97
Banyaknya siswa yang memperoleh nilai dalam kategori cukup, karena dalam berbicara mereka tidak memperhatikan urutan cerita yang terdapat
dalam skenario. Berbeda dengan siswa yang nilainya masuk dalam kategori baik, mereka telah mampu berbicara secara runtut sesuai dengan skenario.
4.1.2.2 Hasil Nontes Siklus I
Data nontes siklus I ini diperoleh melelui observasi, angket, wawancara, dan perekaman.
4.1.2.2.1 Hasil Observasi
Pengambilan data melalui observasi ini bertujuan untuk mengetahui tingkah laku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran berbicara ekspresif
dengan teknik simulasi tokoh idola. Kegiatan observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
Pengamatan dilakukan dengan memperhatikan sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif siswa dalam proses pembelajaran antara lain, 1 siswa
memperhatikan pelajaran berbicara ekspresif dengan sungguh-sungguh, 2 siswa aktif dalam tanya jawab dengan peneliti, 3 siswa antusias dan serius
saat menerima tugas dari peneliti, 4 siswa aktif dalam diskusi kelompok, 5 siswa bersemangat dalam berlatih memerankan tokoh idola bersama
kelompoknya. Adapun sifat negatif siswa antara lain, 1 respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran kurang, 2 siswa cenderung bersikap pasif
dan tidak bersemangat dalam kegiatan tanya jawab dengan peneliti, 3 siswa
98
tidak bersemangat saat menerima tugas dari peneliti, 4 siswa pasif dalam diskusi kelompok, 5 siswa tidak bersemangat dalam berlatih memerankan
tokoh idola bersama kelompoknya. Berdasarkan data pada hasil observasi siklus I terdapat beberapa siswa
yang melakukan sifat positif maupun sifat negatif dalam pembelajaran berbicara ekspresif dengan teknik simulasi tokoh idola. Hal ini dapat
dipahami karena proses pembelajaran yang dilakukan peneliti merupakan sesuatu yang baru yang belum pernah diajarkan pada siswa sehingga
diperlukan proses untuk menyesuaikan. Hasil observasi siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 14 Hasil Observasi Aspek Positif Siklus I
No Aspek observasi
Frekuensi Kategori
1. Siswa memperhatikan pelajaran
berbicara ekspresif
dengan sungguh-sungguh.
20 58,8
C
2. Siswa aktif dalam tanya jawab
dengan peneliti. 12
35,3 K
3. Siswa antusias dan serius saat
menerima tugas dari peneliti. 26
76,5 B
4. Siswa
aktif dalam
diskusi kelompok.
26 76,5
B 5.
Siswa bersemangat
dalam berlatih
memerankan tokoh
idola bersama kelompoknya. 19
55,9 C
Keterangan: 1. SB = Sangat Baik : 81-100
2. B = Baik : 61-80
3. C = Cukup : 41-60
4. K = Kurang : 40
99
Data tabel 14, dapat menunjukkan hasil observasi pada aspek positif. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa pada aspek observasi siswa
memperhatikan pelajaran berbicara ekspresif dengan sungguh-sungguh masuk dalam kategori cukup karena hanya terdapat 20 siswa yang
memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh. Siswa-siswa tersebut memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan dengan sungguh-sungguh
selama proses pembelajaran berlangsung. Selama proses pembelajaran berbicara ekspresif dengan teknik
simulasi tokoh idola berlangsung, siswa masih mengalami kesulitan- kesulitan. Untuk memecahkan kesulitan tersebut, beberapa orang siswa sudah
mulai aktif bertanya. Baik bertanya secara terbuka dengan peneliti maupun bertanya ketika peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Aspek observasi ini masuk dalam kategori kurang karena hanya ada 12 siswa yang aktif dalam tanya jawab
dengan peneliti. Selanjutnya, pada tahap menerima tugas, siswa menunjukkan sikap
antusias dan serius dan menunjukkan sikap positif. Siswa begitu bersemangat dalam pembagian peranan simulasi dan berlatih memerankan tokoh yang ada
dalam skenario. Ada berbagai perilaku siswa yang muncul ketika peneliti memberikan tugas tersebut. Aspek observasi ini masuk dalam kategori baik
karena terdapat 26 siswa yang melakukan tugasnya dengan sungguh- sungguh.
