102
tertarik dengan teknik simulasi tokoh idola dalam pembelajaran berbicara ekspresif.
Aspek observasi siswa pasif dalam diskusi kelompok masuk dalam kategori cukup karena hanya 14 siswa yang berperilaku negatif. Siswa-siswa
tersebut masih bersikap pasif dan cenderung diam dalam diskusi kelompok. Selain itu, mereka juga belum bisa berinteraksi dengan teman kelompoknya
dan cenderung hanya memperhatikan anggota kelompok yang lain saat berbicara.
Aspek observasi pada perilaku negatif yang terakhir adalah siswa tidak bersemangat dalam berlatih memerankan tokoh idola bersama kelompoknya.
Aspek observasi ini masuk dalam kategori kurang karena hanya 12 siswa tidak bersemangat dalam berlatih memerankan tokoh idola bersama
kelompoknya. Siswa-siswa tersebut lebih senang melihat anggota kelompok lain berlatih memerankan tokoh idola.
Dari hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa selama proses pembelajaran berbicara ekspresif dengan teknik simulasi tokoh idola jumlah
siswa yang berperilaku positif lebih banyak daripada siswa yang berperilaku negatif.
4.1.2.2.2 Hasil Angket
Angket dalam penelitian ini adalah angket guru dan siswa. Kedua angket tersebut berisi ungkapan atau tanggapan guru dan siswa selama
pembelajaran berbicara ekspresif dengan teknik simulasi tokoh idola.
103
1 Angket Siswa
Angket siswa yang diberikan terdiri atas lima pertanyaan dan diisi secara individu. Lima pertanyaan itu meliputi, 1 kesan siswa terhadap materi
pembelajaran berbicara ekspresif, 2 kesulitan siswa dalam berbicara ekspresif, 3 kesan siswa tentang cara yang digunakan peneliti dalam
pembelajaran berbicara ekspresif, 4 perasaan siswa saat mengikuti pembelajaran berbicara ekspresif, 5 saran siswa untuk pembelajaran
berbicara ekspresif dengan teknik simulasi tokoh idola. Berdasarkan hasil angket siswa diketahui bahwa sebanyak 27 siswa merasa senang dan tertarik
terhadap materi pembelajaran berbicara ekspresif dengan teknik simulasi tokoh idola karena mereka mempelajari hal baru dan menambah pengalaman
untuk meningkatkan ekspresi siswa dalam berbicara. Sementara itu, tujuh siswa merasa tidak tertarik dengan materi pembelajaran berbicara ekspresif
dengan teknik simulasi tokoh idola karena mereka masih tidak percaya diri saat praktik berbicara ekspresif di depan kelas.
Dalam penggunaan teknik simulasi tokoh idola, sebanyak 21 siswa masih mengalami kesulitan terutama dalam hal menampilkan ekspresi dan
rasa kurang percaya diri mereka yang masih kurang. Sementara itu, 13 siswa sudah tidak mengalami kesulitan karena teknik simulasi tokoh idola
memudahkan mereka dalam berbicara ekspresif. Tanggapan siswa tentang cara yang digunakan peneliti dalam
pembelajaran berbicara ekspresif, sebanyak 30 siswa merasa lebih mudah dalam bericara ekspresif, dapat dengan mudah menentukan jeda, gestur, serta
104
mimik yang tepat. Sementara itu, empat siswa masih belum serius dan belum tertarik mengikuti pembelajaran berbicara ekspresif.
Perasaan siswa saat mengikuti pembelajaran berbicara ekspresif, sebanyak 33 siswa merasa tertarik dengan pembelajaran berbicara ekspresif
karena dapat melatih kepercayaan diri mereka pada saat berbicara. Adapun satu siswa masih kurang tertarik dengan pembelajaran berbicara ekspresif
karena cenderung pendiam dan masih merasa kesulitan dalam berbicara di depan kelas.
Saran siswa terhadap pembelajaran berbicara ekspresif dengan tekni simulasi
tokoh idola
sangat baik,
mereka merasa
senang dengan
pembelajaran yang telah berlangsung. Sebanyak 34 siswa memberikan saran yang mendukung terhadap pembelajaran yang akan datang. Mereka
mengharapkan pembelajaran yang mendatang akan lebih menarik dan menyenangkan. Siswa merasa senang karena selama proses pembelajaran,
peneliti bisa menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
2 Angket Guru
Angket guru merupakan hasil pengamatan peneliti tentang perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran. Aspek-aspek pengamatan yang
terdapat dalam angket guru, antara lain, 1 catatan mengenai kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran berbicara ekspresif dengan teknik simulasi
tokoh idola, 2 catatan tentang tanggapan siswa terhadap teknik simulasi tokoh idola, 3 keseriusan dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
105
berbicara ekspresif dengan teknik simulasi tokoh idola, 4 catatan yang berisi tentang suasana pembelajaran di dalam kelas setelah diterapkan teknik
simulasi tokoh idola, 5 perilaku siswa selama kegatan berbicara ekspresif dengan menggunakan teknik simulasi tokoh idola.
Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran berbicara ekspresif dengan teknik simulasi tokoh idola dapat terlihat ketika peneliti memasuki
kelas, para siswa telah siap di tempat duduk masing-masing. Suasana kelas yang semula gaduh menjadi tenang ketika peneliti mulai menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Siswa mulai tertarik dengan pembelajaran karena dengan teknik simulasi tokoh idola yang baru kali pertama mereka
ketahui. Tanggapan siswa terhadap teknik simulasi tokoh idola dalam
pembelajaran berbicara ekspresif, beberapa siswa masih mengalami kesulitan ketika harus dituntut untuk tampil di depan kelas secara berkelompok, namun
sebagian besar siswa sudah mampu memanfaatkan tokoh idola untuk menampilkan ekspresi mereka dalam berbicara.
Keseriusan dan keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran berbicara ekspresif dengan teknik simulasi tokoh idola ditunjukkan dengan
respons siswa yang mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Beberapa orang siswa
sudah tidak malu menanyakan hal-hal yang masih sulit bagi mereka. Ada yang bertanya ketika peneliti menerangkan di depan kelas, ada pula yang
106
bertanya ketika peneliti mengamati siswa ketika mereka berlatih dengan kelompoknya.
Suasana kelas setelah diterapkan pembelajaran berbicara ekspresif dengan menggunakan teknik simulasi tokoh idola. Respons siswa sangat
antusias dan senang dalam menerima teknik baru dalam pembelajaran berbicara ekspresif, melalui teknik simulasi tokoh idola siswa akan lebih
mudah dalam menampilkan ekspresinya ketika berbicara di depan kelas. Siswa mengerjakan tugas dari peneliti dengan sungguh-sungguh dan serius.
Sementara itu, ada beberapa siswa yang mengeluh ketika diberi tugas dan mereka masih tidak sungguh-sungguh berlatih dengan kelompok mereka.
Perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, meskipun ada banyak siswa yang berperilaku positif, ada juga beberapa siswa yang
berperilaku negatif yaitu masih berbicara sendiri dengan temannya dan menganggu kelompok lain saat berlatih. Hal itu akan menganggu teman yang
lain dalam berlatih dengan kelompoknya.
4.1.2.2.3 Hasil Wawancara