah menuangkan idenya dalam sebuah karangan narasi dan siswa dapat menerima materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak
secara optimal Soeparno 1988:56. Metode IKP hakikatnya adalah tiga metode yang dilaksanakan secara
serentak yaitu imitasi peniruan, komprehensi pemahaman, dan produksi hasil Massofa 2008. Guru memberikan contoh kepada siswa sebagai acuan peniruan
atau pijakan awal dalam memahami konsep dalam menulis kembali karangan.
39
Setelah terjadi proses pemahaman pada siswa maka guru melanjutkan ke proses selanjutnya yaitu proses produksi, di mana siswa melakukan proses menghasilkan
produk dari amatan peniruan sebelumnya. Tahap penerapan metode IKP dengan media film kartun dalam penelitian
ini, yaitu 1 peneliti menayangkan sebuah film kartun; 2 peneliti dan siswa mengulas film kartun tersebut secara singkat; 3 peneliti menjelaskan materi
mengenai contoh karangan dan penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat; 4 peneliti membagikan karangan tentang film kartun tersebut yang masih salah
ejaan dan tanda baca; 5 peneliti membentuk 4 kelompok kemudian peneliti menugaskan kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan contoh karangan
tentang film kartun yang masih salah ejaan dan tanda baca; 6 siswa berlatih memperbaiki penggunaan ejaan dan tanda baca, pilihan kata, serta kalimat dalan
karangan tersebut; 7 peneliti menayangkan film kartun kedua dengan judul yang berbeda; 8 masih dalam kelompok, peneliti menugaskan kepada tiap kelompok
untuk menyusun kerangka karangan sesuai dengan film kartun tersebut; dan 9 peneliti menugaskan kepada setiap anak untuk menulis kembali karangan sesuai
dengan film kartun tersebut.
2.5 Kerangka Berpikir
Penuangan ide, gagasan, dan imajinasi dalam pikiran ke dalam bentuk tulisan memerlukan metode dan media yang tepat serta latihan secara terus
menerus. Hal ini berdasarkan pada alasan bahwa keterampilan menulis kembali