100
Dalam pembelajaran berbicara ekspresif dengan teknik simulasi tokoh idola, siswa sangat antusias dan aktif dalam diskusi kelompok. Mereka
berdiskusi tentang pembagian peranan dalam simulasi dan mendiskusikan hal-hal yang diperlukan agar mereka dapat kompak pada saat bersimulasi di
depan kelas. Sebanyak 26 siswa aktif dalam berdiskusi dengan kelompoknya sehingga aspek observasi ini masuk dalam kategori baik.
Aspek observasi yang terakhir adalah siswa bersemangat dalam berlatih memerankan tokoh idola bersama kelompoknya. Pada aspek ini
terlihat sikap siswa yang cukup antusias dalam berlatih memerankan tokoh idola mereka. Hal ini terbukti dengan jumlah siswa yang bersemangat
berlatih memerankan tokoh idola sebanyak 19 siswa dan masuk dalam kategori cukup.
Aspek negatif merupakan kebalikan dari aspek positif. Hasil observasi pada aspek negatif dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 15 Hasil Observasi Aspek Negatif Siklus I
No Aspek observasi
Frekuensi Kategori
1. Respons
siswa terhadap
kegiatan pembelajaran kurang. 17
50 C
2. Siswa cenderung bersikap pasif
dan tidak bersemangat dalam kegiatan tanya jawab dengan
peneliti. 20
58,8 C
3. Siswa tidak bersemangat saat
menerima tugas dari peneliti. 11
32,3 K
4. Siswa
pasif dalam
diskusi kelompok.
14 41,2
C 5.
Siswa tidak bersemangat dalam berlatih
memerankan tokoh
idola bersama kelompoknya. 12
35,3 K
101
Keterangan: 1. SB = Sangat Baik : 81-100
2. B = Baik : 61-80
3. C = Cukup : 41-60
4. K = Kurang : 40
Berdasarkan tabel 15 menunjukkan perilaku negatif respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran kurang, masuk dalam kategori cukup karena
hanya 17 siswa yang berperilaku negatif. Siswa tersebut tidak memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh. Mereka masih sulit berkonsentrasi
terhadap proses pembelajaran. Selain itu, siswa-siswa tersebut menganggap mudah materi yang disampaikan peneliti dan kurang tertarik dengan
pembelajaran berbicara ekspresif dengan teknik simulasi tokoh idola. Ketika mengalami kesulitan selama proses pembelajaran berbicara
ekspresif dengan teknik simulasi tokoh idola, beberapa orang siswa sudah mulai berani mengajukan pertanyaan untuk memecahkan masalah mereka.
Sementara itu, sebanyak 20 siswa masih enggan mengajukan pertanyaan sehingga aspek observasi ini masuk dalam kategori cukup.
Selanjutnya, pada tahap kegiatan praktik berbicara ekspresif dengan teknik simulasi tokoh idola yang merupakan materi baru bagi siswa, muncul
perilaku negatif, yaitu siswa tidak bersemangat saat menerima tugas dari peneliti. Aspek observasi ini masuk dalam kategori kurang karena hanya 11
siswa yang masih tidak bersemangat saat menerima tugas berbicara ekspresif dengan teknik simulasi tokoh idola. Siswa-siswa tersebut masih belum
102
tertarik dengan teknik simulasi tokoh idola dalam pembelajaran berbicara ekspresif.
Aspek observasi siswa pasif dalam diskusi kelompok masuk dalam kategori cukup karena hanya 14 siswa yang berperilaku negatif. Siswa-siswa
tersebut masih bersikap pasif dan cenderung diam dalam diskusi kelompok. Selain itu, mereka juga belum bisa berinteraksi dengan teman kelompoknya
dan cenderung hanya memperhatikan anggota kelompok yang lain saat berbicara.
Aspek observasi pada perilaku negatif yang terakhir adalah siswa tidak bersemangat dalam berlatih memerankan tokoh idola bersama kelompoknya.
Aspek observasi ini masuk dalam kategori kurang karena hanya 12 siswa tidak bersemangat dalam berlatih memerankan tokoh idola bersama
kelompoknya. Siswa-siswa tersebut lebih senang melihat anggota kelompok lain berlatih memerankan tokoh idola.
Dari hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa selama proses pembelajaran berbicara ekspresif dengan teknik simulasi tokoh idola jumlah
siswa yang berperilaku positif lebih banyak daripada siswa yang berperilaku negatif.
4.1.2.2.2 Hasil Angket