39
memang ada dalam mengartikan ekpresi wajah yang tepat. Ekpresi wajah tersebut umumnya hanya membutuhkan sedikit sekali penerjemahan dibandingkan dengan
bahasa lisan. Berpijak pada pernyataan itu, berbicara ekspresif dapat diartikan berbicara
dengan memberikan gambaran, maksud, gagasan serta curahan perasaan secara jelas. Curahan perasaan, gambaran, serta maksud tersebut dapat dituangkan
dengan suara, lafal, intonasi, gestur, dan mimik yang sesuai dengan hal yang diungkapkan sehingga lawan bicara mampu serta dapat dengan mudah
menangkap maksud dari pesan yang disampaikan.
2.2.4 Teknik Simulasi
Berikut dipaparkan mengenai hakikat teknik simulasi, tujuan simulasi, dan prinsip-prinsip simulasi.
2.2.4.1 Hakikat Teknik Simulasi
Simulasi berasal dari kata “Simulate” artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah. Simulasi juga berarti tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja.
Simulasi sebagai teknik pembelajaran adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman atau hakikat suatu prinsip atau keterampilan tertentu melalui proses
kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan tidak sesungguhnya. Pembelajaran dengan teknik simulasi ini menggunakan situasi tiruan atau berpura-pura untuk
memperoleh pemahaman tentang hakikat suatu konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Jadi, secara harfiah simulasi diartikan sebagai peniruan dari keadaan
40
yang sebenarnya. Sebagai teknik, simulasi berarti memberikan kemungkinan kepada siswa untuk menguasai suatu keterampilan dalam situasi tiruan Subana
dalam Wulansari 2007:32. Teknik simulasi digunakan dalam semua sistem pengajaran, terutama
dalam desain instruksional yang berorientasi pada tujuan dan tingkah laku. Latihan-latihan keterampilan memuat praktik yang dilaksanakan di dalam situasi
kehidupan nyata dalam pekerjaan tertentu, atau dalam situasi simulasi yang mengandung ciri-ciri kehidupan senyatanya. Latihan-latihan dalam bentuk
simulasi pada dasarnya melaksanakan tugas yang akan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Uno 2007:26 teknik simulasi digunakan pada empat kategori keterampilan yaitu kognitif, psikomotor, reaktif, dan interaktif. Keterampilan-
keterampilan tersebut
diperlukan untuk
mengembangkan keterampilan-
keterampilan produktif yang lebih kompleks. Kategori pertama simulasi dalam mantra kognitif yaitu pemecahan
masalah yang khusus, perencanaan dan tugas-tugas membuat keputusan dapat disimulasikan dengan menyajikan situasi yang nyata dan data kepada siswa.
Siswa bertindak selaku pembuat keputusansebagai perencana. Simulasi dalam mantra psikomotor merupakan kategori yang kedua.
Maksudnya simulasi dalam bentuk pelatihan kerja off job training dilaksanakan pada semua bidang latihan keterampilan psikomotor. Keuntungan penggunaan
teknik itu adalah memberikan pengalaman, mengurangi bahaya-bahaya yang
41
terjadi pada latihan di lapangan, menghemat perlengkapan produktif dan meningkatkan dampak latihan.
Kategori yang ketiga adalah simulasi dalam mantra reaktif yaitu simulasi mengenai gejala-gejala sosial dan gejala-gejala lainnya dimaksudkan untuk
mengembangkan sikap dan nilai. Misalnya yang berkenaan dengan masalah- masalah kesukuan, masalah-masalah kekeluargaan dapat diungkapkan dalam
bentuk studi kasus dramatisasi atau sosiodrama. Dalam kesempatan itu para siswa dapat mengidentifikasi, melihat, dan merasakan masalah-masalah tersebut
berdasarkan pandanan atau pendapat para angota-anggota kelompok sosial lainnya.
Simulasi dalam mantra interaktif merupakan kategori yang keempat. Bahwa
teknik simulasi
juga bermanfaat
dalam rangka
pengembangan keterampilan-keterampilan interaktif dalam bidang sosial dan situasi-situasi
pembelajaran lainnya, dengan cara melibatkan para siswa dalam peranan-peranan tertentu misalnya dengan metode bermain peranan role playing.
Berdasarkan uraian itu dapat disimpulkan bahwa simulasi merupakan salah satu teknik pengajaran yang di dalamnya terdapat pembelajaran yang bersifat
tiruan mengenai kejadian sebenarnya yang terdapat pada lingkungan sekitar untuk memperoleh pemahaman tentang hakikat suatu konsep, prinsip, atau keterampilan
tertentu. Simulasi dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa terutama untuk pembelajaran menyimak dan berbicara.
42
2.2.4.2 Tujuan Simulasi